Langsung ke konten utama

Chapter 43

 
.
.
.
Mataku bertemu dengan mata dari rambut merah muda yang baru saja masuk.

"Kenapa kau di sini?"

Rennald memeriksa kalau itu aku ketika dia berhenti dan mengerutkan kening.

'Tsk, dan kau pikir aku senang melihatmu?'
(¬з¬)

Aku menjawab, santai, setelah melihat sekilas di atas kepalanya.

"Kepala pelayan membawaku kemari."

"Tidak. Bukan itu …" 

Rennald memindaiku dari kepala sampai ujung kaki, lalu menyeringai.

"Kau dilarang dari lantai tiga."

'Ha! Wah! Dan siapa yang membuatnya dilarang ke sini?'

Aku berbicara, tiba-tiba merasa tidak adil.

"Aku tidak dilarang dari sini sekarang. Ayah mengizinkan ku ke sini."

"Argh! Aku bertanya-tanya mengapa ia bertanya tentang loteng yang ia tidak tertarik …"

"Dan mengapa kau di sini?"

"Aku tidak dilarang dari tempat ini tidak seperti beberapa idiot."

Katanya sambil berjalan ke loteng.

Aku mengerutkan kening tanpa keinginan ku. Aku tidak ingin seseorang yang tidak ramah padaku mengganggu waktuku sendiri.

Aku berkata dengan sikap kesal.

"Aku di sini duluan."

Yang artinya suruh dia keluar. Tapi dia bukan orang untuk melakukan apa yang ku katakan.

"Siapa yanh bilang tentang itu?"

Rennald baru saja masuk dengan santai dan duduk di sofa yang empuk.

Lalu dia menatapku dengan mata terbuka.

"Kau hanya duduk di lantai yang dingin. Itu adalah tempat yang cocok untukmu."

"Mengapa kau tetap di sini ketika kau memiliki kamar mu, yang bisa kau tinggali?"

"Karena aku bisa."

'Urgh, bajingan itu.'

Aku merasakan kepalan tanganku gemetar. Aku ingin menaruhnya di wajah bajingan itu, tapi aku menahan diriku.

'Minat 10%. Minat 10% …'

Itu hanya 10% hasil kerja kerasku. Mempertahankan seperti itu adalah satu-satunya pilihan yang aku punya.

Aku mencoba mengabaikan Rennald, dan kembali fokus menatap keluar jendela lagi.

Tapi bajingan itu tidak meninggalkanku sendirian.

"Apa yang akan kau lakukan, duduk di sana seperti patung?"

"Aku akan pergi segera setelah kembang api berakhir, jadi jangan khawatir tentang hal itu."

"Sayang sekali. Kau tidak dapat melihat lapangan pelatihan dari sini."

Dia tertawa dengan nada mengejek.

"Semua orang selain budak yang kaubawa, berhenti berlatih lebih awal hari ini sebagaimana hari ini adalah hari terakhir perayaan. Dia mungkin berlatih sekarang juga."

"Apa …"

Kepalaku menjadi kosong seolah-olah aku mendengar sesuatu yang tidak seharusnya. Aku perlahan berbalik untuk melihat ke arahnya.

"… Apa artinya itu?"

"Sama seperti yang ku katakan. Bajingan itu mungkin satu-satunya yang pelatihan sampai mati hari ini."

Dia menjawab, menyeringai. Aku terdiam sejenak. Aku sedikit tergagap dan nyaris tidak bisa bertanya.

"… kenapa?"

"Karena aku menyuruhnya."

'Anak nakal gila!'

Jatuh, jatuh. Aku merasa seperti aku bisa mendengar ketertarikan eclis menurun. Apa ada hal yang tak masuk akal di tempat yang tak bisa kulihat?

'Tidak, my all-in!'

Aku melompat dari tempat untuk bergegas pergi dan memeriksa minatnya.

Dan aku akan lari ketika.

Tak-!

"Kau akan pergi menemui bajingan itu?"

Tangannya mencengkeram pergelangan tanganku dengan kasar. Rambut warna merah muda yang indah mengalir di depan mata ku.

Rennald yang aku tidak tahu kapan dia bangun, menahan ku. Aku mengerutkan kening karena keputusasaanku.

"Lepaskan."

"Sudah terlambat. Saat kau menangkap bajingan itu, kau sudah berhasil mendapatkan mataku padanya."

"Ha ……"

Rennald mengatakan dengan nada bercanda sambil mengedipkan mata.

Aku merasa seperti semua yang ku bisa melihat sekarang adalah hitam. Gelap gulita.

Aku menghela nafas dalam-dalam. Aku dengan tegas mengebaskan tangannya dari pergelangan tangan ku dan berbicara, merasa kesal.

"Kenapa kau begitu murah? Gunakan hatimu untuk kebaikan. Miliki pola pikir yang baik."

"Hei, itu membuatku merinding mendengar itu darimu."

Dia menggosok tangannya, jelas melebih-lebihkan. Aku melihat sekilas pada nya [minat 10%]

'Apa yang salah yang anak nakal ini makan hari ini?'

Makan siang yang hanya aku tidak bisa makan sangat menakjubkan.

Artinya bahwa dia, yang berhasil menyelesaikan makan siangnya, tidak punya alasan untuk merasa marah sampai titik yang dia butuhkan untuk bertengkar denganku.

Nah, Rennald selalu seperti ini setiap kali aku bertemu dengannya, tapi dia bertindak jauh lebih nakal dari biasanya hari ini.

"Jika kau hanya tidak menyukai aku berada di sini, maka katakan saja."

"……"

"Maka aku akan menghindarinya untukmu."

Aku memutuskan untuk mundur selangkah saat aku menghela nafas.

Aku akan rugi jika aku melanjutkan perjuangan ini. Menghindar adalah yang terbaik.

'Jadi bergegas saja dan beritahu aku untuk cepat pergi. Aku akan cepat pergi untuk mu tanpa keluhan.'

Aku diam-diam menunggu jawabannya.

"Apakah kau tidak punya perasaan menyesal?"

Dia tanpa kata menatap ku ketika dia mengatakan itu dengan tiba².

"… apa?"

"Kau pikir kau siapa, merangkak ke sini?"

".....Ha."

Tawa dingin keluar dari bibirku tanpa inginku.

'Dia seperti ibu mertua yang memarahi menantu yang tidak di sukai nya.'

Aku tidak bermaksud menghina Rennald. Tapi tawaku yang dingin menyalakan api di mata birunya.

Aku cepat-cepat menurunkan pandangan ku dan berbicara, membuatnya terdengar tunduk.

"… Apa artinya itu."

"Kau mulai melakukan hal - hal yang biasanya tidak kau lakukan, jadi aku pikir mungkin kamu akhirnya kembali ke kesadaranmu, tapi … Aku gila untuk berpikir begitu."

"....."

"Untuk berpikir ku pikir ini jalang keras kepala telah berubah sedikit."

Aku menahan napas yang hendak meninggalkan mulutku.

Aku tidak tahu mengapa aku harus mendengarkan dia mengambil semua kemarahannya pada ku ketika aku datang ke sini untuk merasa lebih baik sendiri.

Aku sudah membuat marah kepala pelayan sebelumnya, jadi situasi ini sejujurnya hanya beban dan melelahkan bagiku.

Putra mahkota dan Rennald itu bom waktu yang tidak boleh disentuh.

Aku mencoba menenangkannya dengan suara lelah.

"Rennald. Jangan mengatakan hal-hal secara tidak langsung. Jika kau memiliki sesuatu untuk dikatakan, kemudian katakan langsung ke titik. Kenapa kau bertingkah seperti itu……"

"Kau akan membuat keinginan di sini lagi, melihat ke benda kembang api itu atau apa pun, kan?"

Dia memotong dialogku.

"Berharap untuk Yvonne agar tidak pernah kembali, bukan."

"....."

"Baginya untuk menghilang atau mati."

"....."

"Harapan putus asa yang kau buat 6 tahun lalu di sini, setelah mengetahui bagaimana kami kehilangan Yvonne di hari terakhir festival."

Wajah Rennald merah karena cahaya matahari terbenam masuk melalui jendela.

Dia tersenyum dengan galak. Dia memelototiku dengan mematikan.

'Penelope melakukan hal seperti itu?'

Aku terkejut bahwa yang bisa kulakukan hanyalah menatap kembali wajahnya.

Aku tidak tahu mereka kehilangan heroin selama waktu festival. Memikirkan kembali, kupikir itu disebutkan sekali dalam prolog permainan, tetapi aku tidak benar-benar mengingatnya karena itu tidak benar-benar perlu untuk diingat.

'… Tentu saja dia tidak ingin gong-nyuh yang sebenarnya kembali karena dia tiba-tiba berubah dari orang biasa menjadi gong-nyuh.'

Bagaimanapun, aku mengerti tindakannya sebagai Penelope sekarang.

Mungkin lebih mudah bagiku
Untuk memahami dia karena aku telah mengalami menjadi putri keluarga kaya dalam satu pagi tiba-tiba.

Tapi sepertinya saudara kedua heroin itu merasa tidak nyaman seorang gadis naik ke loteng lagi.

"Bagaimana perasaanmu? Kau telah menggantikan tempat Yvonne selama 6 tahun, seperti yang kau inginkan."

Rennald sangat menakutkan sampai aku pikir aku sudah sampai di jalur yang salah.

Aku dengan tenang memikirkan kata-kata yang akan diucapkan sambil menatapnya yang sedang memelototi ku.

'Apa yang bisa ku katakan untuk keluar dari situasi ini dengan aman?'

Pada hari ia kehilangan satu-satunya adik kecil, ia bertemu dengan seorang gadis jahat yang telah mencuri tempat adiknya.

'Dan jika aku bertindak seperti Penelope pada situasi ini, maka hal-hal akan berubah buruk.'

Aku melihat sekeliling untuk melihat apakah ada sesuatu yang cukup berbahaya untuk membunuhku.

Tidak ada sesuatu pun di loteng. Tapi menemukan hal seperti itu akan menjadi hal yang tidak berguna untuk dilakukan sekarang.

Karena aku akan mati jika Rennald menjadi gila dan mulai mencekikku atau mendorongku keluar jendela.

"… Waktu itu, aku masih sangat muda."

Aku membuka mulut ku, perlahan menjauh dari jendela.

"Maafkan aku. Aku akan minta maaf sekarang bahkan jika itu agak terlambat. Aku telah merenungkan dan menyesalinya juga, jadi tolong maafkan aku."

"Menyesal? Ha."

Tapi Rennald masih belum tenang bahkan atas permintaan maafku.

"Ya. Izinkan aku bertanya karena itu adalah sesuatu yang terjadi di masa lalu."

"….."

"Mengapa kau melakukan hal seperti itu? Kami tidak akan mengusir mu dari tempat ini segera, bahkan jika Yvonne datang kembali."

Ini adalah situasi yang paling sulit dari semua yang lain yang sudah aku urus dengan sampai sekarang. Bahkan permintaan maaf tidak berhasil!

'Sekarang apa yang harus kujawab padanya?'

Aku tidak bisa segera menjawabnya karena bukan aku yang melakukannya.

Aku berkeringat.

"Jawab."

"Maaf. Aku seharusnya tidak datang ke sini. Aku tidak bijaksana."

"Apakah ini sesuatu yang seseorang bisa maafkan dengan hanya permintaan maaf, bahkan untuk mu?"

"… Rennald."

"Ayah tidak akan mengatakan sepatah kata pun bagaimana kau membuat dia menjadi mengadopsi mu. Katakan padaku bagaimana kau mengelola untuk melakukan itu saat duke sebagai lawan ketika kau masih muda. Agar aku bisa mempelajarinya sendiri."

Situasi naik ke titik aku bahkan tidak bisa mengendalikan diri lagi. Bar ketertarikannya mulai bersinar bahaya.

Bagian di sekitar matanya berwarna merah cerah.

Aku tidak tahu apakah itu karena kemarahannya atau matahari terbenam di luar jendela.

Aku merasa tidak adil dan suasana hatiku mulai turun rendah, tapi aku mencoba yang terbaik untuk berpikir logis dan dingin.

Situasi yang kualami cukup berbahaya, dan jika aku tidak bisa mengatasinya, aku harus menghindarinya dengan cepat.

Aku perlahan membuka mulutku.

"Akj benar-benar minta maaf atas tindakan ku yang tidak matang. Aku benar-benar akan minta maaf. Tapi kau kehilangan adikmu tidak ada hubungannya denganku."

"....."

"Alasan aku datang ke sini adalah karena kepala pelayan menawarkan ku untuk menonton kembang api dari sini. Ayah juga menerima ini, jadi aku datang ke sini berpikir mengapa tidak. Dan aku akan segera pergi setelah …"

"Diam."



_____
Haaii,, makasii udah mampir baca.
Jika ada yang tidak dimengerti, boleh TANYA JAWAB DI KOMENTAR yaa!!. mohon dimaafkan..
( ̄ε ̄ʃƪ)


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 210

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Setelah melihat sosok kecil yang muncul entah dari mana, Vinter berhenti bernapas. Dia buru-buru menarik ujung tongkatnya. Kwaaang-! Dan sihir serangan itu melewati Yvonne dengan jarak yang sedikit lagi akan mengenainya, dan sihir itu menghantam dinding dan menyebabkan suara dan getaran yang besar. Namun, berkat sihir yang melapisi bangunan ini, dindingnya tidak berlubang. "Ugh......!" Sihir yang menyapu kantor itu dengan cepat membuat asap. Dan di antara asap itu, ada seorang wanita dan seorang anak kecil yang mengenakan topeng singa terungkap. "Sudah kubilang aku pasti akan menghancurkannya." Yvonne tertawa terbahak-bahak. Vinter pun mengerutkan kening dan memasang ekspresi yang terlihat putus asa. "Raon!" Dia adalah seorang anak yang sangat berharga karena dia pintar. Tapi mata Raon, terlihat dari celah topeng s...

Chapter 182

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Vinter menatapku dengan mata yang melotot dan memaksaku untuk segera menjawab. Tidak, mungkin itu hanya alasanku. "Itu..." Saya ragu-ragu untuk waktu yang lama, sambil membuka bibir saya dan menutupnya lagi begitu terus selama beberapa saat. Tidaklah jelas untuk mengatakan bahwa masalah kepercayaan adalah jawaban yang benar. Dia mengira saya akan membunuh Yvonne, tetapi dia malah berusaha untuk menyembunyikan kejahatan saya. 'Tidak. Kamu memperlakukanku seperti penjahat ganas ketika kekacauan itu terjadi, bagaimana itu disebut sebagai kepercayaan?' atau 'Tidak. Terakhir kali saat kamu membuat keributan itu, kamu memperlakukanku seperti penjahat kejam, mungkin ini masalah kepercayaan?' Setelah perjuangan yang panjang, saya menjawab dia yang terus memandang saya. "Yah...kedengarannya seperti karaktermu." "...

Chapter 101

. . . 'Apa itu?' Secara reflektif ke jendela sistem yang melayang, tatapan ku naik ke atas kepala eclis. Dan aku membuka mataku. '.... Sudah hilang!' Kalimat itu [Minat 77%], yang baru saja berkilau dengan jelas di kepalanya diubah menjadi [periksa ketertarikannya]. Selain itu, bar ukuran yang diisi dengan warna putih telah berubah menjadi merah gelap. Tapi sebelum aku bisa mengenali apa yang telah terjadi, sebuah tulisan baru muncul. ____ <SYSTEM>  Warna ditampilkan pada bar pengukur tempat ketertarikan. ____ <SYSTEM>  DALAM RANGKA UNYUK MEMERIKSA KETERTARIKANNYA, BUATLAH KONTAK FISIK DENGAN TARGET. –––– "Elise...." Sambil melihat ke jendela sistem dengan mata gemetar, aku berhasil berbicara. Suara yang kencang keluar seolah² sedang tercekik. "Berikan padaku, aku akan meletakkannya untuk mu." Sudut² mulutku yang gemetar terangkat dengan susah payah dan memerintahkan. Eclis perlahan melepas tangan yang ia kenakan di bibirnya. - Traaak.  K...