Langsung ke konten utama

Chapter 24

 
.
.
.
"Derrick."

Duke lah yang menghentikan Derrick memarahi ku lebih lama. 

"Apa yang kau lakukan, bersikap kasar hanya menyerbu ke dalam sini tanpa mengetuk ketika aku berbicara dengannya." 

Mata Derrick bimbang sesaat. Dia melepaskan bahu ku dan mundur selangkah. Kemudian dia membungkuk kepada sang Duke. 

"...... Saya minta maaf, ayah."

Bahuku sedikit sakit. Aku mengusap satu bahuku dengan tanganku ketika aku melihat Derrick. 

'Apa, kenapa dia tidak mau pergi?'

Derrick berdiri di samping meja dan menatapku seolah itu adalah hal yang paling jelas untuk dilakukan.


Itu sama halnya dengan sang duke. Mereka berdua tampak bersedia mendengarkan ku.

'Wah... Sekarang ada satu lagi yang harus aku hadapi.....' 

Aku menghela nafas secara mental. 

"... Ekhm. Baiklah. Aku mengerti apa yang kamu coba lakukan." 

Duke berkata setelah berdehem sekali. 

Untunglah alasan yang ku pikirkan sebelumnya cukup masuk akal baginya. 

Tapi pertanyaannya tidak berakhir di situ. 

"Tapi jika itu masalahnya, kamu bisa membebaskannya setelah membelinya. Mengapa kamu membawanya ke sini?" 

"Eclise sangat ahli dalam seni bela diri, ayah. Itulah salah satu alasan mengapa saya membelinya dengan harga seperti itu." 

Aku mulai melontarkan semua kata-kata alasan yang telah siap kukatakan. 

"Saya ingin anda menerima Eclise sebagai ksatria dalam pelatihan. Dia tampak sangat berguna." 

"Sebagai ksatria keluarga kita?" 

"Iya. Saya percaya akan lebih bermanfaat untuk melatihnya secara resmi daripada menjadikannya pelayan di sini di mana dia tidak bisa memamerkan...." 

"Aku tidak tahan mendengar ini lebih banyak." 

Derrick memotong ucapan ku. 

"Ada banyak orang yang bersyukur hanya bisa bekerja di rumah ini sebagai seorang pelayan." 

"...." 

"Tapi sekarang, kau menyarankan agar kita melatih seseorang yang bahkan bukan orang biasa, tetapi seorang budak. Selain itu, untuk apa kau akan memanfaatkannya jika dia sudah terlatih?"

Duke juga tampaknya setuju dengan Derrick. 

'Ah, berhentilah menghalangi dan pergilah saja.'


Aku menekan rasa lelah yang ku rasakan dan menjawab. 

"Saya akan menggunakannya sebagai pengawal pribadi saya." 

"...... Pengawal pribadimu?" 

"Saya tidak bisa selamanya berkeliaran sambil tidak memiliki satupun pengawal untuk menjaga saya." 

Mata sang duke melebar sedikit. 

"Apa maksudmu dengan tidak ada orang yang menjagamu? Ada lebih dari 20 ribu ksatria yang bekerja di tanah Eckart."

"Yaa, tapi saya juga tahu bahwa saya memiliki reputasi buruk di antara para ksatria, ayah."

"...." 

"Bukankah itu sebabnya anda tidak menjadikan mereka sebagai pengawal saya?" 

Keduanya menutup mulut mereka.

Setiap wanita bangsawan memiliki setidaknya 5-6 pengawal dengan mereka. 

Jumlah pengawal untuk wanita bangsawan meningkat dari sana tergantung pada peringkat bangsawan keluarganya.

Ketika Aku bertanya kepada Emily tentang hal itu, dia menjawab bahwa Penelope tidak memiliki pengawal satupun. 

Jika Dia harus pergi ke suatu tempat, seorang kesatria yang tidak ada hubungannya akan ikut bersamanya, tapi sampai itu saja.

'Seberapa buruk sih orang-orang berfikir tentangnya?'

Aku hanya menebak ketika mereka berdua terdiam. Itu membuat ku terdiam, juga, untuk sesaat. 

"..... Saya tidak ingin mempercayakan keselamatan saya kepada orang-orang yang tidak mau melindungi saya." 

"...." 

"Tidak ada jaminan bahwa apa yang terjadi pada saya hari ini tidak akan terjadi lagi setelah meninggalkan tempat ini." 

"Meninggalkan?!"

Mereka berdua berteriak hampir bersamaan. 

"Apa yang kamu maksud dengan itu. 'Meninggalkan', maksudku."

Duke bertanya dengan suara mendesak. 

"Seperti yang saya katakan. Saya sudah dewasa sekarang."

Mataku melebar lagi pada reaksi mereka, lalu mengangkat bahu. 

"Tolong izinkan saya memilih pengawal saya sendiri, untuk keselamatan saya. Saya mohon, ayah, Oppa." 


Aku menggelengkan kepala. Keduanya tidak mengatakan apa pun untuk menolak.

'Lebih seperti tidak bisa daripada tidak.'

Apa yang terjadi hari ini bukan sepenuhnya salahku. 

Itu adalah masalah besar jika tidak ada satu pun ksatria yang cukup khawatir untuk mau mengikuti tuannya pergi ke suatu tempat sendirian. 

Terutama ketika tuan itu adalah anggota keluarga Duke kuat ini yang dapat mempengaruhi negara. 

Sejujurnya, aku tidak melakukan ini hanya untuk mendapatkan seorang ksatria untuk menjagaku. Aku hanya perlu alasan bagi Eclise untuk menginap di mansion. 

"Pertama....." 


Untungnya, rencanaku berhasil.

"Baiklah. Kamu pasti mengalami malam yang melelahkan hari ini. Naik dan istirahatlah sekarang. Aku akan memberitahu dokter untuk datang untuk memeriksa mu setelah kamu tidur." 

"Terima kasih ayah." 

Aku tidak perlu dokter untuk memeriksa ku karena aku tidak terluka di mana pun, tetapi aku tidak berdebat lagi. Lalu aku membungkuk sekali dan berjalan ke pintu. 

"Dan Derrick, kau tetap di sini."

Duke menambahkan tepat ketika aku melangkah keluar dari kantor. 

Aku melirik ke belakangku untuk melihat Derrick di dekat pintu seolah² dia mengikutiku. 

'Ahh, ada apa dengan orang ini!' 

Aku buru-buru menutup pintu kantor. 

Apa lagi yang dia ingin memarahi ku sehingga dia ingin mengikuti ku? 

"Hah...." 

Pintu yang ku tutup tidak terbuka kembali. Akhirnya aku bisa menghela nafas lega.

Tapi kemudian, sebuah kotak putih muncul di hadapanku. 

_____
<sʏstɛʍ> [ҡɛռċaռ saat ʄɛstɨʋaʟ] ɖɛռɢaռ [ɖɛʀʀɨċҡ] ɢaɢaʟ!

ċօɮa ʟaɢɨ?

(ɦaɖɨaɦ: ʍɨռat ɖɛʀʀɨċҡ +3% ɖaռ ʟaɨռռʏa.)

[tɛʀɨʍa. / tօʟaҡ.]
-----

'Apa. Tidak, tidak akan pernah!' 

Masih ada banyak hari tersisa sampai festival berakhir. 

Namun, aku menekan 'Tolak' karena sama sekali tidak mungkin aku pergi untuk melihat festival bersamanya lagi. 

Aku terus menatap kotak putih yang menghilang, merasa tidak adil.

'Mengapa itu suatu kegagalan? Kami pergi ke festival bersama!'

Hanya dengan bisa aman pergi keluar dengan para bajingan itu sendiri adalah hal yang menakjubkan. Apa yang sistem sialan ini harapkan dariku?

Quest itu pasti gagal dengan Rennald juga, melihat bahwa Derrick sudah gagal.

'terserah. Gagal atau tidak, masih naik 3%'

Aku ingat waktu aku melihat di atas kepala Derrick belum lama ini.

[ʍɨռat 13%]

Ya, aku gagal dalam quest, tapi minatnya tetap naik.

'Sudah kuduga. Mereka hanya tidak perlu menghadapi Penelope supaya minatnya naik.'

Aku berjalan ke tangga sambil mengingatkan diri ku untuk menghindari keduanya apa pun risikonya.

Tapi itu tidak sampai sedetik kemudian ketika aku menghadapi salah satu dari dua orang yang ku pilih untuk dihindari.

"Hei. Apa kau bisu? Kenapa kau tidak menjawabku? Aku bertanya dari mana asalmu."


Aku melihat Rennald menepuk kasar Eclise sementara Emily dan kepala pelayan berdiri di samping, mengawasi keduanya tanpa mengetahui apa yang harus dilakukan.

Aku mendekati mereka dengan kerutan di wajah ku.

"Apa yang kau lakukan?"

Rennald berbalik padaku karena suaraku.

[ʍɨռat 10%]

Sama seperti dengan Derrick, minat Rennald juga lebih tinggi dari terakhir kali aku melihatnya.

"Ada apa dengan bajingan ini?"

Dia menepuk Eclise sekali lagi daripada menjawab pertanyaanku.

Aku melihat [ʍɨռat 10%], kemudian pada [ʍɨռat 18%].

Itu jelas pada siapa aku akan berpihak.

"Kemarilah, Eclise."


Eclise, yang tidak bergeming pada kata² Rennald, mulai bergerak pada kata² ku.

Eclis berjalan untuk berdiri di belakang ku, tempat di mana aku menunjuk.

"Haa?"

Rennald mengerutkan alisnya saat melihat itu.

"Apakah kau tidak mendengar dari Emily? Dia akan menjadi pengawal pribadiku mulai sekarang."

"Pengawal pribadi? Kau akan menggunakan budak sebagai pengawal mu?"

"Iya."

"Pertama kau lari, kemudian kau jadi gila. apakah Kau salah makan? Apakah kau meninggalkan reputasi mu dan memutuskan untuk berbuat semaunya, bertindak tanpa pertimbangan?"

"Aku katakan padamu, aku tidak melarikan diri."

Aku berbalik dengan kalimat itu. Aku sekarang lelah sampai² aku bisa pingsan kapan saja.

"Aku lelah. Mari kita bicara tentang ini nanti."

Tapi aku diblokir sebelum aku bisa mengambil langkah maju.

"Mencoba untuk pergi sekarang? Jangan berani²nya kau, aku belum selesai bicara denganmu."

Saat itu, aku bisa merasakan sentakan dari belakang.

Mungkin itu karena Rennald berteriak dengan kerutan di wajahnya, tapi aura yang datang dari belakangku cukup tajam.


Aku menghalangi Eclise dengan mengangkat tangan ke samping.

Aku tidak bisa menerima jika dia ditendang keluar dari mansion ketika bahkan tidak sampai satu jam berlalu setelah dia masuk.

"Rennald."

Aku memanggil namanya sambil menghela napas, menahan jengkel yang kurasakan.

Dia berteriak.

"Bahkan, kenapa kau membutuhkan pengawal? Kau selalu sibuk menghabiskan hari² sempit di kamar mu."

"Sekarang aku butuh satu. Sehingga sesuatu seperti yang terjadi kemarin tidak terjadi di masa depan."

"Maka kau bisa saja pergi dan menggunakan salah satu dari banyak ksatria di sini!"

"Aku tidak membutuhkan seorang ksatria yang berbicara buruk sangat banyak tentang ku sehingga lebih dari 10 buku akan diciptakan jika kau menulis semuanya di atas kertas."

"....."


Rennald juga menunjukkan reaksi yang sama. Mulutnya tertutup seolah-olah mereka direkatkan, sama seperti apa yang Derrick dan duke lakukan.

"Apa yang kau pikirkan, sehingga seseorang yang memikirkan ku begitu buruk bisa lakukan apa ketika mereka menjaga ku?"

Dengan kata lain, artinya: sama bagimu.

Dia tahu bahwa gong-nyuh sedang dianiaya, namun dia tidak melakukan apa-apa.

Siapa yang tahu? Mungkin dia bahkan mengatakan kepada mereka untuk berbicara lebih buruk tentang Penelope.

Mata biru yang meragu. Rennald yang berdiri terdiam untuk sesaat akhirnya menemukan alasan untuk berbicara.

"Penelope. Itu hanya..."

"Jangan pernah berbicara tentang hal itu jika kau akan mengatakan bahwa apa yang kau katakan saat itu adalah lelucon. Aku beruntung dan kembali dengan aman ke sini, tetapi jika sesuatu seperti itu terjadi lagi, maka..."

"....."

"Jika eclis tidak ada selama waktu itu, maka aku akan tetap tersesat di sana dan mungkin telah dianiaya, Rennald."

Wajah Rennald pucat. Itu seakan² seperti dia sedang tersedak.



_____
Hiyaa hiyaaa!!! Raw baru masuk langsung tak tempel ke sini, hehe.

Bagi ya vote nya before next!!
٩(๛ ˘ ³˘)۶♥
(•̀ω•́)✧
👇🏻👇🏻👇🏻


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 210

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Setelah melihat sosok kecil yang muncul entah dari mana, Vinter berhenti bernapas. Dia buru-buru menarik ujung tongkatnya. Kwaaang-! Dan sihir serangan itu melewati Yvonne dengan jarak yang sedikit lagi akan mengenainya, dan sihir itu menghantam dinding dan menyebabkan suara dan getaran yang besar. Namun, berkat sihir yang melapisi bangunan ini, dindingnya tidak berlubang. "Ugh......!" Sihir yang menyapu kantor itu dengan cepat membuat asap. Dan di antara asap itu, ada seorang wanita dan seorang anak kecil yang mengenakan topeng singa terungkap. "Sudah kubilang aku pasti akan menghancurkannya." Yvonne tertawa terbahak-bahak. Vinter pun mengerutkan kening dan memasang ekspresi yang terlihat putus asa. "Raon!" Dia adalah seorang anak yang sangat berharga karena dia pintar. Tapi mata Raon, terlihat dari celah topeng s...

Chapter 182

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Vinter menatapku dengan mata yang melotot dan memaksaku untuk segera menjawab. Tidak, mungkin itu hanya alasanku. "Itu..." Saya ragu-ragu untuk waktu yang lama, sambil membuka bibir saya dan menutupnya lagi begitu terus selama beberapa saat. Tidaklah jelas untuk mengatakan bahwa masalah kepercayaan adalah jawaban yang benar. Dia mengira saya akan membunuh Yvonne, tetapi dia malah berusaha untuk menyembunyikan kejahatan saya. 'Tidak. Kamu memperlakukanku seperti penjahat ganas ketika kekacauan itu terjadi, bagaimana itu disebut sebagai kepercayaan?' atau 'Tidak. Terakhir kali saat kamu membuat keributan itu, kamu memperlakukanku seperti penjahat kejam, mungkin ini masalah kepercayaan?' Setelah perjuangan yang panjang, saya menjawab dia yang terus memandang saya. "Yah...kedengarannya seperti karaktermu." "...

Chapter 101

. . . 'Apa itu?' Secara reflektif ke jendela sistem yang melayang, tatapan ku naik ke atas kepala eclis. Dan aku membuka mataku. '.... Sudah hilang!' Kalimat itu [Minat 77%], yang baru saja berkilau dengan jelas di kepalanya diubah menjadi [periksa ketertarikannya]. Selain itu, bar ukuran yang diisi dengan warna putih telah berubah menjadi merah gelap. Tapi sebelum aku bisa mengenali apa yang telah terjadi, sebuah tulisan baru muncul. ____ <SYSTEM>  Warna ditampilkan pada bar pengukur tempat ketertarikan. ____ <SYSTEM>  DALAM RANGKA UNYUK MEMERIKSA KETERTARIKANNYA, BUATLAH KONTAK FISIK DENGAN TARGET. –––– "Elise...." Sambil melihat ke jendela sistem dengan mata gemetar, aku berhasil berbicara. Suara yang kencang keluar seolah² sedang tercekik. "Berikan padaku, aku akan meletakkannya untuk mu." Sudut² mulutku yang gemetar terangkat dengan susah payah dan memerintahkan. Eclis perlahan melepas tangan yang ia kenakan di bibirnya. - Traaak.  K...