Langsung ke konten utama

Chapter 19


.
.
.
~ ~

"...sudah pasti ingin mencobanya. Hah, hah.."


Aku melempar seprai yang Ku ikat ke tali di jendela kamarku, menggumamkan kata-kata yang tidak bisa kukatakan di depan Rennald kemarin.

Lalu Aku mendorong diriku ke atas bingkai jendela menggunakan semua kekuatanku. Hanya itu yang telah Aku lakukan namun Aku kehabisan napas.

Itu adalah hari pertama festival. 

Aku dengan sabar menunggu sampai Emily selesai melayani Ku untuk hari kemarin, lalu segera mengambil semua seprai yang Ku miliki dan mengikat mereka bersama-sama menjadi seutas tali. 

Itu adalah cara paling klasik untuk melarikan diri. 

"Sekarang, mari kita lakukan ini." 

Aku bangkit dari bingkai jendela setelah napas Ku kembali stabil. 

Aku sudah siap untuk hari ini. Aku mengenakan jubah tebal yang menutupi wajah dan rambut Ku. 

Aku juga membawa beberapa koin emas dan cek yang Ku dapatkan dari Duke sebagai hadiah untuk kejadian yang terjadi di hari itu. 

Yang tersisa sekarang adalah supaya berhasil turun dari kamar Ku, yang terletak di lantai dua mansion. 

"Ha... Kenapa aku harus melalui semua ini."


Aku mengeluh, melihat ke bawah dari jendela, dan mulai mengambil tindakan. 

Aku berpegangan pada tali dan meluncur ke bawah dengan cepat.

Itu hanya di lantai dua. Aku sudah menyimpulkan bahwa ada kemungkinan untuk turun dengan aman dari kamar Ku setelah berkeliaran di dalam halaman mansion beberapa kali. 

Aku yakin itu mungkin....

"...... OMG!." 

Sprei yang Ku ikatkan di tali lebih pendek dari yang Ku kira. 


Aku tidak bisa memeriksanya sebelumnya karena Aku tidak bisa melihat dengan baik berapa panjang seprainya turun dari kamar Ku. Ku pikir itu akan baik² saja karena talinya cukup panjang. 

Aku bisa membangunkan seseorang jika Aku melompat turun dari ketinggian ini, dan mungkin saja Aku bisa terluka jika Aku melakukan kesalahan.

"Hanya......!" 

Menyadari bahwa panjang pandangan Ku berbeda dari panjang sebenarnya telah membuat Ku panik. 

Aku mendongak keatas melihat bahwa jarak dari tempat Ku berada ke jendela kamar Ku cukup panjang. Aku tidak punya kekuatan yang cukup untuk naik kembali. 

Aku memegang sprei dengan kuat, yang merupakan hal yang terbaik yang bisa Ku lakukan. 

"Ha..... Apa yang harus aku lakukan." 
\(;'□`)/

Aku terisak pada situasi di mana aku tidak bisa menolong diriku sendiri. 

Kemudian. 

"Hei. Kau, apa yang kau lakukan sekarang?"

Sebuah suara datang dari bawah Ku. 


Aku melihat sekilas ke bawah dan bertemu dengan seseorang. 

"Ha. Ha..." 

Suara orang itu pura² tertawa mengikuti setelah kata² tadi. 

".... Rennald?"

Rambut merah mudanya memantulkan sinar bulan. 

Rennald menatapku dari bawah dengan mata yang sepertinya menatap hal yang tidak masuk akal. 

"Ke, kenapa kau keluar dari sana?" [Penelope]

"Apa Kau sedang bercanda? Kamar di bawah kamarmu adalah kamarku."

"....."

Aku menutup mulut ku. Bagaimana aku bisa tahu kalau kamarnya adalah kamar di bawah Penelope? 

"Apakah kau.... Ha, ini sangat konyol sampai aku tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk diucapkan. Apa kau mencoba melarikan diri sekarang?"

"Apa maksudmu, melarikan diri!" 

Aku terkejut dengan pertanyaannya. 

"Aku, aku hanya akan berjalan-jalan." 

"Berjalan²? Sepertinya tren saat ini untuk gadis² seusiamu memanjat tembok saat kau akan pergi jalan²."

"....."

Aku tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk membalasnya, jadi Aku malah menatap jauh ke pegunungan. 

Namun, ada satu hal yang Ku lupa karena panik. Itu adalah lengan Ku yang mencapai batasnya untuk bertahan lebih lama. 

Semua kekuatan meninggalkanku pada saat itu ketika Aku meluncur ke bawah tali. 

"Aakh!" \(;'□`)/

Saya berteriak meraih ujung tali tepat sebelum benar-benar jatuh ke tanah. 

"Haah, hah...." [Penelope]

Aku sekarang berpegangan pada ujung tali, berayun dari sisi ke sisi, seperti laba-laba memanjat satu untai jaringnya. 

"Hei!"


Kemudian, Rennald berteriak ketika dia memanjat bingkai jendelanya dengan cepat. 

Wajahnya ketika dia melompat keluar dari jendelanya, tampak agak pucat.

"Lepaskan!." 

Rennald, yang sekarang sedang berdiri di tanah di luar, berkata sambil membuka tangannya. 

"A, apa?" 

"Lepaskan dan lompat ke tempat aku berdiri. Aku akan menangkapmu." 

Saat itu, aku nyaris tidak bisa menahan diri untuk mengatakan 'bagaimana aku bisa percaya padamu?'. 

"Jika kau tidak mau, maka kau bisa terus berpegangan dan bergantung di sana." 

Keraguan ku tidak bertahan lama pada kata-kata selanjutnya. Aku tidak punya pilihan lain. 

".... Ku mohon jangan gagal. Tangkap Aku dengan baik." 

Perintah Ku. Dia tidak akan dengan sengaja membiarkanku mati meskipun aku adik perempuannya yang dibenci, kan? 

Aku akhirnya bisa melepaskan cengkeraman setelah memikirkan itu berulang-ulang untuk meyakinkan diri Ku bahwa Aku akan baik-baik saja.

"Hupp-!" [Penelope]

Aku merasakan hembusan angin yang sangat besar melewati pipiku. Tepat ketika Aku mulai merasakan kupu-kupu di perut saya seperti ketika kau naik rollercoaster.... 

Plop-. 


"Tertangkap kau." 

Aku membuka mata Ku dan melihat Rennald menyeringai seperti setan.



"..... T, Turunkan aku." 

Aku menyadari bahwa wajah Ku benar-benar dekat dengannya dan bergegas turun dari lengannya. 

Rennald bertanya ketika aku sedang memperbaiki jubah yang kupakai. 

"Kau berencana pergi kemana?"


"Hanya untuk...." 

"Jika kau mengatakan bahwa kau akan berjalan-jalan lagi, maka aku akan segera menuju ayah." 

Aku menatap penuh kebencian pada bocah yang memotong ucapanku. Mengapa Aku harus ditangkap olehnya dari semua orang lain di sini? 

'Haah. Masih lebih baik daripada harus ditangkap oleh Derrick.' 

Aku memutuskan untuk bersyukur akan hal itu. Dan melontarkan alasan.

"Aku hendak pergi ke festival."

"Kau hendak pergi sekarang di tengah malam begini manakala kau punya waktu hari ini di siang hari untuk pergi? Kau melewati semua ini hanya untuk itu?"

"Aku punya alasan untuk itu. Kau tidak perlu tau."

"Tidak ada alasan untuk mu bisa pergi ke festival tanpa bodyguard, khususnya ketika malam hari! Apa Kau bahkan tau bisa seberapa bahayanya area diluar mansion beberapa hari ini? Bagaimana bisa seorang gadis jadi sangat tidak takut....."

"Rennald."

Aku memanggil namanya. Merasa jengkel.

"Terima kasih banyak, sangat banyak, karena menolongku tadi. Bagaimanapun, aku telah memohon terakhir kali, yakan? Untuk tidak memikirkan ku sama sekali karena aku akan mengurus urusanku sendiri."


"Hey, Kau...."

Rennald tampak tidak bisa berkata² karena ucapan ku yang dingin.

Aku membuka mulutku, memandang sekilas pada [ʍɨռat 7%].

"Aku juga sudah dewasa sekarang. Apapun yang terjadi padaku, itu semua tanggung jawabku. Kau, sebagai Oppa Ku, abaikan saja apa yang terjadi sekarang jika kau mau mempertimbangkan....."

"Kalau begitu, aku akan ikut denganmu."

"..... Apa?"

Giliranku yang tidak bisa bicara karena kata-katanya.

Rennald bicara begitu saja tidak seperti aku yang tercengang.

"Kita hanya akan pergi kesana kalau begitu. Karena jika demikian, aku bisa bertindak sebagai bodyguard Mu dan juga tetap menemani Mu sebagai Oppa. Semuanya akan terpecahkan dengan cara itu."


"....."

"Aku akan tetap merahasiakan ini dari ayah. Jadi, kita akan pergi bersama."

'Haah.'

Aku tidak bisa mengatakan apapun karena omong kosong ini. Kenapa dia bertindak seperti ini?

'Kenapa seorang bocah yang akan menggertakkan giginya setiap kali melihat penelope, mengajakku kaluar melihat festival bersama?'

Sekarang, aku tengah mencoba meyakinkan nya dengan mata yang ragu-ragu.

"Kaupun tidak menyukai Ku. Jadi kenapa bersikeras....."

"Kata siapa?!"

Dia berteriak dengan kesal sebelum aku dapat menyelesaikan kalimat Ku.


"Kau lah yang berteriak bahwa kau membenci Ku seratus, seribu kali!."

"Husstt!"


Aku menaikkan jari telunjuk Ku ke bibir dan melihat sekitar kami. Aku ketakutan jika ada seseorang yang mendengar teriakannya yang keras.

Untungnya, nampaknya seolah-olah tidak ada seorang pun yang mendengarnya, karena itu masih sunyi sepi di sekitar kami.

"Kau bisa mengatakannya begitu saja jika yang Ku katakan tadi salah, tapi kau tidak perlu berteriak."

Aku mengerutkan dahi saat aku berbisik kepada nya.

'Lagipula, kapan aku pernah mengatakan itu?'

Aku hendak memberi tahu nya untuk berhenti mengoceh omong kosong, tapi sekarang bukan waktunya mengobrol seperti ini.

Aku harus cepat-cepat untuk mendapatkan Eclise. Rennald dengan keras kepalanya menyimpulkan, saat aku sedang memikirkan itu.

"Bagaimanapun, hanya perlu diingat bahwa kita akan pergi bersama-sama. Aku akan mengikuti mu bahkan ketika kau bilang jangan."

_____
<sʏstɛʍ> զʊɛst! aքaҡaɦ aռɖa ɨռɢɨռ ʍɛʟaռʝʊtҡaռ զʊɛst, [ҡɛռċaռ saat ʄɛstɨʋaʟ] ɖɛռɢaռ [ʀɛռռaʟɖ]??
(ɦaɖɨaɦ: ʍɨռat ʀɛռռaʟɖ +3% ɖaռ ʟaɨռռʏa.)

[tɛʀɨʍa. / tօʟaҡ.]
-----

Sekotak putih muncul di depan Ku dengan quest yang kemarin sudah ku tolak.

Aku bolak-balik melihat Rennald dan kotak itu dan menghela nafas.

Aku tidak punya pilihan lain kecuali....

"Baiklah, kita akan pergi bersama-sama. Okey?"

* * *

Rennald dan aku berjalan bersama dalam diam menuju area pelatihan kesatria.


Rennald membuat wajah seolah² mengatakan 'aku tahu itu' ketika kami sampai di lubang melarikan diri yang Ku temukan kemarin.

"Apa yang sedang kalian berdua lakukan disana sekarang?"

Suara tajam memberhentikan Ku saat berjalan.


Rennald dan Aku tersentak kaget sebagaimana kami buru-buru berbalik. Bar pengukur minat yang masih bersinar di kegelapan adalah hal yang pertama kali ku lihat.

"Kemana kalian berencana untuk pergi di tengah malam bagini?"

"Hyung."

Derrick berjalan ke arah kami dan menatap Ku yang hendak mendorong diriku melewati lobang itu.

"Y, Yah..."

Aku tengah sibuk mencari kata² untuk diucapkan, tapi Rennald lebih cepat menunjuk pada Ku.

"Dia bilang dia ingin pergi melihat festival, Hyung."

"Festival....?"

"Itulah kenapa, aku memutuskan untuk mengikutinya sebagai bodyguard dan mengawasinya jika dia masuk dalam maslah."

Tatapan Derrick berpindah dari Rennald ke arah Ku. Tubuh Ku secara otomatis meringkuk karena tatapan tajamnya pada Ku.

'Rencana Ku pergi menemui Eclise gagal sekarang.'

Aku menundukkan kepala Ku dengan wajah tertekan.

"Hal yang paling mendasar untuk memiliki setidaknya dua bodyguard untuk seorang bangsawan yang membutuhkan pengawalan."

Derrick mengatakannya dengan nada dan suara dingin.

_____
<sʏstɛʍ> զʊɛst! aքaҡaɦ aռɖa ɨռɢɨռ ʍɛʟaռʝʊtҡaռ զʊɛst, [ҡɛռċaռ saat ʄɛstɨʋaʟ] ɖɛռɢaռ [ɖɛʀʀɨċҡ]??
(ɦaɖɨaɦ: ʍɨռat ɖɛʀʀɨċҡ +3% ɖaռ ʟaɨռռʏa.)

[tɛʀɨʍa. / tօʟaҡ.]
-----

'Aku merasa sangat kacau, hahaha..'

Aku memutuskan untuk menyerah dan tersenyum, karena hanya itu hal yang bisa Ku lakukan saat itu.



_____
Makasi dukungannya, maaf lama menunggu (灬°ω°灬)

(•̀ω•́)✧
👇🏻👇🏻👇🏻


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 210

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Setelah melihat sosok kecil yang muncul entah dari mana, Vinter berhenti bernapas. Dia buru-buru menarik ujung tongkatnya. Kwaaang-! Dan sihir serangan itu melewati Yvonne dengan jarak yang sedikit lagi akan mengenainya, dan sihir itu menghantam dinding dan menyebabkan suara dan getaran yang besar. Namun, berkat sihir yang melapisi bangunan ini, dindingnya tidak berlubang. "Ugh......!" Sihir yang menyapu kantor itu dengan cepat membuat asap. Dan di antara asap itu, ada seorang wanita dan seorang anak kecil yang mengenakan topeng singa terungkap. "Sudah kubilang aku pasti akan menghancurkannya." Yvonne tertawa terbahak-bahak. Vinter pun mengerutkan kening dan memasang ekspresi yang terlihat putus asa. "Raon!" Dia adalah seorang anak yang sangat berharga karena dia pintar. Tapi mata Raon, terlihat dari celah topeng s...

Chapter 182

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Vinter menatapku dengan mata yang melotot dan memaksaku untuk segera menjawab. Tidak, mungkin itu hanya alasanku. "Itu..." Saya ragu-ragu untuk waktu yang lama, sambil membuka bibir saya dan menutupnya lagi begitu terus selama beberapa saat. Tidaklah jelas untuk mengatakan bahwa masalah kepercayaan adalah jawaban yang benar. Dia mengira saya akan membunuh Yvonne, tetapi dia malah berusaha untuk menyembunyikan kejahatan saya. 'Tidak. Kamu memperlakukanku seperti penjahat ganas ketika kekacauan itu terjadi, bagaimana itu disebut sebagai kepercayaan?' atau 'Tidak. Terakhir kali saat kamu membuat keributan itu, kamu memperlakukanku seperti penjahat kejam, mungkin ini masalah kepercayaan?' Setelah perjuangan yang panjang, saya menjawab dia yang terus memandang saya. "Yah...kedengarannya seperti karaktermu." "...

Chapter 101

. . . 'Apa itu?' Secara reflektif ke jendela sistem yang melayang, tatapan ku naik ke atas kepala eclis. Dan aku membuka mataku. '.... Sudah hilang!' Kalimat itu [Minat 77%], yang baru saja berkilau dengan jelas di kepalanya diubah menjadi [periksa ketertarikannya]. Selain itu, bar ukuran yang diisi dengan warna putih telah berubah menjadi merah gelap. Tapi sebelum aku bisa mengenali apa yang telah terjadi, sebuah tulisan baru muncul. ____ <SYSTEM>  Warna ditampilkan pada bar pengukur tempat ketertarikan. ____ <SYSTEM>  DALAM RANGKA UNYUK MEMERIKSA KETERTARIKANNYA, BUATLAH KONTAK FISIK DENGAN TARGET. –––– "Elise...." Sambil melihat ke jendela sistem dengan mata gemetar, aku berhasil berbicara. Suara yang kencang keluar seolah² sedang tercekik. "Berikan padaku, aku akan meletakkannya untuk mu." Sudut² mulutku yang gemetar terangkat dengan susah payah dan memerintahkan. Eclis perlahan melepas tangan yang ia kenakan di bibirnya. - Traaak.  K...