.
.
.
'A, apa itu? Apa yang mereka....'
Aku terkejut melihat pemandangan itu.

Hyena berjalan mengelilingi Eclise, yang berdiri diam di tempat itu, dan meneteskan air liur seolah-olah mereka sudah kelaparan berhari-hari.
Kedua lengan dan kakinya diborgol. Gerakan besar dibatasi karena itu.
Hanya pedang kayu kecil yang diberikan padanya.
Ditambah, semua yang dia kenakan adalah sepotong pakaian yang menutupi bagian bawah tubuhnya. Tidak ada perlindungan sama sekali.
'Itu terlalu berlebihan!'
Jantungku berdegup kencang. Seolah-olah niat mereka adalah agar Eclise dimakan oleh binatang buas yang kelaparan itu.
'Apa yang harus Ku lakukan?'
Aku mulai berpikir apakah Aku harus berteriak bahwa Aku akan membelinya sebelum sesuatu terjadi.
"Grrr-."
Saat itu, hyena terbesar melompat ke Eclise.
Pada saat yang sama, Eclise menurunkan dan menggulingkan tubuhnya ke pedang kayu dan menusuk pada satu mata hyena itu dengan kecepatan kilat.

Dia selesai dengan memberi tendangan bagus ke hyena itu.
Kiikk-!
Hyena menangis dan jatuh ke lantai. Segera kehilangan kesadarannya karena sekarang tidak bergerak.
"Grrr, grrauukk!"*
Hyena yang tersisa melompat ke Eclise sekaligus setelah itu.
"* {{(°△°; "}}! *"
Aku menjerit pendek.
Dia mampu melawan mereka satu per satu tetapi Aku yakin itu akan terlalu berlebihan untuk menangani banyak dari mereka sekaligus.
Namun, ternyata semua kekhawatiran Ku sia-sia.
Eclise menghindari cakar dan gigi tajam hyena dengan gerakannya yang terbatas dan melawannya. Hanya dengan pedang kayu.
Dua hyena lagi turun dalam hitungan detik. Hanya dua yang tersisa.
Satu hyena mengincar punggung Eclise ketika dia sibuk bertarung melawan yang di depannya.
Eclise memutar leher hyena yang dia lawan dan dengan cepat berbalik untuk menghadapi yang lain.
Khiikkk-!

Lalu dia menusuk hyena di perutnya. Dengan pedang kayu itu yang tidak tajam sama sekali.
Bruk- Hyena terakhir jatuh ke lantai, berdarah, menuju akhir pertarungan.
"Haah, haah..." [Eclise]
Darah menetes ke tangan Eclise yang pundaknya berat.
Keheningan memenuhi ruang.
Kemudian satu demi satu, orang-orang mulai memberikan tepuk tangan.
"Terima kasih!"
Lelang mengumumkan akhir acara.
"Urgh!"
Eclise jadi hilang kendali setelah melihat darah dan terus mengayunkan pedangnya meskipun pertarungan berakhir.

Dia mengayunkan pedang berbahaya ke arah orang-orang yang mendekatinya untuk menahannya, tetapi dia tersentak, saat dia jatuh pingsan sebelum dia bisa menyerang mereka.

Kemudian, dia diseret keluar dari panggung.
Sepertinya mereka menempelkan sesuatu padanya, mungkin untuk mencegah para budak bertingkah.
"Haha, dia cukup enerjik... Sulit mengendalikannya dengan cara yang normal."
Pelelang tertawa dan menenangkan hadirin yang terkejut.
"Dan sekarang! Haruskah kita bersikap baik dan santai dan memulai penawaran dengan 50 ribu emas?"
(50.000)
Pelelangan untuk Eclise secara resmi dimulai. Anggaran awal baginya sudah pada skala yang berbeda.
Aku menjadi gugup ketika Aku fokus pada pelelangan.
"60 ribu!"
"90 ribu!"
"100 ribu! Saya melihat 100 ribu!"
Harga Eclise meningkat dengan cepat. Pada tingkat ini, Aku mengharapkan harga dengan mudah mencapai 10 juta.
"200 ribu! Ah, saya melihat 400 ribu di sana!"
Syukurlah, orang yang mau mendapatkan Eclise mulai berkurang jumlahnya seiring berjalannya waktu.
Tidak terlalu banyak orang yang mau membeli budak yang datang dari negara yang dikalahkan dengan lebih dari 500 ribu emas. Apalagi saat dia terlalu liar untuk dijadikan pasangan malam hari.**
Kecuali ada orang yang cukup gila yang akan melakukan itu.
"500 ribu! 600 ribu! Saya melihat 600 ribu!"
Kau bisa membeli rumah kecil dengan emas sebanyak itu.
Sekarang hanya ada dua orang yang masih bertaruh.
Aku tidak bisa melihat wajah mereka karena topeng mereka, tetapi aku bisa tahu bahwa satu adalah seorang wanita tua dengan kerutan di lehernya sementara yang lain adalah seorang pria gemuk.
Mata mereka setengah tertutup, tertutup oleh keserakahan. Aku bisa tahu alasan mengapa mereka menginginkan Eclise karena itu.

"900 ribu!"
Si wanita tua menaikkan 300 ribu lebih ke harga yang berharga, yang membuat harganya sekarang 900 ribu emas.
"10 juta! Sekarang 10 juta! "
Namun, pria gemuk itu tidak mundur. Juru lelang itu tercengang saat dia mengalihkan pandangannya ke wanita tua itu.
Wanita itu sepertinya menyerah karena dia melemparkan alat* ke lantai dengan marah.
"10 juta! Apakah ada orang lain? 5! 4! "
Hitung mundur dimulai.
Dengan hati-hati aku melihat ke sekelilingku. Itu untuk memeriksa apakah ada orang lain yang sepertinya akan menantang pria gendut itu.
"3! 2....!"
Aku akhirnya mengangkat alat Ku di udara ketika Aku menyadari bahwa tidak akan ada orang yang bertaruh lebih tinggi dari itu.

"100 juta."
(100.000.000.) ヘ😈ヘ
Keheningan seperti kematian.
Jika pun ada suara hanya orang-orang yang berbalik untuk melihat Ku, maka Aku yakin itu akan sangat bising.
"1....!"
Juru lelang itu tercengang lagi. Kata-katanya tersendat beberapa kali seolah-olah dia tidak percaya apa yang baru saja dia dengar, lalu segera berteriak kegirangan.
"100 juta! Dia mengatakan 100 juta! Apakah tidak ada orang lain!?"
Tidak mungkin ada orang lain. Bahkan jika ada, itu tidak masalah.
Itu karena sejak awal, Aku sudah memutuskan bahwa Aku akan berteriak sepuluh kali lipat dari jumlah yang paling bagus yang mereka teriakkan.
Hidupku bergantung pada ini. Bahkan jika itu bukan 100 juta tetapi 10 miliar.
"100 juta! Terjual!"

Aku masih bisa tersenyum dan menyerahkannya tanpa ragu sedikitpun.
* * *
"S, silahkan ke arah sini."

Juru lelang sendiri yang menemani Ku setelah pelelangan berakhir.
Itu sepertinya dia bukan sekedar juru lelang tapi penyelenggara pasar budak itu sendiri.
Aku mengikutinya menuju ke penjara dimana mereka mengunci semua budak².
Kami harus bergerak lebih dalam untuk mendapatkan Eclise.
Plak-, banyak pekerja yang berdiri di dekat Eclise.

Diantara mereka ada yang memegang cambuk. Mereka mencambuk Eclise langsung diatas kulitnya.
Para budak dikirim ke rumah seseorang beberapa waktu kemudian setelah mereka dijual. sebelum itu, mereka semua dipindahkan ke bidang pengiriman dan dikurung disana.
sepertinya itu sama halnya untuk Eclise karena dia dipindahkan ke bidang pengiriman juga.
Ctak-!
Sekali lagi, sebuah cambuk menyayat punggungnya, dan mulai berdarah.
'Ya ampun.'
Aku memberengut atas adegan tragis ini.
Di dalam game, Duke membawa Eclise ke dalam mansion setelah beberapa hari dari festival. Festival masih berlanjut saat itu.
Duke melihatnya hampir terjual dan membelinya dengan harga paling tinggi.
Aku memilih melarikan diri ke sini di hari pertama festival sehingga Aku bisa mendapatkan Eclise sebelum Duke bertindak.
Untungnya, akulah yang mendapatkannya akhirnya.
"Bagaimana Anda akan membayarnya, pelanggan terhormat?"
Juru lelang, bukan, pedagang budak itu meminta dengan sikap merendahkan.
"Sini."
"* ⋰( ͡°□͡°)⋱ *" [Penelope]
Aku mengeluarkan cek dari dalam kantong ku dan melemparkan itu padanya.
Pedagang budak, yang telah melihat cek nya, tersentak kaget. Tapi dengan segera diaengembalikan senyum ramahnya saat bertanya.
"Dari keluarga mana saya harus meminta bayaran uangnya?"
"Keluarga Duke Eckart."
Aku mengatakannya, dengan percaya diri.
Duke akan marah ketika dia mengetahui bahwa aku menggunakan 100 juta dollar untuk membeli budak, tapi aku sudah punya alasan untuk itu.
Pedagang budak itu tercengang, tapi kemudian dia segera menatapku dengan meragukan.
"Uh..... M, maafkan ke kurang ajaran saya tapi bolehkah saya melihat sesuatu yang bisa membuktikan identitas anda?"
"Apa kau mencurigai Ku sekarang?"
Aku balik bertanya dengan dingin, lalu ia mengatakan dengan tangannya 'tidak'.
"T, tidak sama sekali! Tidak mungkin! B, bagaimanapun, anda bukanlah pelanggan biasa dari keluarga Eckart yang datang ke pasar ini, jadi...."
Aku mengeluarkan sesuatu dari kantong ku tanpa punya banyak pilihan.
Lalu aku membuangnya ke pedagang budak itu dengan sikap kesal.
"Itu pilihan mu untuk membawanya dengan mu atau tidak ketika meminta bayaran."

"Y, ya ampun! S, saya tidak menyadari orang yang begitu tinggi dan mulia!"
Tukang budak itu membungkuk dalam² setelah melihat kancing emas milik Derrick dengan simbol keluarga Eckart terukir di atas nya.
Diikuti dengan itu, dia dengan cepat² mengeluarkan sesuatu dan menyerahkannya pada Ku.
"Ini. Tolong di ambil."

Itu adalah sebuah cincin dengan potongan batu ruby besar terletak diatasnya.
"Apa ini?"
"Itu adalah bukti yang diberikan kepada pemilik budak."
Aku menerima cincin itu.
Aku menatapnya, tanpa tahu apa kegunaannya ketika jari pedagang budak itu menunjuk sesuatu.
"Apakah Anda melihat barang dari kulit yang mengelilingi leher budak itu?"
Eclise punya kalung dari kulit mengelilingi lehernya dengan kelereng berwarna kuning.
Aku mengangguk dan pedagang budak itu melanjutkan.
"Kalung itu punya mantra sihir pelumpuh. Kelereng kuning itu menembakkan gelombang kejutan ketika anda mendorong batu ruby di cincin itu. Dengan itu, Anda bisa mendiamkan budak Anda jika dia bertingkah."
Sepertinya benda inilah yang digunakan beberapa waktu lalu selama pelelangan, untuk membuat Eclise langsung melemah ketika dia mengayunkan pedangnya.
"Tetapi itu melelehkan otak seseorang ketika itu digunakan terlalu berlebihan sehingga, berhati²lah."
Dia menyelesaikan penjelasannya dengan peringatan.
'Melelehkan otak.....'
Itu sangat kejam, wajahku mengerut katika aku melihat kembali ke cincin itu.
"Dia adalah orang yang berbahaya untuk orang yang sensitif seperti diri Anda. Jadi pastikan Anda selalu memilikinya di jari. Lanjutkan, cobalah!"
Pedagang budak yang tidak bisa melihat wajah berkerutku memaksaku untuk mengenakannya.
Aku sudah menyerah atas kekeras kepalanya saat Aku berpura² memasukkan cincin ke jari telunjukku.
Lalu kemudian.
"Aahh..!"
Sebuah jeritan tajam datang dari depan.

Aku mendongak, terkejut, melihat Eclise mencekik salah satu pekerja diantara kedua kakinya.
Borgol yang merantai kedua kakinya bersama-sama rusak.
"H, hey! Tahan dia segera!"
Pedagang budak itu berteriak, wajahnya pucat.
Ctak, ctak-, pekerja yang lain tidak berani mendekat ke budak liar itu meskipun teman mereka sekarat dan hanya terus²an mencambuknya dengan cambuk.
"Hrrrkkkk...!"
pekerja yang tercekik perlahan-lahan sekarat dan kulit Eclise semakin usang seiring waktu berlalu.
Aku tidak bisa hanya berdiri saja menyaksikan ketika seseorang sekarat didepan Ku. Khususnya aku bisa melakukan sesuatu tentang itu.
Aku merasa ragu sejenak sebelum menekan batu ruby cincin itu.
"Uurgh..!"

Eclise menegang, kemudian gemetar jatuh di sana.
"Ukhuk! Ha.. haa....!"
Pekerja itu, akhirnya bebas, bergegas keluar dari tempat ini, dengan wajah pucat.
Lalu, aku berjalan menuju Eclise yang sedang merangkak sambil masih gemetaran di tanah.
"T, tunggu!"
Pedagang budak itu ketakutan saat dia mencoba menahan ku, tapi itu tidak menghentikan ku mendekati Eclise.
"Nghhh...."

Eclise melototiku ketika aku mendekatinya, bahkan ketika dia pasti sedang mengalami kesakitan luar biasa.
[ʍɨռat 0%] bersinar diatas kepalanya saat aku semakin mendekatinya.
Aku berjongkok di depannya, mengambil dagunya dan mengangkatnya.
"Eclise."
_____
*hehe, ku buat gitu aja gonggongan binatang nya ya gaes ✌🏻
**WARNING! Udah ITU AJA, 。◕‿◕。
Oh iya, aku juga udah memperbarui beberapa gambar cast nya. Mampir kesana untuk lihat yaa, ~(~ ̄▽ ̄)~~
Muah muah muah ٩(๛ ˘ ³˘)۶♥
Jan lupa (•̀ω•́)✧
👇🏻👇🏻👇🏻
Komentar
Posting Komentar