Langsung ke konten utama

Chapter 20


.
.
.
Aku mendengar bahwa waktu terbaik untuk menikmati festival adalah ketika malam hari, dan itu sepertinya benar karena jalanan sudah penuh dengan orang². 

Jalanan yang sibuk dihiasi dengan lentera mewah dan aneka stan (stan makanan, stan game, stan mainan, dll.). 

Aku telah melihat banyak festival semacam ini sebelum datang ke dunia ini, jadi Aku cepat-cepat berjalan melewati semuanya, tidak tertarik. 

"Hei. Apakah Kau yakin datang untuk menikmati festival?"


Rennald bertanya, menemukan ini agak aneh untuk sesuatu yang akan dilakukan Penelope. Aku meliriknya sekilas sebelum menjawabnya dengan setengah hati. 

"Aku menikmatinya." 

"Kau bahkan tidak meminta untuk membeli apa pun untukmu. Kau biasanya jadi gila ketika melihat aksesoris."

Dia berkomentar, menunjuk ke stan yang menjual barang² untuk gadis². 

'Lalu apa kau benar-benar berpikir Aku datang ke sini hanya untuk bersenang-senang di festival bersamamu?'

Aku menatapnya sejenak, lalu berbalik tanpa kata. Jujur Ku katakan, tidak ada yang mau dilihat, baik itu seluruh festival atau apa pun. 

Aku terlalu bingung karena Aku tidak tahu harus mulai dari mana mencari Eclise. 

"Hei, kemari sebentar." 

"Hah, Aah!" 


Saat itu, Rennald menangkap tanganku dan menyeretku ke suatu tempat. 

Derrick tanpa kata mengikuti di belakang kami berdua. 

"Lihat. Mereka menjual beberapa barang bagus di sini."

Tempat yang di tuju Rennald untukku adalah kios yang menjual perhiasan. 

"Ya ampun, selamat datang! Lihatlah, pelanggan yang terkasih! Banyak hal baru telah tiba hari ini dari Timur."

Aku menatap kosong pada pria itu ketika aku bingung tentang apa yang aku lakukan sekarang. Ketika Aku melakukannya, Rennald berteriak kepada Ku dengan frustrasi. 

"Ahh, dia menyuruhmu melihat²! Lihat sekeliling!"

Aku melihat perhiasan karena kata²nya. Itu pastinya adalah beberapa perhiasan yang terlihat sangat unik yang sepertinya hanya bisa dilihat selama festival. 

Namun, aku tidak merasa ingin membeli semua ini. Kotak perhiasan Penelope sudah dipenuhi dengan aksesoris. 

Aku kehilangan minat pada benda² itu dengan sangat cepat. Tapi kemudian. 

"Ini terlihat bagus." 

Sebuah tangan terulur dari belakangku. Derrick kemudian mengambil satu aksesori.


Itu adalah gelang yang terbuat dari tali platinum dan dengan permata kecil berwarna plum yang matang, tergantung. 

"Omo omo! Saya tahu Anda sangat menyukai hal-hal ini, tuan. Untuk memberitahumu tentang gelang ini, pembuatannya butuh 3 bulan siang dan malam penuh, menggunakan perhiasan langka yang hanya ditemukan di tambang di timur sana..."

Pemilik stand mulai meludahkan kata-kata itu, sambil meludah secara harfiah. 

Aku merasa agak aneh, menatap gelang yang dipegang Derrick. 

Itu karena aku merasa warna permata itu mirip dengan rambutku. 

'Hei, tidak mungkin. Tidak mungkin dia memberikan itu padaku.' 

Aku menatap [ʍɨռat 10%] dan berpikir. 

"Kalau begitu yang ini untukku." [Penelope]


Sepertinya Rennald akan membayar sebentar lagi, jadi aku bergegas dan mengambil sesuatu yang membuatku tertarik. 

Pemilik stand yang sudah mengoceh tentang gelang tadi, menutup mulutnya kali ini. 

".... Apa kau serius?" 

Rennald membentuk kerutan dalam di wajahnya sambil melihat ke bawah pada apa yang Ku pegang. Itu sama halnya dengan Derrick. 


"Iya. Topeng ini." 

Apa yang Ku pilih adalah topeng putih yang telah di susun jauh di sudut. 

Hanya mata dan bagian mulut, yang melengkung ke atas jadi wajah tersenyum, adalah tempat yang diukir. Itu mengingatkan Ku pada topeng hahoe (topeng tradisional Korea).*

Memikirkan hal itu, tidak mungkin mereka membiarkan seorang gadis kecil seperti Ku masuk ke pasar budak meskipun Aku mengenakan jubah. 

Karena itu, itu adalah keputusan yang masuk akal dan cerdas untuk dibuat. 

"Aku akan membeli ini." 

"Hei. Aku ingin menanyakan ini padamu untuk sementara waktu sekarang....." 

Rennald bertanya dengan ekspresi serius di wajahnya sebagai jawaban atas kesimpulanku. 

"Apakah kau tidak sehat beberapa hari ini? Aku bertanya kepada Mu apa Kau tiba² merasa pusing kadang², atau pikiran Mu jadi kosong dan menemukan diri Mu di tempat yang berbeda nanti ketika Kau kembali ke akal sehat Mu atau semacamnya." 

"Katakan saja jika kau tidak ingin membelikanku benda ini." 

"Tidak, itu bukannya aku tidak mau....! Maksudmu kau benar-benar menginginkan benda ini? " 

"Iya!" ꒰╬•᷅д•᷄╬꒱

Aku akhirnya berteriak pada Rennald yang menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali.


Dia menatapku dengan tak percaya tetapi akhirnya membayar topeng itu juga. 

Saat itu juga.

Buzzzzz-! Suara datang dari kejauhan. 


Aku berbalik untuk melihat sekelompok orang turun ke jalanan dengan kostum. 

Duar, duar! Kembang api dimulai, yang membuat jalanan semakin gila dengan orang². Itu adalah awal parade. 

Orang-orang keluar dari mana-mana untuk melihat pawai. 

Bruk-. Aku terus-menerus ditabrak oleh orang-orang yang bergegas. 

"Bertahanlah." 

Sebuah lengan baju yang kelihatannya merupakan bagian dari beberapa pakaian mewah, keluar untukku dari depan. Aku mendongak dan mendapati Derrick menatapku dengan wajah tanpa emosi. 

".... Terima kasih." 

Aku benar-benar berpikir Aku akan terhanyut oleh semua orang ini, jadi Aku bergegas dan meraih lengan bajunya.


Tapi sepertinya aku meraih ke tempat yang salah karena ada sesuatu yang bergerak pada bagian yang kupegang. 

Buzzzz-! 

Saat itulah orang-orang pawai melewati kami. 

Aku mencengkeram lengan baju Derrick sekencang mungkin agar aku tidak terhanyut. 

Namun.... Tiba-tiba. 

"Uh, Aahh...!" 

"Penelope!" 


Wajah panik Derrick berangsur-angsur menjauh dari Ku dengan suara membentak. 

"T, tidak...." 

Aku dipindahkan ke suatu tempat oleh semua orang yang bergerak ini dan baru saja bisa menjauh dari mereka beberapa saat kemudian. 

Ketika sadar kembali, Aku menyadari bahwa Aku berada di sudut gang yang menyeramkan dan gelap. 

Dengan hanya kancing emas yang lepas dari lengan Derrick dan topeng yang Rennald ambilkan untukku. 

"... Dimana Aku?"

Aku mengerutkan alisku sambil melihat sekeliling. 

Saat itu, sebuah kotak putih muncul di depanku entah dari mana dan... 

_____
<sʏstɛʍ> ɛքɨsօɖɛ [ɮʊɖaҡ ʏaռɢ tɨɖaҡ ɮɛʀʊռtʊռɢ ɖaʀɨ ռɛɢaʀa ʏaռɢ ɖɨҡaʟaɦҡaռ, ɛċʟɨsɛ] tɛʟaɦ ɖɨʍʊʟaɨ. aքaҡaɦ aռɖa ɨռɢɨռ քɛʀɢɨ ҡɛ 'քasaʀ ɮʊɖaҡ'?

[ɨʏa. / tɨɖaҡ.]
-----

Aku tercengang. 

"Tiba-tiba begini....?" 

Berkat ini, Aku bisa memulai rute Eclise yang Ku pikir tidak akan terjadi karena mereka berdua mengikuti Ku. 

* * * 

Aku diangkut ke pintu masuk pasar budak segera setelah Aku menekan tombol [ɨʏa.]

Itu adalah bangunan yang benar-benar buruk, sehingga kau bahkan tidak bisa menebak ini akan menjadi tempat yang tepat. 

Aku melihat beberapa orang berbaris di pintu masuk. Masing² dari mereka memakai topeng. 

'Aku tahu itu. Aku pintar membeli ini.'

Sama sekali tidak mewah tidak seperti yang dikenakan para bangsawan lainnya, tapi itu tidak masalah selama menyembunyikan wajahku. 

Aku memakai topeng dan berbaris di belakang orang² itu. 

Aku tidak lupa memeriksa jubahnya agar warna rambut Ku tidak terlihat. 

Tidak terlalu lama setelah itu ketika giliran Ku tiba. 

"Tolong tunjukkan padaku undanganmu." 

Seorang pria besar mengulurkan tangannya kepada Ku. 

'Kau butuh undangan untuk hal ini?'

Aku bingung. Aku tidak berharap bahwa kau membutuhkan undangan untuk dapat masuk. 

'Kau tidak memberitahuku tentang semua ini, dasar permainan gila!' 

Lelaki itu mengerutkan kening ketika aku panik tanpa memberinya jawaban. 

"Apakah kau tidak punya undangan? Tempat ini hanya beroperasi untuk orang² dengan keanggotaan sehingga kau tidak dapat masuk tanpa undangan. Sekarang...."

"T, tunggu!" 

Sebuah ide muncul di kepala Ku ketika dia mengatakan kata 'keanggotaan'. Aku bergegas menggali tanganku ke dalam satu sakuku. 

"Ini." 

Apa yang Ku serahkan kepada pria besar itu adalah kancing dari lengan Derrick. 

Simbol keluarga Eckart diukir jelas pada kancing itu. 

Mata pria itu melebar ketika dia melihat kancing di tanganku. 

"Jika ini tentang undanganku, aku melupakan itu di rumah. Ini akan bekerja, bukan?"

"Saya, saya tidak memperhatikan Anda seorang bangsawan tinggi dan semulia ini. S, selamat datang!"

Dia bergegas dan menuntun jalan bagi Ku untuk masuk. Aku masuk dengan santai, tapi aku terkejut di dalam. 

'Ini adalah seberapa kuat keluarga Duke itu, atau mungkin lebih dari itu.' 

Tentu saja, Kau tidak pernah tahu apakah trik ini berhasil karena Duke menjadi tamu VIP yang kadang² datang untuk mendapatkan budak yang berguna. 

Seluruh budak² ini pahit untuk dipikirkan bagi Ku. 

"Saya akan mengantar Anda ke pelelangan."

Seorang pelayan yang bertugas mengawal orang masuk, datang untuk menyambut Ku di pintu masuk dan membawa Ku masuk. Aku mengikutinya menuruni tangga kecil dari belakang. 

Berapa lama telah berlalu sejak itu? 

Ujung tangga akhirnya muncul ketika sebuah area dengan cahaya redup yang berasal dari sana bisa dilihat. 


Segera, Aku tiba di ruang yang luas dan mewah yang tidak Ku percaya bahwa Aku berada di gedung kumuh yang Ku lihat sebelumnya. 

'Tempat yang luas ini tersembunyi di sini selama ini?'

Aula besar didekorasi seperti colosseum sehingga kau bisa melihat ke bawah ke panggung dari kursi besar. 

"Duduklah di sini. Dan ambil ini." 

Pelayan membawa Ku ke kursi paling depan di mana kau bisa melihat panggung dengan cara terbaik, lalu pergi setelah menyerahkan ku sebuah alat. Alat itu untuk pelelangan.**

Aku duduk di kursiku, melihat ke bawah ke panggung. 

"Ladies and gentlemen! Lelang akhirnya dimulai!"


Lelang dimulai tidak lama setelah itu. 

Budak yang dirantai naik ke atas panggung setelah pengumuman keras dari juru lelang. 

"10 emas! 10 emas, apakah ada orang lain? Dijual dengan 10 emas!" 

Semua budak mengenakan wajah suram saat mereka dijual kepada para bangsawan. 

Nilai setiap budak jadi lebih baik daripada yang dijual sebelum mereka karena beberapa dari mereka mulai melakukan beberapa trik yang menarik dan beberapa dari mereka memiliki penampilan yang luar biasa. 

"100 emas! 100 emas, apakah ada orang lain? Ah, 102 emas!"

Segera tempet ini menjadi medan perang dengan semua orang membaca wajah dan atmosfer orang lain. 

Dan akhirnya. 

"Semuanya, sekarang adalah waktu yang kalian semua tunggu-tunggu. Yang sedang naik panggung sekarang adalah budak terakhir hari ini!" 

Aku, yang menatap panggung dengan tidak tertarik sampai sekarang, menegakkan tubuhku pada budak terakhir yang naik panggung. 

"Orang barbar dari negara yang kalah! Saya perkenalkan seorang budak, Eclise!"

Rambut coklat keabu-abuan. 

Dia diborgol dan mulutnya tertutup rapat, namun matanya bersinar tajam ke arah hadirin. 


Itu Eclise. 

"Semua orang di sini pasti sudah mendengar desas-desus tentang budak ini, kan?" 

Pelelang tersenyum dan berkata. 

Aku tidak mendengar rumor tentang Eclise. 

Namun, semua yang lain sepertinya tahu ketika mereka menganggukkan kepala.

"Tapi selalu ada perbedaan besar antara apa yang dikatakan rumor dan ketika kau melihatnya sendiri! Itu sebabnya kami menyelenggarakan acara khusus untuk pemirsa kami! Lihatlah!"

Seorang pelayan melemparkan sesuatu ke Eclise dengan gerakan tangan juru lelang. 

Itu adalah pedang kayu kecil yang digunakan anak-anak ketika mereka mempelajari ilmu pedang untuk pertama kalinya. 

'Apa yang mereka lakukan?' 

Aku memiringkan kepalaku dengan rasa ingin tahu. 

Ketika Aku melakukannya, suara sangkar bergeser terbuka terdengar dari satu sudut. 

"Ggrrrrrr-!" 

Hyena² melompat ke atas panggung. 

Ada lima ekor jumlah mereka pada saat itu.




_____
NB: *aku gak tau gimana jelasin bagian topengnya. Jadi cari di google translate deh, hehe ~(~ ̄▽ ̄)~~
**aku gak tau juga gaes itu alat namanya apa, maafin aku yaah o(╥﹏╥)օ

Btw, bertahanlah Eclise!! 🤧

Makasii lagi udah mampir wajib komen!!!
(•̀ω•́)✧
👇🏻👇🏻👇🏻


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 210

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Setelah melihat sosok kecil yang muncul entah dari mana, Vinter berhenti bernapas. Dia buru-buru menarik ujung tongkatnya. Kwaaang-! Dan sihir serangan itu melewati Yvonne dengan jarak yang sedikit lagi akan mengenainya, dan sihir itu menghantam dinding dan menyebabkan suara dan getaran yang besar. Namun, berkat sihir yang melapisi bangunan ini, dindingnya tidak berlubang. "Ugh......!" Sihir yang menyapu kantor itu dengan cepat membuat asap. Dan di antara asap itu, ada seorang wanita dan seorang anak kecil yang mengenakan topeng singa terungkap. "Sudah kubilang aku pasti akan menghancurkannya." Yvonne tertawa terbahak-bahak. Vinter pun mengerutkan kening dan memasang ekspresi yang terlihat putus asa. "Raon!" Dia adalah seorang anak yang sangat berharga karena dia pintar. Tapi mata Raon, terlihat dari celah topeng s...

Chapter 182

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Vinter menatapku dengan mata yang melotot dan memaksaku untuk segera menjawab. Tidak, mungkin itu hanya alasanku. "Itu..." Saya ragu-ragu untuk waktu yang lama, sambil membuka bibir saya dan menutupnya lagi begitu terus selama beberapa saat. Tidaklah jelas untuk mengatakan bahwa masalah kepercayaan adalah jawaban yang benar. Dia mengira saya akan membunuh Yvonne, tetapi dia malah berusaha untuk menyembunyikan kejahatan saya. 'Tidak. Kamu memperlakukanku seperti penjahat ganas ketika kekacauan itu terjadi, bagaimana itu disebut sebagai kepercayaan?' atau 'Tidak. Terakhir kali saat kamu membuat keributan itu, kamu memperlakukanku seperti penjahat kejam, mungkin ini masalah kepercayaan?' Setelah perjuangan yang panjang, saya menjawab dia yang terus memandang saya. "Yah...kedengarannya seperti karaktermu." "...

Chapter 101

. . . 'Apa itu?' Secara reflektif ke jendela sistem yang melayang, tatapan ku naik ke atas kepala eclis. Dan aku membuka mataku. '.... Sudah hilang!' Kalimat itu [Minat 77%], yang baru saja berkilau dengan jelas di kepalanya diubah menjadi [periksa ketertarikannya]. Selain itu, bar ukuran yang diisi dengan warna putih telah berubah menjadi merah gelap. Tapi sebelum aku bisa mengenali apa yang telah terjadi, sebuah tulisan baru muncul. ____ <SYSTEM>  Warna ditampilkan pada bar pengukur tempat ketertarikan. ____ <SYSTEM>  DALAM RANGKA UNYUK MEMERIKSA KETERTARIKANNYA, BUATLAH KONTAK FISIK DENGAN TARGET. –––– "Elise...." Sambil melihat ke jendela sistem dengan mata gemetar, aku berhasil berbicara. Suara yang kencang keluar seolah² sedang tercekik. "Berikan padaku, aku akan meletakkannya untuk mu." Sudut² mulutku yang gemetar terangkat dengan susah payah dan memerintahkan. Eclis perlahan melepas tangan yang ia kenakan di bibirnya. - Traaak.  K...