.
.
.
"Nona, saatnya untuk pergi."
Emily menjemputku tak lama setelah Duke pergi.
"Iya."
Aku mengangguk dan mengangkat tubuhku.
Aku mengikuti Emily ke bawah, dan itu lebih tenang dari yang kupikir.
Tempat untuk upacara kedewasaan didekorasi dengan ruang perjamuan di dalam mansion, bukan di taman depan, tetapi di taman belakang.
Itu adalah keinginan Duke. Itu adalah tempat ku menghabiskan banyak waktu, dan itu benar-benar tidak ada artinya.
Setelah menekan perutku yang sakit lagi, aku berjalan melewati pintu belakang yang terbuka lebar. Sinar matahari yang cerah bersinar di luar.
Tempat yang tadinya terlarang selama dua hari karena persiapan upacara berubah menjadi pulau bintang.
Tirai putih baru, tenda, bunga, kristal, dan berbagai permata dengan podium berdekorasi mewah dan banyak meja yang disulam dengan koin emas berwarna-warni.
Ternyata, air mancur besar, yang baru beberapa hari lalu tidak ada di sana, sedang dialiri air.
Seolah menghiasi semuanya, hujan bunga langka berwarna-warni yang flamboyan jatuh dari langit.
“Ini bukan fantasi, ini keajaiban kehidupan nyata, Nona.” Emily berbisik senang.
“Untuk hari ini, sang duke mempekerjakan banyak penyihir.”
Ketika aku mendengar itu, aku bisa melihat sedikit mengapa Duke bersikeras begitu kuat sehingga dia tidak bisa membatalkannya.
Upacara itu hanyalah puncak kemewahan yang sepertinya telah dikeluarkan dari uang.
“Itu sangat indah, Nona…” Emily bergumam sambil melihat ke langit dengan matanya yang melamun.
Aku mengulurkan tangan ku. Tepat pada waktunya, kelopak bunga yang jatuh mendarat di telapak tanganku.
Saat ini, aku tidak bisa menghentikan wajahku yang melembut. Kelopak bunganya yang berwarna aprikot itu adalah Ellen Walk Rose.
Untuk menghindari pertengkaran dengan Rennald, aku tanpa pikir panjang memberi tahu Duke bahwa bunga itu cantik.
Aku melihat ke bawah ketika sesuatu menarik perhatian ku. Tiba-tiba, seseorang menggenggam tanganku yang masih terulur di udara.
Tuk-.
"Apa yang kau lakukan berdiri di sini dengan bodoh?"
Ketika aku melihat ke atas, aku melihat rambut merah mudanya.
"Apa?" Saya bertanya dengan kesal.
"Tidak ada satupun ksatria yang bersedia mengantarmu ke upacara, kan? Man, apa yang akan kau lakukan tanpa aku?"
"Aku tidak membutuhkanmu, aku bisa pergi sendiri. Dan aku kan sudah memberitahumu untuk tidak berbicara denganku untuk sementara waktu."
Aku mengatakannya dengan tajam lalu menjentikkan dan mencabut tanganku.
"Hei, hei!" Renald buru-buru menarik tanganku.
"Lepaskan aku, apa kamu tidak bisa mendengarku?”
"Hei, apa yang akan terjadi dengan nama Eckart, jika kamu pergi sendiri bahkan ketika kamu memiliki dua saudara laki-laki? Mereka mungkin akan menunjukku jika aku tidak mengantarmu."
"Kenapa kamu peduli?" Saat aku mencoba memutar lenganku untuk lepas dari cengkeramannya tanpa peduli, Reynold segera berseru.
"Ayah! Dia menyuruhku untuk menjagamu agar kamu tidak akan mendapat masalah! Hei, katakan padanya. Ayah menyuruhku melakukannya, kan? Benar?" Dia menatap tajam ke arah Emily.
Karena ketakutan, Emily mengangguk dengan liar.
"Ya-ya, Nona! Saya juga pernah mendengarnya! Tuan muda akan mengantar anda ke upacara..."
"Kau lihat, dia mendengarnya!"
Itu adalah kebohongan yang jelas bagi siapa pun. Aku menghela nafas tak jelas dan mengulurkan lenganku. Aku tidak ingin pergi dengan renald, tetapi jika aku terus bertengkar seperti ini, perhatian semua orang akan tertarik kesini.
Dia segera merangkul ku ketika aku bergerak tanpa sepatah kata pun, dengan asumsi aku tidak memiliki pendamping, aku tidak ingin melihat senyumnya, jadi aku hanya memusatkan perhatian ke depan.
Ada jarak yang cukup jauh ke podium di luar air mancur di tengah. Ketika aku menginjak karpet merah sambil memegang tangan renald yang menopang pinggang dan tanganku seperti pria sejati, aku mendengar gumaman yang familiar.
"Pasti benar bahwa wanita itu adalah putri kesayangannya, bukan anak yang dia serahkan, dia benar-benar melambangkan nama keluarga Duke."
"Baiklah, maksud saya, meskipun dia telah menjadi bajingan selama ini ..."
"Ih saya tau itu, yakan? Bahkan Pitra kedua sang Duke yang menemaninya secara pribadi... Tapi, dekorasi apa ini untuknya..? oMG!!, ini terlihat terlalu mahal."
Rennald mengangkat tangannya lebih tinggi untuk memastikan lebih banyak orang mengetahuinya. Pada saat itulah. Cahaya menyala di depan mataku.
<SISTEM> Anda memiliki reputasi +100 untuk peningkatan hubungan Anda dengan orang-orang di sekitar Anda.
(total: 460)
Aku menyaksikan berita tentang peningkatan reputasi ku pada hari terakhir Mode keras dengan mata yang dingin.
Renald sekali lagi mengangkat tangan lebih tinggi untuk melihat apakah ada orang ekstra yang meragukan hubungan baik kami.
Setelah melakukan banyak putaran dan belokan, akhirnya aku mencapai tempat yang sudah ditentukan untuk ku hari ini. Meskipun dia menyelesaikan misinya, dia tidak meninggalkan sisiku.
Aku akan menjadi satu-satunya orang yang khawatir jika aku meributkannya, jadi aku melihat pancuran yang menuangkan air dengan bebas.
Tetapi perasaan ketakutan yang ditakuti akan teror tidak membuat ku tetap diam.
"… Apakah kamu masih kesal tentang–"
"tidak." Aku segera menjawab sebelum kata-kata orang ini selesai.
"Hah," kata renald, yang tertawa terbahak-bahak, disambar petir seolah dia tercengang.
"Maukah kau setidaknya berpura² saja mendengarkan dan menjawab, oke?”
"Aku mendengarkan."
"Kamu benar-benar kesal. Huh."
Aku mencoba untuk mengabaikannya, tapi perkataan dan perbuatan yang penuh kebencian terus muncul di mataku.
"Kenapa kamu pikir aku kesal? Aku tidak peduli sama sekali."
"Lalu kenapa caramu berbicara sama seperti sebelum kau mulai berteriak."
"Maaf saya tidak dapat memenuhi harapan Anda, tetapi saya tidak ingin membuang waktu memasukkan emosi semacam itu untuk Anda."
"Oh, bayiku. Dia cemberut."
Dia mengoceh dan mencubit pipiku. Aku memukul tangan itu, dan aku berteriak keheranan.
"kamu gila?"
"Astaga. Terima saja."
"Ha…"
Aku menghela nafas dalam-dalam dan memusatkan pandanganku lagi ke air mancur. Bahkan upacaranya belum dimulai, tapi rasanya hari sudah berakhir. Saat itulah aku bertekad untuk mengabaikannya sepenuhnya mulai sekarang, demi kesehatan mental ku.
"… .Maaf, aku salah paham tentang mu."
Permintaan maaf kecil telah terdengar. Aku balas menatapnya seolah-olah aku mendengar sesuatu yang tidak kukenal. Tapi kali ini, renald tidak menatapku.
"Aku tidak melakukannya dengan sengaja. Kamu tahu itu. Bahwa aku kadang-kadang.... berbicara seperti bajingan."
Sungguh mengejutkan bahwa dia mengetahuinya.
"Kau pasti ingin sekali bertengkar denganku sepanjang waktu."
"Lihat, Oppa mu menunjukkan sisi rapuhnya disini." Dia melotot padaku, dan segera mengerutkan kening dan bergumam.
“Sebenarnya, ketika aku memikirkannya, aku tidak tahu mengapa aku melakukannya waktu itu… sial, mungkin karena aku bermimpi sebelumnya."
"….Mimpi? Mimpi macam apa?"
"Malam sebelumnya, aku bermimpi dengan situasi yang sama. Jadi kupikir kau benar-benar memukuli dia. Kau tahu fenomena déjà vu."
Renald memiringkan kepalanya dan segera kembali ke topik awal.
"Karena itu jadilah dirimu sendiri, seperti biasanya, huh? Apakah kau bermimpi bermain di salah satu raja permainan?"
Tiba², aku merasa bulu kuduk ku berdiri. Aku samar² mengerti apa yang terjadi saat itu. Jelas bahwa Yvonne tidak hanya mencoba mencuci otak duke tetapi juga Rennald.
Aku menahan tangan ku yang gemetar dibelakang dan membuka mulutku.
"Kamu tidak merasa kasihan padanya?"
"Apa?"
"Karena upacara kedewasaan ku, gadis yang mungkin adalah saudari mu yang sebenarnya harus tetap bersembunyi."
Renald menjawabku dengan mengangkat bahu.
"Apa yang kamu bicarakan? Kami bahkan tidak yakin tentang fakta itu. Jika ayahku membuktikan autentikasi nya, maka aku bisa pergi dan merasa kasihan padanya nanti."
Penampilan kakakku renald, yang terangkat dari pengaruh cuci otak, sepertinya tidak terlalu mempedulikannya.
Aku sedikit bingung dengan tanggapannya yang tak terduga. Sepertinya hanya aku yang meletakkan batasan dan berdiri dengan waspada dan gugup.
Sejauh ini, keluarga Duke telah berurusan dengan banyak penipu yang mencari² hadiah. Jika ini adalah relitas, respon semacam ini akan wajar.…
"ha ha ha"
Gagasan yang meluap tiba² diakhiri dengan tindakan aneh oleh Rennald.
Tiba-tiba, dia membungkuk menggulung kain yang dibunggkus dibawah platform dan menarik sesuatu dari podium.
"Ini, ambillah."
Apa yang dia berikan padaku adalah kotak kayu yang cukup besar.
"Apa tuh?"
Aku tidak tahu bagaimana menanggapinya, jadi aku hanya terus menatapnya. Dia tidak menjawab dan hanya memegang kotak itu tanpa daya dan aku membuka tutupnya tanpa ragu-ragu.
Ketika aku melihat ke dalam kotak, aku perlahan membuka mata ku lebar-lebar.
Di atas tumpukan jerami tergeletak empat bola berbulu yang berkumpul meringkuk dan tertidur lelap.
"Ini ..." Mereka adalah bayi kelinci. Titik-titik berwarna putih, abu-abu, hitam, dan hijau pada latar belakang biru langit yang aneh. "...... apakah mereka anak² kelinci?"
"Kelinci yang kau minta ku lepaskan, meninggalkan bayi mereka yang baru lahir di dekat persenjataan. Ini sudah berusia tiga bulan."
"ah."
Aku benar-benar lupa. Setelah Kompetisi berburu selesai, dia menanyakan pertanyaan yang terus-menerus, "apakah ada mangsa dari berburu yang kau inginkan?" Aku menjawab "kelinci."
Saat aku membuat suara bodoh, renald mengerutkan kening dengan muram.
"Kau bahkan tidak memeriksanya, bukan?"
Tidak hanya aku tidak memeriksanya, aku bahkan tidak tahu bahwa dia telah merawat kelinci.
Saat dia melihat kembali kedalam kotak dengan frustrasi, dia menunjuk ke salah satu anak kelinci, yang ada di dalam kotak.
"Ini adalah hadiahku."
Itu adalah kelinci unik dengan titik hijau dan latar belakang bulu biru langit. Saat aku menatap kosong padanya, Rennald menambahkan dengan pelan.
"Aku membeli kelinci hijau ini di selatan dengan harga mahal, dan aku memasangkannya dengan kelinci biru langit, tapi mereka tidak melahirkan kelinci kecil dengan warna yang sama seperti matamu."
"Apakah itu cat? Jika kamu mencampurnya, apakah warnanya akan lebih gelap?"
"Hei, jangan katakan hal seperti itu pada Oppamu. Apa menurutmu aku idiot? Hah?"
Aku tercengang dan bertanya lagi, tapi Rennald berteriak marah. Namun, wajahnya memerah, seolah-olah dia malu tentang sesuatu.
"D-Dan ketika aku melihatnya berlari, warnanya menyatu dan terlihat seperti hijau toska! Jadi aku berhasil!"
Setelah beberapa saat tergagap, dia berteriak keras. Kemudian dia melihat ke dalam kotak untuk berjaga² kalau² kelinci itu akan bangun, dan dengan hati-hati menutup tutupnya.
"Jaga mereka baik-baik. Karena kau ibu mereka sekarang."
"Ibu mereka? Bagaimana jika aku bilang tidak?"
"Mereka akan ditinggalkan karena mereka lemah atau orang tua mereka meninggal. Jika kau mengabaikan mereka, mereka akan mati kelaparan."
Aku jadi sedikit serius dengan ucapan itu. Aku memanggil Emily, yang sedang berdiri didekatku, dan mengulurkan kotak itu padanya.
Sayangnya, aku tidak bisa berkompromi dengan kata-kata Rennald tentang merawat mereka dengan baik.
Bagaimanapun, sama seperti burung merah muda gelap langka yang diberikan Derrick kepada ku sebagai hadiah, aku juga tidak bisa menolak hadiah Rennald.
Itu sebagian karena mereka baru lahir, dan aku tidak dapat mengabaikan mereka karena aku merasa Rennald mencemaskan pertumbuhan mereka.
Aku berbisik terlambat dengan suara kecil. "… Terima kasih untuk hadiahnya, Oppa."
Mendengar kata-kataku, Rennald tertawa cerah, menunjukkan kelegaannya.
"Selamat ulang tahun untukmu, Penelope."
Bar pengukur ketertarikan berwarna merah muda terang berkilau di atas kepalanya. Ketika aku melihatnya dengan pandangan aneh, satu sisi aula menjadi berisik. Renald, yang menoleh dan memastikan penyebabnya, berkata dengan cemberut.
"Hei, pak tua ada di sini. Kukira dia akan mulai mengomel."
Dia adalah anggota senior dari keluarga Eckart yang datang untuk memberikan pidato di upacara kedewasaan. Dia tidak muncul dalam game, tapi aku mengetahuinya dari kepala pelayan.
"Aku akan mencari ayah, jadi tinggallah disini sebentar."
Sebagai anggota keluarga, Renald disibukkan dengan acara ini.
"Tapi di mana sih hyung ku disaat² sibuk seperti ini? Mengapa aku harus melakukan apa yang harus dia lakukan?"
Sudah waktunya untuk berpaling darinya, mengabaikan rengekannya. Tiba-tiba aku merasakan sensasi kesemutan di pipiku. Tanpa sadar, mengalihkan pandanganku ke sumber perasaan itu, aku memandang seseorang secara langsung.
Karena kursinya belum terisi penuh, bar pengukur kesukaan berwarna ungu berkedip.
Itu adalah vinter verdandi.
Wajah telanjangnya yang dingin, yang sudah lama tidak kulihat, menoleh padaku.
Pupil biru yang waspada sepertinya membuatku kembali ke hari-hari awal ketika aku menyusup ke ruang rahasianya.
'Yah, apakah ini cukup bagus?'
Aku diam-diam menahan tatapan dinginnya. Dia seorang informan yang hebat, jadi dia pasti sudah tahu. Yvonne telah kembali ke kediaman Duke dan berada di suatu tempat di mansion.
Vinter awalnya adalah karakter yang sangat setia padanya sehingga dia membawa Yvonne pada hari upacara kedewasaan Penelope.
Apa yang dia pikirkan sekarang setelah aku memaksanya untuk menerima permintaan ku, bahkan menyebutkan kesalahan yang dia buat kepada ku di Tratan?
Saat itu. Tatapan dinginnya, yang telah dipaku padaku, meluncur ke bawah. Dia menatap gaunku, bukan wajahku.
'Oh, sial.'
Aku, melihat ke bawah juga, menyadari apa yang dia lihat dan menghardik diriku sendiri. Aku lupa melepas kalungku karena percakapan dengan Duke. Itu adalah aksesori yang sepenuhnya kuno yang tidak terlihat bagus untuk gaun yan g sempurna ini.
'Apa yang harus kulakukan? Kau ingin aku melepasnya sekarang?'
Tentu saja tidak akan terjadi apa-apa.
Aku meletakkan botol itu di kamar ku.
Itu adalah momen ketika aku memandangi manik-manik putih mengilap dan aku tidak tahu harus berbuat apa.
Tiba-tiba, salah satu sisi tubuh ku menjadi gelap.
"Putri."
.
.
.
______
wow 2177 kata T-T
Translator: Sweet_dreams_pray
👆🏻👆🏻👆🏻
Hai hai!! Beruntungnya ada yang mau bantuin mimin!!! bbb(*≧д≦)bbb!!
Terimakasih kepada translator yang udah mau bantu mimin!!!
٩(๛ ˘ ³˘)۶♥
Okeh! No SUMPAH SERAPAH!!
PALING GK, DISENSOR DIKIT GITUH..
🤫🤭
Jika ada yang tidak dimengerti, boleh TANYA JAWAB DI KOMENTAR yaa!!. mohon dimaafkan..
( ̄ε ̄ʃƪ)
Komentar
Posting Komentar