.
.
.
***
"Ini surat dari Tuan Eionmani."
Liddon memicingkan mata ke pria tua yang berdiri di hadapannya.
Dia adalah pria tua lusuh dengan pinggang bengkok, tapi dia tidak bisa dianggap enteng.
Orang tua itu menyelinap ke dalam mansion Erell tempat para Ksatria Kerajaan berkemah, tanpa keributan.
Dia bisa segera melaporkan dan memanggil seorang pria untuk menghukum si penyusup, tapi dia tidak melakukannya.
Dia telah membaca identitasnya dari kata-kata lelaki tua itu.
Eoinmani awalnya adalah bahasa gaul untuk para kolektor pendaki gunung.
Mereka menyebut kolektor paling berpengalaman di antara mereka, Eoinmani.
Tapi di gang belakang, kata itu memiliki arti yang berbeda.
Anggota serikat informasi, yang memegang erat gang belakang, sering menggunakan bahasa mereka sendiri
karena mereka suka memetafora diri sebagai pengumpul informasi.
Memani yang artinya kolektor artinya anggota guild, dan mound yang artinya gunung artinya guild.
[Jadi pada dasarnya memani= kolektor= anggota serikat,
mound= gunung= guild]
Jadi untuk guild informasi, Eoinmani mengacu pada Luke, pemimpin dari guild informasi mereka.
Liddon bertanya pada lelaki tua itu ketika dia menerima surat itu.
"Apakah Eoinmani mengatakan sesuatu untuk disampaikan kepadaku secara terpisah?"
"Tidak."
"Itu tidak mungkin, aku yakin ada pesan terpisah."
"Tidak, saya hanya disuruh mengirimkan surat."
"Kau bukan dari Eoinmani, aku melihatnya dari cara mu mengatakannya."
Liddon mendengus dan mencabut pedangnya.
"Kau pasti orang yang mencuri surat-surat itu."
Liddon menusukkan pedang itu ke leher lelaki tua itu.
"Apa yang anda bicarakan?"
Orang tua itu mengayunkan tangannya dalam kebingungan besar pada pedang yang mendekat saat memotong tenggorokannya kapan saja.
"Saya benar-benar seorang utusan Memani!"
"Jika kau benar-benar seorang Memani, kau tidak bisa tidak menyadari kode kata yang dikirimkan bersama dengan surat tersebut. Jika kau seorang Memani sejati, kau seharusnya tahu itu."
"Apa yang Anda maksud dengan kode? Tidak ada yang namanya–"
"Kode."
Liddon berkata dengan dingin, mendekatkan pedang ke lehernya.
Aliran darah tipis terlihat dari luka di leher lelaki tua itu, dia melangkah mundur dengan ringan dan meregangkan pinggangnya yang bengkok.
Itu adalah gerakan tubuh yang ramping seolah-olah si bungkuk lelaki tua itu palsu.
Orang tua itu menegakkan pinggangnya yang bengkok dan menjadi sangat tinggi.
Fisiknya juga cukup kokoh sehingga sulit dipercaya bahwa dia terlihat seperti lelaki tua kecil sampai beberapa waktu yang lalu.
"Hei! Sejak kapan kita memiliki kata sandi di mound kita?"
Suara tidak puas itu juga milik pria muda, bukan pria tua.
Bahkan setelah melihat perubahan yang luar biasa ini, Liddon hanya mengambil pedangnya dengan acuh tak acuh.
Pemuda yang berbentuk seperti orang tua itu mengerutkan kening, seolah tersinggung oleh sikap acuh tak acuh Liddon.
"Kamu tahu itu aku. Sejak kapan kamu tahu?"
"Sejak kau masuk ke sini dan membagikan surat itu."
"Apa? Kenapa? Penyamarannya sempurna."
Pria muda dalam bentuk seorang pria tua bertanya, melihat ke arahnya.
Liddon mengangkat bahu ringan dan membuka amplop yang diberikan pemuda itu padanya.
Di dalam, hanya ada satu kertas putih kosong tanpa ada tulisan apapun di atasnya.
"Surat itu terlalu tipis. Itu bukanlah isi yang dapat dimuat di selembar kertas, dan itu bukanlah sesuatu yang kau ingin orang lain yang katakan. Jadi kupikir kau tidak punya pilihan selain datang langsung, Luke."
"Anda sudah memperhatikan dengan melihat amplop bahwa itu permainan licik, Liddon Zerette."
"Sebaliknya, penyamarannya sempurna, jadi itu pujian."
"Semua orang sudah tahu penyamaranku sempurna. Begitu juga aku."
Itu adalah reaksi yang sangat arogan, tapi penyamaran Luke sangat berharga.
Diketahui secara luas di kerajaan bahwa Luke, kepala serikat informasi, adalah ahli penyamaran.
Tentu saja, orang-orang yang mewaspadai dia, menatap mata mereka dan memperhatikan orang-orang di sekitar mereka, tapi rasanya seperti bintang di langit untuk menemukan penyamarannya yang sempurna.
Dari remaja hingga lanjut usia, seseorang yang mengubah penampilannya sesuai dengan kebutuhannya baik itu perempuan maupun laki-laki.
Dia tidak hanya meniru penampilan orang tersebut, tetapi juga meniru kebiasaan dan nada bicaranya.
Sulit untuk melihat penyamarannya bahkan jika orang lain itu tajam.
"Jadi itu bukanlah pujian yang sangat menyenangkan untuk mengatakan bahwa penyamaran ku sempurna. Itu pujian yang nyata jika kamu tidak akan tertipu."
Luke mendengus dan membuang topeng yang telah dia kenakan di wajahnya.
Masker dibuat melalui proses produksi khusus yang terlihat seperti kulit manusia asli.
"Tapi aku tidak percaya aku tertangkap karena satu amplop....."
Luke memelototi amplop itu dengan marah.
"Apa yang akan kamu lakukan jika aku memiliki semua informasi di selembar kertas?"
"Kalau begitu aku akan menjadi orang yang kasar dan ceroboh yang mengasari orang tua."
".....Apa cuma itu?"
"Apa lebih dari itu? Aku adalah pangeran negeri ini. Hanya karena aku memandang rendah orang tua tidak akan menjungkirbalikkan dunia."
"Oh, ya, ya. Benar. Anda adalah pangeran negeri ini, tidak seperti orang yang rendah hati seperti saya, anda berjongkok, tidak tahu kapan anda akan mati."
"Itu tidak salah."
Terlepas dari ucapannya yang sarkastik, Liddon tetap santai.
"Yah, kamu tidak menyenangkan untuk diejek."
Lelah oleh respon yang tidak ditentang, Luke menghela napas dan duduk di kursi.
Jika itu pemandangan yang akan dilihat orang asing, mereka akan mengira Luke adalah pangeran dan Liddon adalah pelayannya.
Namun, baik Luke maupun Liddon tidak mempermasalahkan situasinya seolah-olah itu sangat wajar.
"Jadi, apa jawaban yang kau bawa sendiri?"
Liddon bertanya pada Luke.
Dia mengirim Luke surat meminta bantuan setelah berbicara dengan Yvesria.
Itu adalah surat permintaan siapa yang mencoba membuat perpecahan antara Erell dan Ocal dan jika ada informasi tentang cara menjinakkan Wyvern.
'Aku memperkirakan itu memakan waktu sekitar satu minggu.'
Tepat dua hari sebelum Luke tiba di Errell.
Liddon mengira dia telah meremehkan kompetensi guild informasi.
Tentu saja, idenya runtuh dalam satu menit.
"Jawaban? Itulah yang dicari orang Memani."
"... kau belum menemukan jawaban? Keduanya?"
"Tentu saja. Kamu baru saja mengirim surat dua hari yang lalu dan kamu sudah mengharapkan jawaban?"
Luke memandang Liddon seolah dia sedang melihat seseorang yang sangat menyebalkan.
"Kamu sangat tidak sabar, di mana kamu ingin menggunakannya?"
Ini adalah pertama kalinya Liddon, yang bersikap tenang tentang apa pun yang dilakukan Luke, sangat marah.
"Aku juga mengharapkan satu minggu, tapi kupikir kau sudah menemukan jawabannya karena kau datang ke sini. Mengapa kau datang ke kota pedesaan di utara ini?"
"Aku kecewa. Apa kita hanya bertemu saat bertukar jawaban? Tidak bisakah aku datang ke sini kecuali aku punya jawaban? Bukankah persahabatan kita begitu erat?"
Luke menatapnya dengan cemberut, dengan wajah terluka.
Dan tentu saja, Liddon tahu itu adalah penampilan akting Luke yang hanya untuk mengolok-oloknya.
"Kau yang menyukai kemegahan dan hal-hal yang hidup, datang menemui ku di desa pedesaan di utara tanpa apa-apa?"
Liddon mendengus.
"Persahabatan kita tidak begitu baik. Jika kau tidak di sini untuk mendapatkan jawabannya, lalu untuk apa kau di sini?"
Luke, yang tahu aktingnya tidak berhasil, mengangkat bahu lagi dan menampar bibirnya.
"Selalu menarik membuatku bergerak. Ada sesuatu yang cukup menarik terjadi di sini."
"Menarik?"
"Wyvern. Aku mendengar ksatria bertarung dengan Wyvern."
"Belum."
"Apa– ide dan usahanya lucu, bukan? Kita telah berpikir untuk membunuh Wyvern, tidak berpikir untuk menjinakkan mereka."
Luke adalah orang yang tugasnya mengumpulkan dan mengoleksi informasi dari dunia.
Jika dia mendengar berita menarik seperti itu, dia akan sangat senang.
"Jadi aku di sini untuk mencarinya. Karena wanita yang menjinakkan Wyvern itu."
"Lihat² saja?"
"Kalau begitu aku bukan orang yang taat."
Luke bangkit dari kursinya dengan senyuman yang berarti.
"Aku tidak akan seperti ini mulai besok. Bahkan kamu tidak akan menyadarinya, tidak peduli apa yang kamu lakukan."
***
Ketika aku pertama kali mengungkit tentang festival itu, Emma bersukacita seolah dia telah menunggunya.
"Apakah Anda tertarik dengan festival ini?"
"Menurutku banyak orang di dunia tidak membenci festival."
"Tapi anda dari ibu kota. Festival di sana spektakuler dan meriah. Sebagai perbandingan, festival yang diadakan di Erell itu sederhana."
"Pada dasarnya semua Festival itu menyenangkan. Selain itu, aku merasa seperti akan mati jika aku tidak menikmati apa pun sekarang."
Aku menghela nafas, mengingat latihan para ksatria Frost yang kulihat di pagi hari.
Seperti yang diperkirakan, Lionel adalah yang terburuk. Itu telah menjadi kisaran yang diduga sejauh ini.
Namun, masalahnya adalah keadaan para ksatria lain tidak jauh berbeda dari Lionel.
'Ya, itulah yang mampu dilakukan oleh karakter tambahan. Sama seperti kemampuan sihirku.'
Menyaksikan pelatihan para ksatria yang tidak bisa berkembang sama sekali, impian dan masa depan ku semuanya hilang.
'Mengapa.... apakah hanya ada orang seperti itu di sekitarku?'
Bukankah ada terlalu banyak kesenjangan infrastruktur antara Catherine yang muncul dan menyelamatkan yang berbakat, bahkan jika dia bersandar ke belakang?
'Sangat tidak adil untuk berpikir begitu.'
Ini seperti dunia kotor dimana karakter utamanya hanya hidup dengan baik.
"Aku akan melupakan dunia kotor ini dan bersenang-senang hari ini."
Aku melompat dari tempat dudukku dan menatap Emma.
"Emma bilang ia asli Erell, bukan?"
"Ya, saya lahir dan besar di sini."
"Kalau begitu kau lebih tahu dari siapa pun bagaimana menikmati festival. Aku akan bersamamu."
"Apa?"
Emma membuka lebar matanya atas kata-kataku.
"Apakah anda akan pergi dengan saya?"
"Aku akan melakukannya. Apakah kau berjanji untuk pergi ke festival bersama orang lain?"
"Itu tidak mungkin. Ini waktu kerja."
"Kalau begitu tidak masalah. Emma bisa mengajakku berkeliling."
"Uh.... Tapi...."
Emma menatap keatas kepalanya dengan heran.
"Anda tidak mau pergi dengan pangeran?"
"...... pangeran, Pangeran? Liddon? Kenapa aku pergi ke festival dengan anj*ng?"
"Nona!"
Dia dengan takjub berteriak pada nama yang diucapkan.
"Aku bahkan tidak mengumpat padanya, aku hanya memanggilnya dengan nama."
"Tetapi tetap saja."
"Emma melakukan itu dengan rekan-rekannya tentang aku di belakang, kan?"
"Tidak, saya tidak!"
Emma melompat dan menggelengkan kepalanya.
Dia memiliki wajah yang terlihat tidak adil, tetapi bukankah itu cara untuk menumbuhkan persahabatan dengan rekan kerjanya?
"Hei, tidak apa-apa. Aku bukan tipe orang yang marah pada hal-hal seperti itu. Hanya saja, jangan mengatakannya di depanku."
"Saya tidak pernah melakukannya! Tidak di depan anda, tidak di belakang!"
Emma menggigit bibirnya, wajahnya hampir menangis.
"Saya sangat menyukai anda!"
Aku menatapnya, terpana oleh pengakuan yang tiba-tiba itu.
"Uh.... terima kasih?"
"Jangan pedulikan anak-anak yang bersumpah di belakang anda. Mereka menahan dingin dengan api yang anda berikan kepada mereka...... dan mereka sangat tidak tahu berterima kasih."
"Karena rumor ku sangat buruk...."
"Anda terlalu lembut!"
".....Aku?"
Ya Tuhan. Ada seseorang yang memberitahu Yvesria Oberon bahwa dia lembut.
"Mereka yang hanya percaya pada rumor buruk dan mengumpat pada tuannya harus dihukum. Tapi anda tidak mampu melakukannya, anda terlalu lembut untuk meninggalkan semuanya sendirian."
Aku tercengang dan baru saja melihat Emma. Mungkin Emma merasa mataku menatapnya jadi dia berdehem dan kembali ke sikapnya yang tenang.
"Pokoknya, maksud saya, saya menyukai anda."
"Ya, aku cukup tahu."
'Aku merasa akan mendapat masalah jika kau lebih menyukaiku.'
Rasanya agak aneh karena ini pertama kalinya aku disukai oleh seseorang di tubuh Yvesria.
'Semua orang menatapku, menunjuk padaku, melecehkanku secara verbal, sesuatu seperti itu.'
Emma menatapku dengan cemas dan memegang tanganku.
"Jadi, anda harus menonton festival dengan Pangeran, bukan dengan saya!"
'Tidak, kenapa jga itu terjadi ...?'
Emma menghela nafas seolah dia kesal.
"Saya ingin sekali menonton festival bersama anda juga, tapi hari ini saya harus meratakan hidung orang jahat yang berbisik di belakang."
"Meratakan hidung?"
"Ya! Biarkan mereka menyadari bahwa anda adalah Lady muda yang berharga yang tidak berani mereka remehkan."
Sekarang ku pikir aku akan mengerti apa yang ingin dikatakan Emma.
"Jadi, kamu ingin aku menunjukkan kepada mereka posisiku dengan bergaul dengan pangeran yang hebat?"
"Tentu saja anda bersinar bahkan ketika anda sendirian, tetapi mereka tidak akan tahu kecuali anda menunjukkan pada orang-orang idiot itu yang hanya berbicara di belakang anda."
"Yah, aku tidak terlalu suka sesuatu. Alasan kenapa aku harus dipilih oleh seseorang karena nilaiku meningkat."
Cara untuk meninggikan diri dengan menggunakan lingkaran cahaya orang lain. Aku menolak ide seperti itu.
"Nona, pikirkan seperti ini. Pangeran, dia hanya aksesori, seperti kalung atau anting."
"Emma, bolehkah menjual pangeran sebagai aksesori?"
"Anda bilang itu bukan sumpah serapah, hanya memanggil namanya saat dia tidak ada? Saya bilang itu hanya aksesori."
"Saya sering mendengarnya."
Emma mengangguk dengan bangga.
"Bagaimana bisa aksesori memilih anda? Anda yang memilih aksesori untuk membuat diri anda bersinar. Pria adalah aksesori seperti itu."
____
Okkeh, jadi pelajaran hari ini adalah 'pria adalah aksesori' ada yang komen??
Huehehehe... (*´∀'*)
Jika ada yang tidak dimengerti, boleh TANYA JAWAB DI KOMENTAR yaa!!. mohon dimaafkan..
( ̄ε ̄ʃƪ)
Pastikan kalian tekan tombol komen dibawah ya....!!!
٩(๛ ˘ ³˘)۶♥
👇🏻👇🏻👇🏻
Komentar
Posting Komentar