Langsung ke konten utama

Chapter 58


.
.
.
Dia memohon, menggosok wajahnya ke tangan yang memegang cincin itu.

"Saya tidak akan pernah bertindak dengan kasar lagi, master. Saya salah. Maafkan saya sekali ini."

Batu delima besar dan tegas menyentuh kulitnya yang lembut dan berderak.

'Aku berharap aku bisa mengambil cincin itu dan menaruhnya di atas plat besi.'

Maka bukankah aku akan terbebas dari kecemasan yang mencekikku?

Tetapi karena ekspresiku yang dingin, Eclise mengibaskan ekornya.

'Apakah dia naif atau licik?'

Aku melihat kerah di lehernya, dan aku meletakkan cincin itu di atas meja setelah dengan susah payah melepasnya dari tanganku. Aku memegang wajahnya dengan tangan kosong di depan kalungnya.

"Eclise,"

Aku melakukan kontak mata dengan mata yang berlumpur itu dan berbicara dengan lembut, 

"Sejak aku memberimu pedang, kamu menjadi ksatria ku. Dan aku satu-satunya Lady mu."

"......"

"Jangan lupa itu."

Dia pria yang cerdas. Aku sengaja melipat kelopak mataku dan tersenyum.
(⌒_⌒)

Aku tidak tahu apakah aku bersungguh-sungguh atau tidak.

Mata abu-abu itu menatapku redup. 

"... Baik, master."

[Minat 54%] 

Minatnya naik dengan tajam.

'Akhirnya.' 

Akhirnya, itu lebih dari setengahnya.

Aku tersenyum puas, dan tanganku jatuh dari cengkeramannya pada Eclise.

"Bagus. Kalau begitu sekarang, kamu harus melakukan pekerjaanmu sebagai seorang ksatria."

Aku meletakkan cincin ruby di atas meja kembali ke jari telunjukku dan mengulurkannya padanya. "Tolong bawa aku ke lantai satu."

Eclise, seperti biasa, memegang tanganku.

***

Ketika aku turun ke lantai pertama dengan dikawal oleh Eclise, aku bertemu dengan Duke dan kepala pelayan.

"Ayah."

Dalam perjalanan ke pintu depan, mereka mendapati ku menuruni tangga dan berhenti berjalan.

"Selamat sore." 

Aku tersenyum dan menyambutnya terlebih dahulu.

Sang Duke hanya menatapku dan tidak menjawab cukup lama.

"… Ayah?"

* Ukhuk*

Ketika aku memanggilnya lagi dengan tatapan penasaran, dia batuk dan membuka mulutnya. 

"Ada apa dengan pakaian mu?"

"Apa?"

Aku tersinggung karena dia tiba-tiba menunjuk pakaian ku sebagai ganti sapaan. 

'Ada apa dengan pakaianku?'

Aku tidak ingin menonjol setelah aku memiliki tubuh ini dan berpakaian sesederhana mungkin, karena itu adalah gaya asli yang dipakai oleh Penelope.

Duke mendecakkan lidahnya karena ketidaksenangannya. 

"Bagaimana bisa seorang wanita bangsawan, yang bahkan belum dewasa, menjadi begitu …"

"Sore yang menyenangkan, my Lady! Anda terlihat sangat cantik hari ini. Warna gaun anda sangat cocok dengan anting-anting anda."

Kepala pelayan itu tiba-tiba memotong kata-kata sang Duke dan dengan cepat mengubah kata-kata itu.

Seperti yang diperkirakan, dia seorang pria yang tajam.

"Sungguh? Aku memilihnya dengan hati-hati, tapi aku senang kepala pelayan memberitahuku begitu. Apa aku terlihat baik-baik saja?" 
(❁ᴗ͈ˬᴗ͈)◞

Aku tersenyum lebar seperti bunga mekar penuh. Kepala pelayan menjawab dengan jelas.

"Tentu saja, my Lady. Anda tampak brilian."

"Terima kasih, butler. Terima kasih kepadamu, aku bisa menghabiskan sisa hariku dengan suasana hati yang baik."

* Ukhhukk! *

Sang Duke tidak nyaman dengan percakapan bahagia kami.

'Hmph! Lihat apakah aku akan menyapa mu lebih dulu.' 

Aku diam-diam mendengus pada Duke.

Dia mungkin memperhatikan dengusan ku, tetapi dia diam-diam berbalik untuk membuka mulut.

"Kenapa kamu turun bersamanya?"

Sekarang target kritiknya berubah. Pandangannya ke Eclise tidak baik.

Aku mengangkat bahu. "Dia pengawal saya, ingat? Saya memintanya untuk mengawal saya ke istana."

"Pengawalan apa? Sudah lama sejak kamu bepergian dengan keluarga. Kakak-kakakmu akan mengantar kamu secara pribadi. "

"Dengan keluarga?"

"Iya." Mengkonfirmasi dengan jawaban Sang Duke, wajah tersenyumku mengeras. 

'Ah ... Aku sudah di azab sejak awal ...'
(⇀‸↼‶)ᕗ

Sudah mencekik untuk berpikir bahwa kami berempat akan naik kereta ke istana.

"Sudah lama sekali." Tidak tahu bagaimana perasaanku, kepala pelayan berulang kali bertepuk tangan.

"Tapi karena Nona saya memakai sepatu hak tinggi dan tidak bisa banyak bergerak, bagaimana dengan Yang Mulia mengantar Anda ke kereta?"

"Hmm, ukhuk. Itu pasti merepotkan."

"Saya ba ..."

Aku mencoba menolak dengan senyum sopan, tetapi Duke dengan cepat mengulurkan tangannya kepadaku.

"Apa yang sedang kamu lakukan? Cepat pegang. Tidak ada waktu." Lalu, dalam waktu kurang dari satu detik, dia mengayun tangannya seperti sedang menekan ku.

'Tapi ku pikir itu tidak nyaman?' aku tidak tahu yang mana yang harus diikuti. Aku tercengang tetapi aku tidak bisa menahannya.

"Eclise." aku merasa agak menyesal untuk memanggilnya setelah waktu yang lama, jadi aku melihat kembali padanya dan diam-diam berbisik. "Tetap patuh sampai aku kembali."

"....."

"Jika kamu mendengarkan dengan baik, aku akan membiarkan kamu mendapatkan hadiah uangmu."

Dia menatapku dengan tatapan aneh tanpa menjawab, Lalu sesaat kemudian, dia mengangguk lemah dan melepaskan tanganku.

[Minat 55%]

Minatnya meningkat satu persen saat dia menatapku dengan tatapan aneh.

'Dia tampak seperti sedang menyeringai padaku....' 

Tiba-tiba aku berpikir sambil memegang tangan Duke.

***

Ketika aku menaiki kereta dengan bantuan Duke, para pemimpin pria telah mengambil tempat mereka di dalam.

'Kalian berdua bisa saja duduk bersama, mengapa kalian harus duduk seperti itu?'

Aku frustrasi melihat mereka duduk berhadapan.

Kereta Duke cukup luas untuk memuat kami berempat, tetapi aku harus duduk bersama salah satu dari mereka karena aku terlambat.

Aku memandang mereka secara bergantian dan merenung sejenak.

[Minat 22%]

[Minat 25%]

Untuk beberapa alasan, minat Derrick meningkat lima persen padahal baru 20% hingga saat ini.

'Apakah itu setelah hari aku pergi latihan panah?'

Fakta bahwa aku melarikan diri tanpa memihak Eclise sepertinya telah membantu meningkatkannya.

Tanpa diduga, Rennald menyusul minat Derrick.

Hanya ada perbedaan 3% di antara mereka.

"Cepat dan duduklah." aku tidak merenungkan lebih lanjut setelah desakan Duke.

Aku duduk di sebelah Derrick. Terlepas dari sentimen ku terhadap Rennald, minat adalah prioritas utama ku.

Dua pasang mata biru laut menoleh ke arahku. Ekspresi mereka agak berbeda. Dan pada saat itu,

'Minat -1%' 'Minat + 2%'

[Minat 21%] [Minat 27%]

Minat mereka berubah pada saat yang sama. Rennald jatuh, sementara Derrick bertambah.

"Hei, ada apa dengan pakaianmu?"
Ketika aku memandangi kepala mereka, tentu saja, saat aku duduk dia bertengkar denganku.

'Apan nih?'

Aku balik bertanya, "Apa?"

"Apa maksudmu, apa? Kau terlihat seperti dara yang pergi dan mempelajari hal-hal jahat di suatu tempat. Kenapa kau tidak pergi telanjang saja?"

"Aku pikir kamu terlihat dewasa di perjamuan sebelumnya, tetapi kamu belum berubah sama sekali." Mengikuti sarkasme Rennald, bahkan Derrick berbicara dengan nada tidak setuju.

'Mengapa mereka berdebat tentang hal sepele lagi?'

Aku melihat ke bawah dan memeriksa pakaian ku karena ku pikir mereka serius. Tapi v-necknya baik-baik saja, hanya memperlihatkan sedikit tulang selangku. Aku bahkan tidak melakukan apa pun.

"Hentikan." 

Ketika aku hendak mengatakan sesuatu tentang ketidakadilan mereka, Duke naik kereta. "Itu cocok untuknya, jadi mengapa kalian bersikap keras padanya?"

"Ha. Apa anda serius, ayah?"

Rennald tertawa seolah tercengang dengan dukungan Duke yang mendadak kepadaku.

Tentu saja, bahkan aku terkejut karena aku adalah orang yang mendengar Duke mengkritik ku terlebih dahulu.

'Per. Mi. Si.' 

Aku menatap Duke dengan heran, dan dia mendecakkan lidahnya dan memutar kepalanya.

"Mari kita pergi." Lalu ia dengan santai mengetuk dinding kereta beberapa kali.

Tidak lama kemudian, kereta sihir mulai jalan tanpa suara.

Seperti yang ku duga, keheningan yang menyesakkan memenuhi perjalanan.

'Inilah sebabnya aku ingin naik secara terpisah. Kenapa ...'

Aku menghela nafas, menempel dekat jendela sehingga aku tidak akan menyentuh Derrick.

Rasanya mengingatkan ku pada mimpi buruk di masa lalu, hanya melihat ke luar jendela dan tidak bergerak sampai kami tiba di istana.

Anehnya, itu adalah Duke yang memecah keheningan yang telah berlangsung selama beberapa waktu.

"Ehem. Apakah kalian menerima hadiah untuk pergi berburu?" Ucapan tiba-tiba itu menarik perhatian semua orang kepadanya.

Rennald bertanya dengan tatapan bingung. "Hadiah apa?"

"Yah, bukankah kamu punya sesuatu yang dimaksudkan untuk keselamatan? ... Seperti ini."

Sang Duke mengutak-atik kerahnya.
Mata anak-anaknya terpaku pada sisi itu.

Aku juga menatapnya dengan kosong dan mata ku membelalak.

'Itu ...!'
⋰( ͡°□͡°)⋱

"... Sebuah jimat?" Derrick, yang diam sampai sekarang, membuka mulutnya.

Aku bingung dan panik.

Jimat perak yang ku berikan pada Duke beberapa hari yang lalu dengan bangga menempel di dadanya.

'Tidak, tapi mengapa dia ...'

Tidak peduli betapa mudahnya itu terlepas, siapa yang akan mengenakan jimat pada pakaian mereka seperti itu? Pedagang senjata mengatakan bahwa itu populer karena itu adalah tanda yang diam-diam melekat pada tubuh mu.

Sang Duke tampak seperti sedang pamer dan aku mengisap bibirku. Aku hanya diam-diam memberikannya kepadanya dengan sebuah tujuan- aku tidak punya untuk Rennald dan Derrick yang bingung.

Tapi bukankah itu yang dipikirkan orang? Jika mereka tidak menerima apa pun, itu akan menjengkelkan dan menyedihkan ...

'Ketika kau memamerkannya kepada para bajingan gila itu...'

Sang Duke, yang tidak tahu bagaimana perasaanku di dalam, mencoba menjelaskan dengan ekspresi bersemangat.
"Itu benar. Beberapa hari yang lalu, Pene ...."

"A-ayah!" Aku menghentikannya dengan terburu-buru.

Mata yang tertuju pada Duke kemudian berbalik padaku. Aku tersenyum canggung dan memberitahunya alasan mengapa aku memanggilnya.

"Kelihatan sangat bagus untuk anda, ayah."

"Begitukah? Hehehm." Mulut Duke bergerak ke atas, senang mendengar kata-kata ku.

Aku menghela nafas dan mengutarakan pendapatku. "Tapi bukankah lebih aman untuk memasukkannya ke dalam pakaian anda? Apa yang akan terjadi jika seseorang melihat dan mengatakan sesuatu yang kasar kepada Anda?"

Sesuatu seperti itu, kepala keluarga Eckart takut seseorang menyakitinya selama perburuan dan dia adalah seorang pengecut yang menggunakan jimat sihir.

Tapi seolah dia salah mengerti kata-kataku, Rennald menggeram dengan kasar.

"Aku tahu. Seperti desas-desus bahwa ayah memiliki simpanan, dan kehormatannya akan dipermalukan."

"Jika kau akan melakukan itu, maka lakukanlah!" Pada saat itu, sang Duke berteriak.
щ(゚Д゚щ)

"Bajingan gila macam apa yang akan berbicara tentang seorang simpanan daripada hadiah dari putri satu-satunya? Aku akan membuat mereka tidak bisa melihat hari lain!"
😤😤



____
Ughh, soo cute 😍😘

Haaii,, makasii udah mampir baca.
Jika ada yang tidak dimengerti, boleh TANYA JAWAB DI KOMENTAR yaa!!. mohon dimaafkan..
( ̄ε ̄ʃƪ)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 210

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Setelah melihat sosok kecil yang muncul entah dari mana, Vinter berhenti bernapas. Dia buru-buru menarik ujung tongkatnya. Kwaaang-! Dan sihir serangan itu melewati Yvonne dengan jarak yang sedikit lagi akan mengenainya, dan sihir itu menghantam dinding dan menyebabkan suara dan getaran yang besar. Namun, berkat sihir yang melapisi bangunan ini, dindingnya tidak berlubang. "Ugh......!" Sihir yang menyapu kantor itu dengan cepat membuat asap. Dan di antara asap itu, ada seorang wanita dan seorang anak kecil yang mengenakan topeng singa terungkap. "Sudah kubilang aku pasti akan menghancurkannya." Yvonne tertawa terbahak-bahak. Vinter pun mengerutkan kening dan memasang ekspresi yang terlihat putus asa. "Raon!" Dia adalah seorang anak yang sangat berharga karena dia pintar. Tapi mata Raon, terlihat dari celah topeng s...

Chapter 182

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Vinter menatapku dengan mata yang melotot dan memaksaku untuk segera menjawab. Tidak, mungkin itu hanya alasanku. "Itu..." Saya ragu-ragu untuk waktu yang lama, sambil membuka bibir saya dan menutupnya lagi begitu terus selama beberapa saat. Tidaklah jelas untuk mengatakan bahwa masalah kepercayaan adalah jawaban yang benar. Dia mengira saya akan membunuh Yvonne, tetapi dia malah berusaha untuk menyembunyikan kejahatan saya. 'Tidak. Kamu memperlakukanku seperti penjahat ganas ketika kekacauan itu terjadi, bagaimana itu disebut sebagai kepercayaan?' atau 'Tidak. Terakhir kali saat kamu membuat keributan itu, kamu memperlakukanku seperti penjahat kejam, mungkin ini masalah kepercayaan?' Setelah perjuangan yang panjang, saya menjawab dia yang terus memandang saya. "Yah...kedengarannya seperti karaktermu." "...

Chapter 101

. . . 'Apa itu?' Secara reflektif ke jendela sistem yang melayang, tatapan ku naik ke atas kepala eclis. Dan aku membuka mataku. '.... Sudah hilang!' Kalimat itu [Minat 77%], yang baru saja berkilau dengan jelas di kepalanya diubah menjadi [periksa ketertarikannya]. Selain itu, bar ukuran yang diisi dengan warna putih telah berubah menjadi merah gelap. Tapi sebelum aku bisa mengenali apa yang telah terjadi, sebuah tulisan baru muncul. ____ <SYSTEM>  Warna ditampilkan pada bar pengukur tempat ketertarikan. ____ <SYSTEM>  DALAM RANGKA UNYUK MEMERIKSA KETERTARIKANNYA, BUATLAH KONTAK FISIK DENGAN TARGET. –––– "Elise...." Sambil melihat ke jendela sistem dengan mata gemetar, aku berhasil berbicara. Suara yang kencang keluar seolah² sedang tercekik. "Berikan padaku, aku akan meletakkannya untuk mu." Sudut² mulutku yang gemetar terangkat dengan susah payah dan memerintahkan. Eclis perlahan melepas tangan yang ia kenakan di bibirnya. - Traaak.  K...