.
.
.
'Apaan nih?'
Aku bingung dengan jendela putih yang tiba-tiba muncul.
Aku tidak menghadiri perburuan dalam mode normal, jadi aku tidak benar-benar tahu bahwa ada pencarian seperti ini.
Segera setelah aku berpikir tentang apa yang harus ku lakukan, tulisan baru ditambahkan di jendela putih.
____
<SISTEM> Quest utama akan secara otomatis diterima dalam 5 detik.
<SISTEM> 5
<SISTEM> 4
<SISTEM> 3
Aku berhenti berpikir dan buru-buru menekan [Tolak] pada hitungan mundur yang menurun dengan cepat.
Jendela putih itu langsung menghilang, tapi tempat itu....
"Sudah lama, Putri."
Ada mata merah.
'Ini gila bray.'
Aku berhasil menelan teriakan refleksif ku.
Pupilku bergetar hebat.
'Sejak kapan dia ... '
Ketika aku mengalihkan pandangan dari Putra Mahkota dan memeriksa jendela sistem - pada saat itu, dia datang tanpa tanda.
Putra Mahkota, dengan tangan bersedekap, menyandarkan tubuh atasnya dan tersenyum padaku seperti binatang buas yang melihat mangsanya.
Gigi putihnya terlihat melalui bibir merahnya.
Itu adalah pemandangan yang bahkan lebih menakutkan daripada hantu. Aku merasakan napasku tersangkut.
"Saya, saya merasa terhormat bertemu Matahari Kecil Kekaisaran." aku memaksakan suara gemetar ku.
"Sulit melihat wajahmu."
"....."
"Aku mendengar bahwa kamu telah pulih dari luka. Apakah kamu merasa lebih baik sekarang?"
Alih-alih menerima salam ku, dia mengatakan sesuatu yang lain- yang mendekati ejekan.
Memang benar aku bermasalah selama beberapa hari setelah dia memotong leher ku.
Aku memiliki keinginan yang membara untuk menembaknya dan mengatakan kepadanya bahwa aku tidak baik-baik saja, tetapi aku adalah seseorang yang tahu bahwa hidup ku penting.
"Itu berkat perhatian anda ... bahwa saya sudah benar-benar pulih." aku menjawab dengan putus asa, menarik sudut mulut ku.
Kemudian Putra Mahkota mengucapkan sesuatu yang membuatku pucat karena takjub.
"Aku akan meninggalkan segalanya jika kamu memintaku untuk mengunjungimu."
"....."
"Aku sudah menunggumu selama ini, tapi kamu tidak pernah menjawabku."
"Hah? A-apa .. !!" Bagaimana dia bisa berbicara omong kosong seperti itu?
Aku menggelengkan kepalaku dan berteriak putus asa pada kata-kata nya yang tidak tulus.
"B-bagaimana saya bisa meminta Putra Mahkota untuk mengunjungi saya ketika dia sangat sibuk? Saya benar-benar baik-baik saja, Yang Mulia. Sungguh."
"Itu terlalu buruk. Kita mungkin menjadi kekasih di masa depan. Setidaknya aku bisa melakukan itu, bukan begitu?"
"Hah?!" Aku merasa seperti akan pingsan kali ini.
'Apa sih yang dibicarakan bajingan ini?'
Aku menghilangkan senyum yang ku miliki dan nyaris tidak membuka bibir ku yang bergetar. "Siapa ... dengan siapa?"
"Tentu saja, aku dan Putri."
* Duarr-! *. Aku merasakan badai petir menghantam telingaku.
Setelah menembakkan tujuannya, Putra Mahkota berjalan mengitari meja setelah mengangkat bagian atas tubuhnya. Kemudian, tanpa henti, ia menjatuhkan diri ke tempat Derrick duduk sebelumnya.
Aku membeku. Dia mengangkat matanya yang merah dengan lesu dan menatapku seperti itu.
"Kamu belum melupakan janji yang kamu buat denganku, bukan, Putri?"
"Apa..."
"Bahwa saat kita bertemu berikutnya, kamu akan menjelaskan secara terperinci mengapa, bagaimana, dan apa yang membuatmu jadi menyukai aku."
Dia tidak melewatkan satu baris pun dari apa yang dia katakan ketika dia melepaskanku kembali di jamuan makan.
"Tentu saja, kamu sudah menyiapkan jawaban, bukan?"
"....."
"Ayo. Katakan sesuatu." Putra Mahkota mengangkat kepalanya dan mendesak untuk penjelasan.
Pada saat yang sama, bagian atas rambut emasnya berkilau.
[Bunga 3%]
Itu hanya 3%.
Jika aku mengatakan sesuatu yang salah, aku akan menderita penghinaan dari permainan sebelum dia memotong leher ku dengan pedang yang dimilikinya.
Aku merasa mata ku memutih.
"Itu ... itu ..."
"Tidak perlu malu, cukup bicaralah dengan nyaman. Lagipula tidak ada tikus yang menguping."
Sama seperti apa yang dia katakan, tidak ada orang dalam radius satu meter dari meja. Mereka semua hanya melihat pertemuan antara pembunuh kekaisaran dan anjing gila Duchy dari jauh, penuh dengan kegembiraan.
"Aku sudah bilang." Putra Mahkota mendesak ku sekali lagi.
"Itu ... jadi ..." Aku berusaha keras untuk mengatakan apa yang ingin aku katakan, dan aku dalam hati meneteskan air mata darah.
'Tidak peduli betapa takutnya aku waktu itu aku akan mati, mengapa aku mengatakan omong kosong seperti itu?'
Tidak peduli seberapa banyak aku berpikir, tidak ada yang terlintas dalam pikiran.
Aku hanya bertemu dengannya dua kali.
Selain itu, satu-satunya hal baik tentang dia adalah warna rambutnya menonjol dan aku tidak perlu memaksakan mata untuk mencarinya.
Aku tidak punya alasan lain.
"...Putri." Putra Mahkota memanggil ku lagi. Mungkin aku sudah terlalu lama berhenti, dan suaranya menjadi dingin.
Aku menutup mata dengan erat.
Ah, aku tidak tahu lagi.
"Saya, saya tidak suka Putra Mahkota lagi."
"...Apa?" Salah satu alis matanya tiba-tiba naik.
Aku takut dia akan mencabut pedangnya. Aku mengulangi pernyataan ku dengan cepat.
"Saya menyadari bahwa akan lebih baik bagi orang itu bahwa saya menyerah karena perasaan saya tidak akan pernah bisa dibalas."
"....."
"Saya sangat menyesal mengganggu anda dengan perasaan sepihak saya, Yang Mulia! Saya akan tahu tempat saya lain kali, dan saya akan menemukan seseorang yang lebih realistis untuk dijangkau."
Aku benar-benar keluar dari pikiran ku karena ketakutan yang muncul di kepala ku.
"Sayaminta maaf tentang waktu itu. Saya minta maaf ..." Bergumam kata-kata seperti itu, aku menyelesaikan pernyataanku tanpa tersandung lebih jauh.
'Aku yakin semua orang telah mendengar pada saat ini.'
Aku sengaja berbicara dengan keras.
Cinta berubah, sejak awal.
Tidak masalah jika Pangeran Mahkota melakukan apa yang diinginkannya, tentu saja, dia tidak akan membunuh Putri yang meminta maaf di depan semua bangsawan itu.
Meskipun game ini adalah sebuah cerita tanpa dasar, tidak akan seburuk itu, kan? Itu tidak akan membuatnya sebagai orang gila.
Tapi itu hanya khayalanku.
"Hah!" Putra Mahkota, yang tampaknya diam-diam merenungkan kata-kata ku untuk waktu yang lama, tertawa keras.
"Sudah ada satu lagi?"
"...Maaf?"
"Bajingan macam apa itu?"
* Sriing- * Tiba-tiba, dia melompat dari kursinya dan mengeluarkan pedang dari pinggangnya.
Memang, dia adalah orang gila yang memakai pedang panjang untuk kompetisi berburu.
"Katakan padaku bajingan yang mana kali ini, kamu mengakui cintamu dengan mulutmu itu." Mata merah yang menatapku berkobar.
Ada antisipasi mengerikan yang mengalir dari ujung pedang, seolah membidikku tepat pada saat ini.
'Persetan, kenapa game ini seperti ini ?!' aku menangis.
"Aku tidak terlalu sabaran, Putri."
"....."
"Jadi, akan lebih baik jika kamu menjawab dengan cepat."
"S-saya belum memutuskan siapa pun ..." Aku menjawab dengan enggan, berkeringat deras.
[Minat 4%]
Ku pikir menjawab jawaban yang sangat bagus karena minatnya meningkat satu persen, tetapi aku tidak begitu bahagia.
Meskipun bagian atas kepalanya, alis Putra Mahkota berkerut menakutkan.
"... Cinta yang sang Putri akui, apakah biasanya ringan dan dangkal?"
"Iya." Takut tertangkap lagi, saya menjawab dengan cepat. "Saya jatuh cinta dengan cepat ..."
"Kedengarannya ada seorang lelaki di kekaisaran yang lebih baik dariku."
"Ah .." Itu benar. Semua orang baik-baik saja kecuali lo.
Tetapi entah bagaimana, aku merasa seperti berada dlam masalah karena dia menjawab seperti itu.
Aku melihat bagian atas kepalanya, tidak mengatakan apa-apa, dan mencengkeram berlebihan Putra Mahkota di hati ku.
Dengan tangan memegang pedangnya.
"Kamu sangat jahat, Putri. Aku tidak bisa tidur sepanjang malam dan menantikan hari ini." Pedang panjang itu menyapu wajahnya dengan berbahaya.
Ketika aku menatap nya yang seperti orang gila,
"Apa yang anda kerjakan sekarang?"
Seorang penyelamat muncul.
"O-oppa!" Salah satu perisai yang dengan dingin pergi telah tiba.
Tampaknya ada lingkaran cahaya yang bersinar di belakang Derrick yang sedang menuju ke sini.
'Kenapa kau baru saja datang ke sini sekarang?!'
Aku menggumam tangis dalam hatiku dan dengan cepat bersembunyi di belakangnya.
"Ah, bukankah kamu Duke Muda?" Mata merah menatapku aneh, lalu dengan lambat mengakui pria lain.
Derrick tiba-tiba memusuhi Putra Mahkota.
"Saya bertanya apa yang anda lakukan, Yang Mulia."
"Aku sedang mengobrol dengan adik perempuanmu."
"Dengan pedang anda yang terhunus?"
"Ah, ini?" Pangeran itu menyeringai pada pedang yang dia tarik ke arahku.
"Bukan apa-apa. Mungkin karena kita di dekat hutan, aku sudah mendengar hal-hal terbang dan berdengung di sekitar."
Seperti dia benar-benar menangkap benda-benda terbang, dia mengayunkan pedangnya dengan suara 'whuussh' beberapa kali dan menyarungkan pedangnya.
Itu mungkin terlihat seperti gerakan yang sangat keren ketika ditonton dari jauh, tetapi di mata ku, dia hanya terlihat seperti orang gila.
"... Apakah Penelope melakukan sesuatu yang tidak sopan terhadap anda, Yang Mulia?"
Ku pikir itu hanya pikiran ku bahwa Derrick menatapnya dengan dingin dan bertanya.
"Tidak sopan ...." Putra Mahkota bertindak khawatir dengan mengelus dagunya, tetapi setelah itu dia berbicara dengan tangan di punggungnya.
"Itu benar. Dia melakukan hal yang sangat tidak sopan kepadaku."
.
.
.
____
Haaii,, makasii udah mampir baca.
Jika ada yang tidak dimengerti, boleh TANYA JAWAB DI KOMENTAR yaa!!. mohon dimaafkan..
( ̄ε ̄ʃƪ)
Komentar
Posting Komentar