Langsung ke konten utama

Chapter 25

 
.
.
.
Tentu saja, bukan itu yang sebenarnya terjadi. 

Salah satu hal yang lebih buruk dapat terjadi ketika seorang wanita bangsawan yang lemah berjalan di gang tanpa satupun pengawal. 

"Apa kau mengerti? Alasan mengapa aku akan menggunakan Eclise sebagai pengawal ku."

"...." 

"Maaf sudah membuatmu khawatir, Oppa."



Dengan mengatakan itu, aku berjalan melewati Rennald yang kaku di tempat, manuju tangga. 

Eclise tanpa emosi dan Emily sedang menatap kebawah ketika mereka mengikuti punggungku. 

Istilah lain untuk rasa benci adalah memandang. 

Orang² yang bekerja di sini yang hanya menonton Penelope dari jauh ketika dia bisa berada dalam bahaya kapan saja.... Tidak mungkin aku bisa... 

Tidak mungkin aku bisa memikirkan mereka dengan pandangan yang baik.

'Aku juga tidak bisa ketika memikirkan 'Aku' dan apa yang telah aku lalui sebelum datang ke dunia ini.' 

Aku sedang menaiki tangga.

_____
<sʏstɛʍ> [ҡɛռċaռ saat ʄɛstɨʋaʟ] ɖɛռɢaռ [ʀɛռռaʟɖ] ɢaɢaʟ!

ċօɮa ʟaɢɨ?

(ɦaɖɨaɦ: ʍɨռat ʀɛռռaʟɖ +3% ɖaռ ʟaɨռռʏa.)

[tɛʀɨʍa. / tօʟaҡ.]
-----

Aku langsung menekan 'Tolak'. 

Eclise mengikutiku seperti anak anjing melewati aula sampai aku tiba di kamarku. 

Emily ketakutan ketika dia mencoba mengikuti ku ke kamar Ku, jadi Aku membuka mulut. 

"Sampai di mana kau berencana untuk mengikutiku?" 

Eclise diblokir oleh Ku agar tidak masuk. 

"Tapi...." 

Dia memiringkan kepalanya kemudian berbicara tanpa banyak kesulitan. 


"Anda menyuruh saya untuk membuktikan nilai saya." 

Aku sedikit tercengang pada alasannya untuk berakting dengan baik sampai sekarang. 

'Sepertinya dia benar-benar benci gagasan untuk kembali ke pasar budak.'

Lalu aku melihat kelereng kuning di kalung yang dia kenakan. 


'Cincin.'

Saat itulah aku diingatkan bahwa aku punya alat yang bisa ku gunakan untuk menekannya. 

Kegembiraan yang Ku rasakan ketika aku melihat [ʍɨռat 18%] hilang saat kepala Ku mendingin. 

Masih segar dalam pikiranku. Melihatnya membunuh orang setelah menghancurkan borgol dalam sekali coba. 

Ksatria yang sopan dan santun, yang muncul dalam mode normal, yang masih setia pada Penelope sampai akhir, bahkan ketika dia tahu bahwa tuannya seperti penjahat. 

Namun, Eclise yang belum terlatih bahkan lebih berbahaya dari yang ku kira. 

Aku mulai berpikir bahwa mungkin kalung itu adalah alasan di balik kesetiaannya terhadap Penelope. 

'Aku tidak bisa dibodohi oleh wajahnya yang tidak bersalah. Dia adalah pria yang mengalahkan semua hyena itu hanya dengan pedang kayu.' 

Aku membuka mulut setelah mengingatkan diriku sendiri agar tidak tertipu. 

"Itu tidak termasuk kau menjadi mitra malamku." 

"Lalu...." 

"Kau mendengar percakapan itu, bukan? Bahwa aku membawamu ke sini untuk menggunakanmu sebagai pengawalku." 

"Iya." 

Eclise mengangguk. 

"Ini misi pertamamu untuk membuat semua orang di sini menerimamu di mansion ini." 

"Mi..... Misi?" 


"Iya. Aku tidak bisa selamanya berdebat dengan orang² untuk membiarkan orang yang tidak berguna didalam mansion, kau tahu?" 

Aku berkata dengan nada dingin. dan ketika aku melakukannya, saat aku menyadari bahwa itu terdengar setengah hati. Karena itu Aku menambahkan.... 

"Aku percaya kau tidak akan mengecewakanku. Benarkan?"

Eclise perlahan menganggukkan kepalanya atas pertanyaan ku. 

Ku pikir Aku melihat mata abu²nya berbinar.


[ʍɨռat 20%]

Persentase minatnya berubah saat itu.

Dan sekarang mendekati minat 30%, yang mana semua minat ML dimulai pada mode normal. 

'Ha... Kapan aku bisa mendapatkannya hingga 30%, dan kapan aku bisa mendapatkan lebih banyak lagi untuk melihat bagian akhirnya.......' 

Aku merasa lelah dengan semuanya sambil berpikir tentang bagaimana aku masih harus menempuh jalan yang panjang. 

"Emily, bawa Eclise ke kamar yang sudah disiapkan kepala pelayan untuknya."

"Iya, Nona."

Saat itu juga. 

"Master." 

Nada suara kering menembus telingaku. 

"Saya akan melakukan yang terbaik untuk dipuji olehmu." 

Lalu aku mengangkat tangan dan menepuk rambutnya yang kotor. 

Eclise mengusap kepalanya menyentuh tanganku seolah dia sedang menunggu ini. 

Tapi itu masih tidak membuat rasa takut ku yang kurasakan untuknya benar² pergi. 

Meskipun demikian, harapan untuk keluar dari tempat ini. 

"Saya benar-benar senang bahwa masterlah yang membuat saya keluar dari sana, master." 

Membuat ku bertekad dan mau mengambil langkah selanjutnya. 

* * * 

Aku tidak keluar dari kamar ku, alasan ku adalah karena aku akan pergi untuk mengurung diri sendiri setelah aku membawa Eclise kedalam mansion ini. 

Derrick dan Duke tidak menendang Eclise keluar dari mansion ini setelah mendengar penjelasan ku yang salah hari itu. 

Mereka juga tidak melakukan apa-apa tentang aku yang tinggal di kamar, tidak menunjukkan wajah ku selama berhari². 

Tapi aku mendengar dari Emily bahwa sang Duke mencari² di setiap keluarga bangsawan siapa pun dengan nama 'Clurie' dengan nama lengkap mereka, yang membuat bulu kudukku merinding.

Tidak hanya itu, tapi aku juga mendengar bahwa waktu pelatihan dan kesulitan untuk para ksatria telah meningkat secara tiba².

'Tidak mungkin dia akan pergi mencari babi itu.....' 

Tidak akan ada banyak masalah bahkan jika dia melakukan itu, tapi aku merasa aneh karena hal² yang sepertinya mengalir agak aneh. 

"Ah, terserahlah!" 

Aku melemparkan buku yang ku punya di tangan ku, lalu hanya menjatuhkan diri ke tempat tidur. 

Sinar matahari yang hangat di siang hari masuk melalui jendela dan bersinar di dalam ruangan. 

Untungnya, periode singkat waktu yang damai untuk bersantai diberikan kepada saya yang malang ini setelah menyelesaikan episode penyelamatan Eclise. 

Tidak ada yang mengganggu ku bahkan jika aku tidur dan makan dan membaca buku sepanjang hari. 

"Waktu kurungan selalu yang terbaik." 

Aku ingin Derrick meletakkanku dalam kurungan sampai aku bisa melihat bagian akhir ceritanya jika memungkinkan. 

Mereka mencuci pakaian ku, membersihkan kamar ku, memberi ku makanan saat waktunya tiba. Ini seperti mimpi! 

Tok Tok-. 

"Wah, nona! Apakah Anda masih berbaring di tempat tidur? Anda harus bangun sekarang. Waktunya makan siang." 

"Apa makanan siangnya?" 

Aku berbaring di tempat tidur dan memandang Emily masuk ke kamarku dengan nampan. 

"Ini salad labu dan kaki ayam goreng." 

"Apakah itu semuanya?"

Aku tidak mencoba menyembunyikan kekecewaan ku. 

"Saya memberi tahu si juru masak tentang bagaimana anda ingin makan sesuatu yang pedas, dan dia berkata bahwa dia secara khusus menciptakan saus ini." 

"Benarkah?" 

Aku bangkit dari sana dengan gembira. 

Aku telah mengulangi kata 'kaki ayam pedas' di depan Emily selama berhari², dan sepertinya kata² itu akhirnya sampai ke telinga si juru masak. 

"Syukurlah. Saya merasa seperti selera Anda telah berubah dalam makanan. Anda bahkan tidak melihat makanan beraroma kuat sebelumnya..." 

Emily memiringkan kepalanya dengan heran sementara dia meletakkan piring-piring di atas meja. 

Meskipun dia membenci dan memandang rendah Penelope. dia memang bekerja sebagai pelayan Penelope selama bertahun-tahun. 

Tampaknya dia merasa aneh bahwa yang dia layani telah berubah dalam beberapa hal. 

"Mereka mengatakan bahwa selera orang dalam makanan berubah ketika mereka tumbuh dewasa." 

"Benar."

Emily mengangguk. Kemudian dia menghentikan topik itu saat dia mengatakan pada ku. 

"Silakan, nona." 

Emily, yang tidak lagi mempermainkan makanan, mulai memisahkan daging dari tulang di piring. 

Berkat itu, Aku tidak perlu melakukan itu sendiri.

"Bagaimana itu? Kunyah makanan dengan baik sebelum menelan." 

Bahkan ketika memisahkan daging dari tulang, Emily tidak lupa memeriksa ku dari waktu ke waktu. 

Aku jadi bertanya-tanya apakah dia adalah pelayan dari sebelumnya dalam pelayanannya yang sepenuh hati. 

Namun demikian, aku tidak membiarkan pengawasan ku menurun. 

Dia tidak akan bisa menebak bahkan dalam mimpinya bahwa aku masih mengawasinya saat makan. 

'Ngomong², ini harusnya lebih manis...... Itu bukan rasa saus pedas yang kukonsumsi saat itu.'

Aku bisa benar² santai makan setelah aku yakin bahwa tidak ada yang salah dengan makanan ini. 

Apa yang ku inginkan adalah ayam pedas yang kadang ku makan bersama teman-teman ku. 

Ayam pedas juru masak benar² hanya ayam pedas goreng.

'Aku harus mulai mengatakan "asin-manis" sekarang, di depan Emily.'

Ini bukan rasa yang diinginkan tetapi masih memakannya karena aku menyukai pedasnya yang sudah lama tidak ku makan. 

"Aku kenyang sekarang." 

Aku meletakkan garpu ketika Emily segera mengambil piring dan menurunkan makanan penutup. 

"Festival akan segera berakhir, nona." 

Emily berkata kepadaku yang sedang makan serbat melon. 

"Benarkah?" 

"Iya! Anda selalu pergi pada hari² festival dan membawa beberapa perhiasan unik baru setiap kali. Apakah tidak ada satupun dari mereka yang menarik perhatian Anda kali ini?" 

"Aku tidak tahu." 

Aku terlalu fokus pada sesuatu tertentu waktu itu sehingga aku bahkan tidak bisa melihat apa yang ada di festival. 

Sekarang aku memikirkannya, aku ingat Rennald mengatakan sesuatu seperti itu juga. 

Sepertinya Penelope benar² jadi gila ketika sampai ke perhiasan. 

'Dia sungguh pelanggan yang rajin, dia sudah ke banyak toko.'

Aku sudah merasa lelah hanya dengan membayangkan dia berkunjung dari toko ke toko, membeli perhiasan.

"Ah, benar! Kepala pelayan mengatakan bahwa barang yang anda pesan dari toko perhiasan melalui kepala pelayan, telah tiba." 

"Pesanan? Apa...." 

"Apakah anda ingat ketika anda memanggil pedagang perhiasan sebelum festival dimulai?" 

"Ah." 

Sekarang aku ingat. Aku benar² lupa tentang hal itu sampai sekarang. 

"Haruskah saya membawanya sekarang?"

Emily bertanya, melihat bahwa wajahku semakin serius ketika setiap saat berlalu. Dengan ringan aku mengangguk.

"Iya. Segera."



_____

Bagi ya vote nya before next!!
٩(๛ ˘ ³˘)۶♥
(•̀ω•́)✧
👇🏻👇🏻👇🏻


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 210

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Setelah melihat sosok kecil yang muncul entah dari mana, Vinter berhenti bernapas. Dia buru-buru menarik ujung tongkatnya. Kwaaang-! Dan sihir serangan itu melewati Yvonne dengan jarak yang sedikit lagi akan mengenainya, dan sihir itu menghantam dinding dan menyebabkan suara dan getaran yang besar. Namun, berkat sihir yang melapisi bangunan ini, dindingnya tidak berlubang. "Ugh......!" Sihir yang menyapu kantor itu dengan cepat membuat asap. Dan di antara asap itu, ada seorang wanita dan seorang anak kecil yang mengenakan topeng singa terungkap. "Sudah kubilang aku pasti akan menghancurkannya." Yvonne tertawa terbahak-bahak. Vinter pun mengerutkan kening dan memasang ekspresi yang terlihat putus asa. "Raon!" Dia adalah seorang anak yang sangat berharga karena dia pintar. Tapi mata Raon, terlihat dari celah topeng s...

Chapter 182

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Vinter menatapku dengan mata yang melotot dan memaksaku untuk segera menjawab. Tidak, mungkin itu hanya alasanku. "Itu..." Saya ragu-ragu untuk waktu yang lama, sambil membuka bibir saya dan menutupnya lagi begitu terus selama beberapa saat. Tidaklah jelas untuk mengatakan bahwa masalah kepercayaan adalah jawaban yang benar. Dia mengira saya akan membunuh Yvonne, tetapi dia malah berusaha untuk menyembunyikan kejahatan saya. 'Tidak. Kamu memperlakukanku seperti penjahat ganas ketika kekacauan itu terjadi, bagaimana itu disebut sebagai kepercayaan?' atau 'Tidak. Terakhir kali saat kamu membuat keributan itu, kamu memperlakukanku seperti penjahat kejam, mungkin ini masalah kepercayaan?' Setelah perjuangan yang panjang, saya menjawab dia yang terus memandang saya. "Yah...kedengarannya seperti karaktermu." "...

Chapter 101

. . . 'Apa itu?' Secara reflektif ke jendela sistem yang melayang, tatapan ku naik ke atas kepala eclis. Dan aku membuka mataku. '.... Sudah hilang!' Kalimat itu [Minat 77%], yang baru saja berkilau dengan jelas di kepalanya diubah menjadi [periksa ketertarikannya]. Selain itu, bar ukuran yang diisi dengan warna putih telah berubah menjadi merah gelap. Tapi sebelum aku bisa mengenali apa yang telah terjadi, sebuah tulisan baru muncul. ____ <SYSTEM>  Warna ditampilkan pada bar pengukur tempat ketertarikan. ____ <SYSTEM>  DALAM RANGKA UNYUK MEMERIKSA KETERTARIKANNYA, BUATLAH KONTAK FISIK DENGAN TARGET. –––– "Elise...." Sambil melihat ke jendela sistem dengan mata gemetar, aku berhasil berbicara. Suara yang kencang keluar seolah² sedang tercekik. "Berikan padaku, aku akan meletakkannya untuk mu." Sudut² mulutku yang gemetar terangkat dengan susah payah dan memerintahkan. Eclis perlahan melepas tangan yang ia kenakan di bibirnya. - Traaak.  K...