.
.
.
"L-lady Penelope!"
Mark terkejut dan memanggilku. Tapi ketika tak ada respon, dia berbicara dengan Eclis sebagai gantinya.
"Ke- kenapa kau melakukan ini, eclis!"
Dia pasti merasakan sesuatu yang tidak biasa saat Eclise berjalan ke arahnya karena ia terus melihat sekelilingnya mencari bantuan.
Atasan yang tak berguna itu melangkah maju lagi. Kali ini, para ksatria lain bergabung.
"Eclis, berhenti. Itu perintah!"
"Itu benar! Aku, aku sedikit ekstrim tadi, jadi aku akan minta maaf..."
Tapi Mark tidak pernah selesai berbicara.
Ini karena Eclise, yang meraih rambut pria itu saat dia mundur, menariknya ke sisinya dalam sekejap.
*keh, ukhuk, khock *
Dalam sekejap mata, eclis mencengkeram leher Mark dengan kuncian yang ketat dan mulai mencekiknya dengan ganas.
Mata Mark tersentak terbuka lebar karena batang tenggorokannya tersumbat.
"Eclis! Apa yang kau lakukan! Hentikan sekarang juga!"
Para ksatria memanggilnya dengan heran, tetapi Eclis tetap pantang menyerah.
ᕦ(ò_óˇ)ᕤ
Meskipun mereka semua dapat melihat bahwa seorang budak sedang mencekik kawan mereka, tak seorang pun dari mereka dapat bergegas maju.
Ini karena tidak hanya ini dilakukan atas perintahku, tetapi juga karena ada aura haus darah yang luar biasa memancar dari budak yang mereka abaikan sampai sekarang.
*Geuh, ughh ...* (kecekik gaes ಥ⌣ಥ)
Sementara itu, lidah mark keluar dari mulutnya dan air liur mengalir ke dagunya. Air liur membasahi lengan yang mencekik leher Mark, tapi eclis tidak bergeming.
"Lady Penelope! Anda, anda tidak bisa melakukan ini!"
Para ksatria yang melihat rekan mereka saat dia terengah-engah akhirnya berlutut di hadapanku.
"Kami semua harus disalahkan. Saya akan melaporkan ini kepada manajer umum dan kami semua akan secara sukarela menerima hukuman kami."
"......"
"Lady Penelope, pembunuhan sangat dilarang dalam ksatria Eckart!"
Bertanya-tanya seolah-olah seekor anjing menggonggong di suatu tempat, aku meraih telingaku. Itu sesuatu yang kupelajari dari reynolds kemarin.
"Lady Penelope!"
Mata Mark akhirnya terputar kembali ke kepalanya.
"Berhenti."
Aku mengangkat tanganku dan menarik perintah ku.
Eclis, yang tampaknya berniat untuk mencekiknya, segera melonggarkan lengannya seolah-olah dia telah menunggu isyarat ku.
* bruk *
Ukhukk, khock ugh! Huff, Huff ...
Pria yang jatuh di lantai mencengkeram lehernya dan batuk keras.
Dalam hati aku terkejut ketika aku menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi karena aku tidak menyangka bahwa eclis akan melaksanakan perintah ku segera.
'Ku pikir ia akan mencekiknya sampai mati sampai akhir.'
Tentu saja, aku tidak bermaksud membunuh Mark.
Aku telah memberikan perintah dengan tekad untuk menggunakan cincin ruby di tangan kiriku. Jika aku membiarkan eclis mencekik orang yang menyiksa dia sampai ke isi hatinya, dia tidak akan memiliki perasaan keras untuk ku bahkan jika aku menggunakan perangkat kontrol.
Tapi eclis tiba-tiba melepaskan Mark. Ini berarti bahwa dia memprioritaskan perintah ku dibanding dendam pribadinya.
Itu lebih memuaskan dari apa pun.
"Kau bilang si palsu, yang akan diusir ketika Lady Yvonne kembali, bahkan tidak bisa mengurus dirinya sendiri dengan baik?"
Aku melihat ke sekeliling ku yang tenang. Wajah para ksatria, yang sudah kaku, mengeras bahkan lebih karena kata-kataku.
"Tapi aku ingin tahu mana yang akan lebih cepat, aku yang ditendang keluar, atau kalian yang diusir?"
ƪ(˘⌣˘)ʃ
Aku tersenyum, menarik keluar ujung kata-kataku dengan bercanda. Pada saat itu,
____
<SYSTEM> Karena merosotnya hubungan dengan orang sekitar di Duchy, ketenaran telah turun by-5
(total : 10)
----
Sebuah jendela sistem muncul di depanku. Sayangnya, ketenaranku telah jatuh.
Namun, itu bukan masalah karena para ksatria bukan pemimpin laki-laki.
Aku berbalik ke arah pemimpin laki-laki yang sebenarnya.
"Eclis, kemarilah."
Dia datang padaku saat itu juga.
"Ayo pergi."
Aku dengan lembut memegang pergelangan tangan eclis dengan tangan yang tidak memegang kipas. Lalu, mengeluarkan dia dari tempat latihan.
[Minat 32%]
Dia tampak lesu seperti biasa, tetapi minatnya yang meningkat seperti anak anjing yang mengibas-ngibaskan ekornya.
****
"Nona."
Ketika aku pergi ke pintu depan mansion dengan Eclis di belakang, kepala pelayan sudah siap dengan kereta dan menyambut ku.
"Anda terlihat sangat cantik hari ini."
"Apakah semuanya sudah siap sehingga kami bisa berangkat?"
"Ya, saya telah menyiapkan kereta yang diilhami dengan mantra pertahanan dan pelacakan. Saya melihat anda sudah meniapkan seorang penjaga ..."
Kepala pelayan melihat ke samping di belakang ku dan terus berbicara.
"Saya telah menugaskan seorang penyihir dari dalam keluarga sebagai penunggang kuda. Dalam keadaan darurat, dia akan memindahkan Nona kembali ke mansion."
Penyihir, seperti Vinter, tidak mengungkapkan identitas mereka. Oleh karena itu, harga untuk menggunakan kereta jenis ini sangat mahal.
Menggunakan penyihir sebagai penunggang kuda untuk jalan-jalan hanya untuk keluarga kerajaan atau untuk keadaan ekstrim.
'Memang, ini pasti dari Duke.'
Aku senang dengan kemajuan pelayanan secara keseluruhan, tetapi berpura-pura itu tidak berarti.
Kau sudah bekerja keras, butler.
"Juga, ini ..."
Mungkin dia punya sesuatu untuk disampaikan, tetapi kepala pelayan itu mengambil sesuatu dari jubahnya dan menyerahkannya.
"Duke mengatakan kepada saya untuk memberitahu anda untuk bersantai dan menikmati diri anda karena sudah lama sejak anda pergi jalan-jalan."
Itu cek kosong.
(⊙_☉)
Aku melihatnya dengan terkejut karena aku tidak tahu Duke ini prihatin tentang apa yang terjadi kemarin.
'jika kau tahu aku dalam perjalanan kembali dari melemparkan serangan di tempat pelatihan, kau bahkan tidak akan berpikir memberiku ini ...'
Aku ragu-ragu apakah aku harus siap menerimanya. Orang yang mendorong ku untuk melakukannya adalah kepala pelayan.
"Ambillah, Nona. Akhir-akhir ini, anda bahkan belum memanggil salah satu pedagang."
"... Oke, terserah."
Apa lagi yang bisa kulakukan karena dia memberikannya padaku? Aku melepaskan keragu-raguan ku dan dengan senang hati menerimanya.
"Beritahu ayah aku sangat berterima kasih,."
"Tentu saja."
Aku berbalik dan berjalan menuju kereta yang berhenti. Eclis, yang telah berdiri tanpa sepatah kata pun sampai saat itu, tiba-tiba mengikuti di belakang ku.
Berdiri di depan pintu kereta yang terbuka, aku mengulurkan tangan kepadanya tanpa sepatah kata pun.
Dia menatap kosong ke tanganku.
Mungkin karena aku mengabaikannya terlalu lama setelah aku membawanya ke sini. Eclis tampaknya tidak memiliki pikiran apapun untuk mengawal ku sendiri seperti pengawal sebenarnya.
"Bodoh. Ini adalah saat ketika kau harus mengawal seorang wanita."
Aku mengerutkan hidung dan memarahinya. Kemudian, matanya yang kelabu sedikit goyah untuk sementara waktu.
"... Tapi saya seorang budak."
"Itu tidak benar."
Aku langsung memperbaiki kata-katanya.
"Kau penjagaku sekarang."
"......"
"Lalu apa yang harus kau lakukan sekarang?"
Aku dengan lembut melambaikan tanganku di hadapannya. Itu tangan kiriku dengan cincin ruby.
Tiba-tiba, eclis tersenyum ringan.
Dia memegang tanganku dan pelan-pelan membungkuk. Dia membengkokkan satu kaki dengan lutut di lantai, memperlihatkan sopan santun dengan begitu tepat sehingga bahkan kepala pelayan itu pun terkejut.
Dan kemudian, ia berbicara saat menatapku menusuk.
"Tolong injak kaki saya dan naiklah ke kereta, master."
(•̀ω•́)✧
****
"Nona, haruskah saya mengantar anda ke toko baju dulu?"
Horseman bertanya segera setelah eclis juga duduk.
"Tidak. Pergi ke dealer senjata."
Dengan dagu ku di bingkai jendela, aku menjawab dengan acuh tak acuh. Akhirnya, keretanya berangkat. Karena mantra, naik kereta jauh lebih baik daripada naik mobil.
Aku sedang berada di tengah-tengah melihat pemandangan yang bergerak cepat di luar jendela ketika tiba-tiba aku mendengar gumaman kecil di seberang ku.
Ketika aku menoleh, aku bertemu dengan mata eclis, yang menatapku dengan penuh perhatian. Dia menatapku dengan ekspresi yang tidak diketahui dan berbicara.
"Kenapa anda tidak datang mencari saya selama ini?"
ಥ_ಥ
Itu pertanyaan yang tak terduga.
Aku dengan hati-hati mencari wajahnya untuk melihat apakah dia menyalahkan ku untuk peristiwa hari ini dan yang lainnya seperti itu, tetapi aku tidak bisa mengerti apa yang dia pikirkan sama sekali.
"Apa kau marah?"
Aku bertanya secara terbuka. Jika itu yang terjadi, aku bermaksud meminta maaf. Tapi kemudian,
"Anda berjanji pada saya."
"... Menjanjikan apa?"
"Bahwa anda akan sering datang mengunjungi saya sebagai hadiah untuk pelatihan keras."
v(ಥ ̯ ಥ)v
Oh.
Matanya membesar. Jika kau mengeluarkan ekspresi mayatnya, penampilannya begitu halus sehingga kau akan berpikir dia seperti boneka yang bagus.
"Kau bilang bahwa jelas tidak ada yang mengganggu mu, tetapi kau memiliki begitu banyak memar ini di wajah tampan mu."
Aku mengulurkan tangan dan membelai pipinya.
Dia terlihat terkejut dan melemparkan tubuh atasnya ke belakang. Aku tersenyum singkat pada matanya yang kelabu gemetar yang tampak malu, dibandingkan dengan masa-masa lain.
"Saat itu ..."
"....."
"Saat itu, benar-benar tidak ada."
Eclis membuat alasan dengan nada agak tergesa-gesa.
'Oh, aku yakin itu yang terjadi.'
Aku menolaknya dalam hati.
Kau mengayunkan pedangmu seperti kau akan membunuh seseorang, jadi tidak mungkin tidak ada yang terjadi.
Semakin aku menatapnya, semakin aku merasa dia orang yang tidak sopan.
"Terlepas dari itu. Kau tidak memberi tahu ku terlebih dahulu tentang apa yang terjadi hari ini, sehingga hadiahnya tidak sah."
"Tapi ......"
"Shush. Kita sedang pergi keluar jadi aku bisa memberimu hadiah lain, jadi jangan merengek dan tunggu sebentar."
Dengan memblokir apa pun reaksinya, aku menenangkannya.
Pipi eclis sedikit memerah, mungkin karena dia malu aku menyuruhnya berhenti merengek. Dan kemudian,
(๑•́ ₃ •̀๑)
[Minat 33%]
____
Haaii,, makasii udah mampir baca.
Jika ada yang tidak dimengerti, boleh TANYA JAWAB DI KOMENTAR yaa!!. mohon dimaafkan..
( ̄ε ̄ʃƪ)
Makasih kak ✨
BalasHapus