.
.
.
Di Dukedom, tempat ku dibesarkan, upacara yang rumit diadakan untuk "Anj*ng gila" keluarga Eckart. Banyak orang di seluruh kekaisaran, yang datang untuk menunjukkan rasa hormat mereka, sekarang duduk tenang ketika upacara dimulai.
Duke sekeluarga, termasuk AKU, berdiri berdampingan di belakang podium.
"Saya dengan tulus mengucapkan selamat kepada satu-satunya putri Eckart, Penelope Eckart, pada upacara kedewasaannya. Sebagai seorang wanita terhormat dan salah satu dari orang-orang setia dari kekaisaran agung Inca, semoga nama dan prestasinya dikenal di seluruh dunia untuk seumur hidup...."
Atas nama kaisar, yang tidak bisa datang sendiri karena sakit, seorang pelayan langsung di bawah perintahnya mengeluarkan dekrit.
Seluruh keluarga Eckart dan aku menunggu dengan sabar saat pidato membosankan kemudian dimulai. Akhirnya, sewaktu pelayan itu menyampaikan perintah terakhir, ia menutup pidatonya dan melangkah ke samping.
Sekaranglah saatnya para penatua memberikan ucapan selamat mereka.
Tetua Eckart yang ku temui sekilas sekarang berdiri di podium dan membuka semacam buku.
"Meskipun awalnya hanya sebuah estetika kecil untuk melarikan diri dari pupa terperangkap, tapi sekarang dia telah dewasa, dia adalah anggota kebanggaan keluarha Eckart...."
Kata-kata yang keluar fasih dan mengalir seperti pujian, tetapi sebenarnya, itu benar-benar berarti bahwa aku harus berhenti melompat-lompat seperti dulu, sekarang aku sudah dewasa.
Aku melawan dorongan untuk memutar mataku ketika aku memikirkan sesuatu yang dikatakan Rennald sebelumnya, 'ku pikir omelan itu akan segera dimulai', sekarang aku mengerti apa maksudnya itu.
Tutur kata penatua, yang tampaknya sangat mementingkan diri sendiri, berlangsung dengan lembut dan panjang karena tampaknya tidak ada habisnya.
"....Oleh karena itu, saya mengakui bahwa Penelope Eckart telah dewasa, dan saya secara resmi menyatakan demikian."
Tak-!
Ketika pidato penatua itu berakhir, dia menutup buku beludru itu di hadapannya dan mengangkat tangannya seolah-olah untuk meneguhkan penutupan ucapan selamatnya yang panjang.
Tak lama kemudian, ada tepuk tangan yang menggemuruh dari penonton. Sang penatua kemudian pergi dan duduk.
Aku, yang hanya bisa tersenyum, menatap mata yang terheran-heran kepadaku dan menganggukkan kepala sebagai tanda terima kasih.
Hanya itu yang bisa kulakukan saat aku mengadakan upacara kedewasaan di tempat orang yang seharusnya tidak berada disini.
"Butler."
Ketika tepuk tangan itu sedikit demi sedikit menjadi tenang, sang Duke menatap kepala pelayan, yang memimpin upacara.
Kepala pelayan bergerak sekaligus. Dia menarik nampan yang telah dia persiapkan di satu sisi.
Itu adalah prosedur akhir.
Minum dan berbagi anggur Sherry sebagai cara untuk ucapan selamat dan kekhidmatan di antara anggota keluarga dekat.
Tentu saja, hal ini tidak sepenuhnya menandai berakhirnya upacara keremajaan, karena resepsi tersebut dimaksudkan untuk diikuti. Pokoknya, aku menaruh pikiranku ke bawah karena aku baru saja akan menyelesaikannya dengan aman dan tanpa hambatan.
"Tapi di mana Derrick?"
Pada waktu itu, Duke bertanya kepada Renald dengan suara marah. Aku baru menyadarinya saat itu. Derrick itu tidak duduk di kursinya selama upacara.
Renald mengerutkan kening ketika dia melihat sekeliling aula.
"Aku sudah mencarinya beberapa waktu yang lalu," Rennald mengatakan ketika matanya terus memindai,"tapi aku tidak bisa melihatnya."
Lalu dia menoleh pada Duke. "Haruskah aku membawanya sekarang, ayah?"
"Kau, pergi segera kepadanya ..."
Tapi sebelum Duke mengizinkan, kepala pelayan tiba. Ia kemudian menciptakan ekspresi yang menyenangkan untuk menutupi kekhawatirannya dan mencoba tampak seolah-olah semuanya baik-baik saja.
Di atas nampan yang dibawa oleh kepala pelayan, ada empat botol minuman keras dan empat gelas emas berdampingan.
"Butler, pergi. Cari Derrick dan bawa dia kemari." Duke memerintahkan kepala pelayan yang menyerahkan persiapannya.
Kepala pelayan itu mengangguk dan pergi dengan cepat.
Duke kemudian berpaling kepada hadirin dan meminta kesabaran dan pengertian mereka.
"Tolong tunggu sebentar."
Para tamu, yang tampaknya saling memandang dengan ekspresi bingung, hanya terpaksa dan mulai berbicara dengan tenang di antara mereka sendiri.
Kata-kata mereka, yang nyaris sampai di udara, membuat ruangan terasa sunyi ketika upacara tiba-tiba berhenti.
Rennald, yang duduk dengan bros-nya yang dirajut bersama-sama, sekarang tampak terkesan dengan gagasan mendadak bahwa Derrick, yang sering kali tepat waktu dan tertib, sekarang adalah orang yang memulai masalah seperti itu selama waktu upacara yang penting.
Tapi bagiku, untuk sesaat daripada mencemaskan itu, aku melihat seorang maid meletakkan sebotol minuman keras dan empat gelas di atas meja alih-alih kepala pelayan.
Klack-.
Ada cangkir agak kusam ditempatkan di depanku.
Tidak seperti cangkir yang ditujukan untuk Duke dan kedua putranya, yang diukir dengan lambang keluarga dan tulisan kursif bunga, punyaku tampak pudar tanpa nama tertulis di atasnya.
Cawan emas yang digunakan pada kesempatan² khusus, seperti upacara keremangan, bukanlah hal baru, melainkan diprioritaskan dan seringkali sudah lama disiapkan.
Ini berarti bahwa ia menyatakan kasih sayang kepada tokoh utama pada hari itu.
Jadi, para bangsawan di sini memberikan dan menerima cangkir emas dengan nama mereka terukir diatasnya bukan cincin emas, setiap kali anak-anak mereka lahir.
Aku hanya mendengar dari Emily bahwa Penelope juga memiliki cangkir sendiri.
Ketika dia baru saja mengikuti duke ke mansion duke, upacara keremajahannya Derrick sudah semakin dekat.
Untuk alasan itu, cangkir emas untuk Penelope dipersiapkan terburu-buru. Dan sayangnya namanya tidak terukir.
Sejak itu, sudah ada cukup waktu untuk mengukir nama, mengingat ada selisih waktu empat tahun sebelum upacara kedewasaan Renald.
Namun, saat itu cawan suci, yang dilupakan oleh pemiliknya, dan sebagai hasilnya sekarang disajikan dalam keadaan masih polos.
Saat aku menatap kosong pada cangkir emas, keresahan dan bisikan kaum bangsawan semakin besar dan keras. Aku bisa mendengar mereka berspekulasi saat mereka bertanya² kenapa acara tiba² berhenti.
Dan keresahan juga mulai tumbuh dalam diriku.
Kepala pelayan yang mencari Derrick juga masih belum kembali.
"Penelope."
Ketidaknyamananku berhenti, dan aku melihat pada Duke. Diputuskan bahwa tidak ada penundaan lebih lanjut, dan Duke tidak punya pilihan selain mengambil botol.
"Angkatlah cangkirmu", katanya dengan ekspresi kalah.
Aku mengangkat gelas tanpa menjawab. Upacara itu, yang telah ditunda sementara, diadakan lagi.
Currr-!
Cairan semerah darah dituangkan ke cangkir emas.
Kemudian Duke memberi ku botol itu dan berbisik, "Jika terlalu kuat, pura-pura saja minum dan buang ke lantai."
Aku mengangguk sedikit dan memiringkan botol itu ke dalam gelasnya dengan sedikit memutar kepalaku.
Kedengarannya bagus, aku tidak benar-benar ingin minum alkohol.
Clink-.
Duke dan aku membawa cangkir kami bersama-sama dalam bersulang.
"Untuk Penelope." setelah membuat bersulang singkat, menuangkan anggur ke mulutnya.
Sekali lagi sebuah aliran tepuk tangan meledak. Aku pura-pura minum seperti yang dikatakan Duke dan membuang anggur ke rumput di halaman.
Ketika aku meletakkan gelas ku di atas peron lagi, Renald pindah dan menuangkan anggur itu ke gelasku sekali lagi.
"Untuk Penelope." Rennald kemudian mengulangi.
Tindakan sebelumnya dengan Duke diulangi sekali lagi.
Gelas ku, yang diangkat dan bersulang yang lain, sekarang bertemu dengan bibir ku.
Melakukannya untuk kedua kalinya membuat terasa lebih alami, dan sekali lagi, aku pura-pura minum anggur dan meludahkannya ke rumput.
Setelah minum anggur dengan Rennald, Duke itu mengalihkan perhatiannya kepada para tamu dan berbicara. "Sayangnya, Duke muda memiliki sesuatu untuk dilakukan-"
"Aku minta maaf karena terlambat."
Kemudian, menghentikan kata-kata Duke, seseorang melangkah ke podium dari samping.
Semua orang melirik ke sana. Hal pertama yang menarik perhatianku adalah kepala pelayan tua dengan tatapan bingung diwajahnya.
Mendekati dia, sosok tinggi menaiki podium. Aku membeku, sulit untuk melihat mata biru tajam yang menatapku dengan keakraban yang mencolok.
Itu Derrick.
Aku menatapnya dengan mata terkejut dan ragu-ragu. Ketika kami semua menoleh ke arahnya, sesuatu menarik perhatian ku.
'Bar pengukurnya....'
Di atas kepala Derrick, bar pengukur telah berubah warna. Dari oranye ke kuning terang.
(Hmm, ada yg punya teori warna kuning?)
Mataku terbuka lebar.
Aku begitu terganggu oleh perubahan dalam ukuran ketertarikan Derrick, sehingga aku lambat untuk melihat sosok kecil seorang wanita muncul dari belakangnya.
"OMG! Siapa wanita itu?" Bisikan mulai terdengar. "Apakah dia kekasih rahasia Duke muda? Apa-apaan nih..."
Bisikan itu mulai menyebar ke seluruh aula yang tenang. Saat itu Duke, bukan aku, yang mengenalinya pertama kali.
"Derrick, kau.. Kau..!" Sang Duke tidak bisa bicara, menatap pergelangan tangan ramping yang dipegang Derrick.
Ketika Derrick melihat ayahnya yang tercengang, dia berkata dengan tenang.
"Ini adalah tempat di mana semua anggota keluarga dekat hendaknya hadir. Aku terlambat menjemput Yvonne."
"Ah, ayah ..." Sosok kecil menggigil perlahan muncul dari belakang punggungnya.
Itu adalah sang heroin, Yvonne.
Dengan hati-hati mengangkat kepalanya, dia menatapku, bahunya menggigil, dan menundukkan kepalanya lagi dalam ketakutan.
Tampaknya seolah-olah dia dipaksa untuk disembunyikan selama ini di bawah pengaruh jahat seorang putri palsu. Tapi berkat kakak tercintanya, dia berdiri disini dihadapan penonton yang bingung, gemetaran karena perlakuan dari tangan wanita jahat.
"Ayah ...?" kerumunan mulai berbisik.
"Maka nona itu, jangan bilang-!" (kerumunan)
Suara yang teredam dengan cepat menyebar ke sekitar kami. Aku menyaksikan upacara kedewasaanku, yang telah sempurna berantakan, dengan mata kusam.
"Derrick Eckart! Apa yang kau lakukan?!"
Sebuah gemuruh kemarahan pecah dari mulut Duke dengan wajah pucat, dan gemetar di seluruh tubuhnya.
Derrick bahkan tidak gentar, dan hanya berbicara dengan kepastian yang tak terpatahkan, "Tidak peduli berapa banyak aku berpikir tentang hal itu, aku tidak bisa memahaminya, ayah."
Derrick memejamkan matanya sejenak seolah² menunjukkan kegelapan nya, "Mengapa anda harus menunda mengumumjan bahwa Yvonne telah kembali pada upacara kedewasaan Penelope, dan bahkan menyembunyikan kehadirannya?!"
"Kau, kau! Beraninya kau!" Mata Duke terbakar amarah.
"Mari kita umumkan tentang hal itu pada acara ini, di mana sebagian besar tamu dari kekaisaran, serta anggota keluarga, berkumpul."
Pandangan dinginnya, yang telah terpaku pada Duke, pada saat itu beralih padaku. Ada hawa dingin dalam cara dia menatapku dan aku langsung bisa melihat kebenciannya.
".... Lady Eckart, yang menghilang sejak kecil," Katanya mengizinkan semua orang mendengar " kini telah kembali."
Pada saat itu, ketika aku menghadapi mata birunya. Aku bisa merasakan sesuatu menggelitik pikiranku. Itu tidak mengejutkan seperti yang kukira.
Mungkin itu karena aku telah membuat asumsi sendiri bahwa ini mungkin terjadi ketika aku mendengar bahwa mereka minum teh di pagi ini.
Derrick, wajah yang tidak pernah tampak goyah sejak berjalan masuk, sekarang akhirnya ternganga. Aku tahu dia tidak senang dengan reaksi diamku dan rahangnya menegang dengan berat.
Sementara diam, aku berjalan melewatinya dan kemudian berhenti, memandang hadirin yang melihat ke arahku.
Sebuah hari perayaan, sekarang berubah menjadi hari kekacauan untuk nama Eckart.
'apa yang akan terjadi sekarang?'
Taman yang damai segera berisik seperti pasar Dottegi.
(* catatan: pasar Dottegi adalah aplikasi untuk menjual pakaian secara online di korsel, kayak apa gaes?? (⁎⁍̴̛ᴗ⁍̴̛⁎))
Yvonne mengambil keuntungan dari keributan itu, sambil melangkah keluar dari belakang Derrick, ia menatap sang Duke, dan matanya yang berair dan gemetar dengan hebat sekarang mulai bercucuran air mata.
Saat itu.
<SYSTEM> Batas waktu Hard Mode berakhir.
Menghitung ketertarikan....
<SYSTEM>....
<SYSTEM>....
<SYSTEM> Menghitung ketertarikan selesai!
Tiba² cahaya berkelebat di depan mataku. Dan.
_____
<SYSTEM> Anda tidak berhasil mendapatkan ending dengan target sebelum batas waktu.
Sebuah jendela sistem muncul untuk memberitahu ku bahwa permainan telah gagal.
Tidak apa-apa karena aku sudah siap sejauh ini. Tapi itu bukan akhir.
_____
<SYSTEM> Hukuman dijatuhkan karena kegagalan.
'Hukuman..??'
Perkembangan yang tak terduga membuat pikiranku kosong.
'Apa ini? Jenis hukuman apa ini...'
Bahkan sebelum aku bisa menerima situasi, tulisan di jendela sistem berubah dengan cepat.
<SYSTEM> Menerapkan [Penurunan ketertarikan dari semua pemeran utama pria] sebagai hukuman.
[Eclise -20 %]
[Derrick -20 %]
[Renald -10 %]
[Vinter -10 %]
[Callisto -10 %]
Dalam sekejap mata, semuanya berantakan.
Tulisan² putih dengan tulisan " - " mulai terlihat dari semua sisi. Dan dalam waktu singkat, ketertarikan yang telah ku kumpulkan dengan air mata, darah, dan keringat, berkurang seperti bukan apa².
Huruf putih berkelebat sekali lagi.
_____
<SYSTEM> Keluar dari Mode keras.
–––––
.
.
.
____
Okeh! No SUMPAH SERAPAH!!
PALING GK, DISENSOR DIKIT GITUH..
🤫🤭
Jika ada yang tidak dimengerti, boleh TANYA JAWAB DI KOMENTAR yaa!!. mohon dimaafkan..
( ̄ε ̄ʃƪ)
Komentar
Posting Komentar