Langsung ke konten utama

Chapter 59


.
.
.
Ada keheningan dingin di dalam kereta, seolah-olah seseorang telah menuangkan air dingin di dalamnya.

'Ha ha. Kita dalam masalah. Kita dalam masalah,'

Aku hanya tersenyum sedih.

"... Apa, Penelope memberikan anda itu?" Derrick bertanya dengan suara rendah.

Aku bergidik marah karena suatu alasan.

Sang Duke tersenyum, hampir terkekeh, dan berbicara ke arah mereka. "Ehem, aku berbicara tentang kalian juga. Bersikap baik padanya. Kalian ini tidak populer di kalangan wanita karena kepribadian kalian."

"...Heh?" Reynold tersenyum seolah suasana hatinya menurun.

Saat itulah, Derrick, yang diam-diam menatap Duke, tiba-tiba berbalik ke arahku. Emosi yang tidak diketahui mengalir melalui mata biru lautnya yang biru.

"Kamu, untukku ..." Dia mencoba mengatakan sesuatu dengan suara yang tertekan, tetapi dia menutup mulutnya dan berpaling. Dan,

'Minat -1%'

[Minat 26%]

'Ah kenapa? Gak ada gunanya juga aku memberimu jimat!'

Aku jengkel dengan suku minat hard mode, yang jatuh sangat mudah.

****

Kecepatan kereta melambat tajam saat mendekati istana.

Melihat ke luar jendela, aku bisa melihat bentangan panjang kereta di sisi barat pintu masuk.

"Mengapa begitu lama?" aku bertanya-tanya, karena aku memasuki perjamuan sebelumnya tanpa masalah.

Duke yang memberi ku jawaban untuk pertanyaan ku, "Mereka memeriksa senjata sihir hitam atau penyihir."

"Inspeksi?"

"Itu benar. Kompetisi berburu diselenggarakan oleh Putra Mahkota sendiri. Hidupnya itu penting, jadi semuanya diperiksa secara menyeluruh."

Aku yang ingin tahu segera mengangguk mengerti.

Putra Mahkota, yang merupakan pahlawan perang, memiliki banyak musuh tidak hanya di dalam kekaisaran tetapi juga di luarnya.

Sampai dia naik tahta, dia mungkin akan mengalami pemeriksaan dan ancaman terus-menerus untuk hidupnya.

'Itu sebabnya kepribadiannya hancur.'

Aku merasa yakin dengan karakternya yang gila.

Tapi pikiran itu bukan yang paling simpatik- akulah yang paling menyedihkan di sini.

'Tetapi jika mereka sedang memeriksa penyihir... maka Vinter tidak bisa berpartisipasi?'

Setelah beberapa saat, kereta pangkat seorang duke telah mencapai titik pemeriksaan, jadi pikiran ku tidak bertahan lama.

Tentu saja, kami melewatinya dengan mudah.

Manik-manik untuk panah ku diperiksa untuk sihir, tetapi karena itu untuk berburu, tidak ada masalah dengan itu.

Setelah pemeriksaan, penyihir istana mengembalikan kotak panah ku kepada Emily yang naik kereta yang berbeda.

"Apa lagi yang akan kau lakukan kali ini? Kau sudah menyiapkan segalanya." Melihatnya melalui jendela, Rennald berbicara dengan sinis.

Derrick setuju dengan komentar Rennald, menghela nafas dan menatapku dengan sedih.

*Ukhuk! * Sang Duke, yang telah mempersiapkan dirinya dengan kuat, batuk dengan gelisah dan aku merasa diperlakukan salah lagi.

****

Tempat di mana festival malam berlangsung adalah taman yang luas, tidak jauh dari tempat berburu.

Meskipun acara itu di luar ruangan, istana tetaplah jadi istana, menghiasi ruang perjamuan dengan indah.

Kain halus dan pita didekorasi untuk membuat bunga dan taman yang berwarna-warni lebih indah.

Lampu warna-warni di semak-semak tinggi melilit ruang perjamuan sehingga tidak ada yang bisa melihat dari luar. Itu terlihat sangat keren.

Karena banyak orang telah tiba, para pelayan sibuk berjalan di antara meja bundar yang disiapkan untuk setiap keluarga.

Begitu Duke dan kedua saudara itu tiba, mereka pergi untuk memeriksa penginapan dan kuda-kuda untuk digunakan dalam perburuan. Karena itu, aku tidak punya pilihan selain memasuki taman dengan Emily di belakang ku.

'Dimana dia? Dia belum datang?' 

Aku mencari di sekelilingku dengan panik, mataku berkeliaran di antara bangsawan yang tak terhitung jumlahnya. Aku perlu mencari tahu di mana Putra Mahkota berada.

Jantungku berdegup kencang karena aku tidak tahu di mana dia akan muncul. Aku seharusnya mengikuti yang lain dan ikut dengan mereka.

'Dia orang gila, tapi dia tidak akan membunuhku di tempat di mana semua orang Duke berada.'

Aku merasa kecil hati karena penyesalan ku yang terlambat.

Tiba-tiba, aku mulai mendengar ucapan tidak menyenangkan.

"Betapa tidak tahu malu. Tidak masalah jika larangan partisipasi nya dicabut, aku tidak tahu dia akan datang ke sini."

"Itulah yang aku katakan. Apa yang sebenarnya diajarkan Duke Eckart kepada anak-anaknya?"

"Oh, Nyonya! Jangan katakan itu. Anak haram apa yang akan menerima pendidikan?"

Siapa pun bisa tahu mereka sedang membicarakan ku.

Aku mengerutkan kening dan mencari-cari sumbernya, tetapi aku tidak dapat menemukan mereka. Semua orang di kebun menatapku.

'Yah, tidak heran, sejak superstar tahun lalu muncul.' 

Kupikir begitu, tetapi aku merasa terganggu oleh penghinaan mereka.

Aku menyadari bahwa itu bukan tempat ku untuk memahami bagaimana kepribadian Putra Mahkota dihancurkan- Penelope juga memiliki musuh di dalam dan luar. Ada alasan mengapa dia memilih jalan menuju kejahatan.

"Oh, tidak! Lihat pakaian murah itu."

"Betapa memalukan bagi seorang bangsawan yang belum memasuki usia dewasa ..."

Emily membuat ekspresi cemberut. Dia telah bekerja dengan pelayan lainnya dan memilih gaunku yang menonjolkan kecantikanku.

Aki sudah menerima kritik keempat pada pakaianku hari ini.

'Aku dengar kau akan lolos dari pembunuhan jika kau menahannya tiga kali.'

Sekarang setelah tiga kali berlalu, apakah sekarang aku harus membuat masalah?

"Emily." Aku memanggil pelayan dengan suara rendah yang semua orang tidak bisa dengar. "Pergi dan ambil busurku."

Mata Emily bergetar sekaligus. "Ya, Nona! Saya akan segera kembali!"

Segera, dia berbalik setelah menjawab lebih keras daripada ketika aku berbicara.

Kenapa dia selalu ngeri ketika aku mengatakan sesuatu yang menakutkan? Aku menyeringai ketika melihatnya menghilang ke sisi penginapan.

Berbeda dari keributan yang keras beberapa waktu lalu, aula dengan tenang mereda.

'Katakan satu kata lagi.' 

Aku mengangkat daguku dengan bangga dan melihat sekeliling.

Sangat lucu melihat orang-orang menoleh dengan tergesa-gesa setelah aku menatap setiap mata yang menatapku.

Bahkan jika satu-satunya pelayan menghilang dan satu-satunya anak perempuan dibiarkan sendirian, tidak ada yang mau mengolok-oloknya.

'Sepertinya tidak ada dari kalian yang ingin tertembak oleh seekor simpanse bersenjatakan panah.'

Aku menambahkan pemikiran untuk melacak lokasi Putra Mahkota. Untungnya, dia belum muncul - jika dia ada di sini dan dia melihat ku, dia tidak akan hanya berdiri di sana.

Sedikit lega, aku pindah ke meja keluarga Eckart di depan ku. Ketika aku duduk di kursi dan menyilangkan kaki, aku memanggil seorang pelayan yang lewat.

"Kau disana."

"Y-ya!"

"Ambilkan anggur untukku. Bukan gelas, tapi sebotol."

Akhirnya, karena berada di bawah prasangka dan pengawasan masyarakat, ada suara terengah-engah di mana-mana.

"Nona!" Setelah beberapa saat, Emily datang membawa tas panah ku. Dia pasti berlari dengan susah payah, terengah-engah begitu dia memberiku panah.

"Kamu bekerja keras, Emily."

Emily menyeringai dengan wajah kuyu.

Seringai jahat yang kulihat ketika dia menusukku dengan jarum sebelumnya.

Geder! Aku meletakkan kotaknya di atas meja dan mengeluarkan panah. Aku mulai menaruh manik-manik itu dengan terbuka.

Clunk. Klik. klik, klik ..-!

Hanya suara manik-manik yang dipasang pada panah bersuara di ruang perjamuan sunyi.

"Oh, duniaku! Seseorang, seseorang hentikan dia ..!"

"Bukankah kau seharusnya membawa masuk penjaga?" 

Aku mendengar bisikan di suatu tempat.

Ketika aku memutar engkol tanpa memperhatikan,

"Hah. Apa yang kau lakukan sekarang?"

Tiba-tiba angin bertiup di atas kepalaku. Ketika aku melihat ke atas, Duke dan putra-putranya telah tiba.

Penampilan mereka memancarkan kelihatan lega dari sekitar kami.

"Kau bertingkah seolah kau sudah Menunggu. Karena aku mendengar suara simpanse, apakah kau akan menembak ku?"Reynold bertanya, tercengang.

Klik. Setelah aku akhirnya selesai memuat panah ku dan meletakkannya di punggung ku, aku menjawabnya tanpa melihat.

"Jangan pedulikan aku."

"Tidak bisakah kau melihat bahwa semua orang menatapmu sekarang? Kau tahu apa yang akan membuatmu malu ...!"

"Reynold." Sang Duke memperingatkan suaranya yang semakin keras.

Reynold melihat sekeliling sejenak dan merengut. "... Kau tidak akan duduk dengan kelihatan konyol seperti itu kan, kau jalang gila." Suara gigi terkatup dan bisikan sumpah mengerikan.

Aku juga berpikir bahwa kelihatannya konyol bagi ku untuk menemukan diri ku dengan panah luar biasa di atas gaun mewah, tetapi aku tidak menjawab apa pun.

Karena mereka tidak akan percaya jika aku mengatakan bahwa itu adalah ukuran untuk melindungi diri ku sendiri.

"Penelope Eckart."

Ada orang lain yang menatapku seperti aku adalah wanita gila.

"Ini adalah pertama kalinya pelaranganmu dicabut dalam setahun. Sebaiknya kau tidak bertindak gegabah."

"Ayah memberiku izin." aku tidak punya pilihan selain membuat alasan yang paling meyakinkan.

Rennald bertanya, melotot. "Apakah itu benar, ayah?"

Melihat Duke mengerutkan kening membuatku merasa sedikit terintimidasi. Untungnya, dia tidak mengatakan tidak walaupun dia mendecakkan lidahnya dengan tidak setuju.

"Bukankah aku sudah memberitahumu untuk tidak membawa senjata berburu di aula perjamuan? Berhentilah bersikap seperti itu dan duduk."

"Tapi ayah! Dia sudah memiliki catatan ..."

"Hmm. Jadi sebegitu banyak kamu tidak percaya pada adik perempuan mu. Dia sudah sangat menyesal, jadi perhatikan saja."

"....."

"Dan kamu juga, Penelope," Duke melihat ke belakang dan memperingatkan ku.

"Kamu sadar bahwa jika kamu membuat keributan lagi, aku akan mengurung mu di istana."

"Tentu saja! Tolong percayalah pada saya, ayah." Aku menyeringai.

Rennald sepertinya punya banyak hal untuk dikatakan, tetapi akhirnya dia tutup mulut dan duduk di sebelah kiriku. Ada tatapan tajam di matanya saat dia menatapku yang memprovokasi dia dengan senyum.

'Aww... Jika kau kesal, mungkin akj harus membeli jimat untuk mu juga.' 

Aku memberinya cukup penggoda dengan hadiah. Aku sangat senang dengan kekuatan jimat itu.

Aku tahu bahwa aku benar untuk memberikannya kepada Duke.



____
Haaii,, makasii udah mampir baca.
Jika ada yang tidak dimengerti, boleh TANYA JAWAB DI KOMENTAR yaa!!. mohon dimaafkan..
( ̄ε ̄ʃƪ)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 210

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Setelah melihat sosok kecil yang muncul entah dari mana, Vinter berhenti bernapas. Dia buru-buru menarik ujung tongkatnya. Kwaaang-! Dan sihir serangan itu melewati Yvonne dengan jarak yang sedikit lagi akan mengenainya, dan sihir itu menghantam dinding dan menyebabkan suara dan getaran yang besar. Namun, berkat sihir yang melapisi bangunan ini, dindingnya tidak berlubang. "Ugh......!" Sihir yang menyapu kantor itu dengan cepat membuat asap. Dan di antara asap itu, ada seorang wanita dan seorang anak kecil yang mengenakan topeng singa terungkap. "Sudah kubilang aku pasti akan menghancurkannya." Yvonne tertawa terbahak-bahak. Vinter pun mengerutkan kening dan memasang ekspresi yang terlihat putus asa. "Raon!" Dia adalah seorang anak yang sangat berharga karena dia pintar. Tapi mata Raon, terlihat dari celah topeng s...

Chapter 182

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Vinter menatapku dengan mata yang melotot dan memaksaku untuk segera menjawab. Tidak, mungkin itu hanya alasanku. "Itu..." Saya ragu-ragu untuk waktu yang lama, sambil membuka bibir saya dan menutupnya lagi begitu terus selama beberapa saat. Tidaklah jelas untuk mengatakan bahwa masalah kepercayaan adalah jawaban yang benar. Dia mengira saya akan membunuh Yvonne, tetapi dia malah berusaha untuk menyembunyikan kejahatan saya. 'Tidak. Kamu memperlakukanku seperti penjahat ganas ketika kekacauan itu terjadi, bagaimana itu disebut sebagai kepercayaan?' atau 'Tidak. Terakhir kali saat kamu membuat keributan itu, kamu memperlakukanku seperti penjahat kejam, mungkin ini masalah kepercayaan?' Setelah perjuangan yang panjang, saya menjawab dia yang terus memandang saya. "Yah...kedengarannya seperti karaktermu." "...

Chapter 101

. . . 'Apa itu?' Secara reflektif ke jendela sistem yang melayang, tatapan ku naik ke atas kepala eclis. Dan aku membuka mataku. '.... Sudah hilang!' Kalimat itu [Minat 77%], yang baru saja berkilau dengan jelas di kepalanya diubah menjadi [periksa ketertarikannya]. Selain itu, bar ukuran yang diisi dengan warna putih telah berubah menjadi merah gelap. Tapi sebelum aku bisa mengenali apa yang telah terjadi, sebuah tulisan baru muncul. ____ <SYSTEM>  Warna ditampilkan pada bar pengukur tempat ketertarikan. ____ <SYSTEM>  DALAM RANGKA UNYUK MEMERIKSA KETERTARIKANNYA, BUATLAH KONTAK FISIK DENGAN TARGET. –––– "Elise...." Sambil melihat ke jendela sistem dengan mata gemetar, aku berhasil berbicara. Suara yang kencang keluar seolah² sedang tercekik. "Berikan padaku, aku akan meletakkannya untuk mu." Sudut² mulutku yang gemetar terangkat dengan susah payah dan memerintahkan. Eclis perlahan melepas tangan yang ia kenakan di bibirnya. - Traaak.  K...