.
.
.
Entah sulit baginya untuk percaya bahwa aku mengatakan hal seperti itu, Duke menatapku dengan ekspresi terkejut.
Aku membuka mulutku dengan serius.
"Anda akhirnya menemukan putri Anda sendiri yang sudah lama hilang."
"... Penelope."
Dia bertanya dengan nada yang penuh keraguan, yang membuatnya mustahil untuk percaya bahwa dia memiliki tatapan yang begitu tegas beberapa saat sebelumnya.
"Apa tidak apa-apa bagimu ... jika aku membiarkan anak itu tinggal di mansion?"
"Tentu saja."
"......"
"Terima kasih telah meminta pendapat saya. Namun, itu bukan sesuatu yang memerlukan izin saya."
Mata birunya mengeras karena syok, gemetar tak berdaya.
Tidak peduli betapa putus asanya aku dengan pengkhianatan Eclise, aku berurusan dengan Duke sekarang.
'Tidak adil melihat yang palsu berkeliaran ketika putri asli telah kembali.'
Selain itu, sebelum mode normal dimulai, aku hanya ingin melarikan diri dengan tenang tanpa ditanyai oleh Duke.
Karena aku tahu segalanya sejak awal.
Mungkin karena dia tidak mengharapkan apa-apa, Duke menatapku dengan ekspresi pahit dan cemas seolah dia mengintip melalui niatku.
"Jika kamu tidak menyukainya, maka ..."
"......"
"Aku akan mengirimnya menjauh dari wilayah duke."
Dia mengatakan sesuatu yang tidak terduga sebagai jawaban atas reaksi anehku.
Aku mengangkat mataku yang menunduk dan menatapnya dengan tatapanku.
Meskipun aku mencoba untuk tidak menyembunyikan apa pun, jantung ku berdebar-debar karena harapan, dan aku melihat ke atas dengan lemah.
Tetapi Duke yang menghadapi ku memiliki wajah yang sangat rumit dan lelah.
'.... Ah.'
Hanya dalam situasi ini aku cepat menyadarinya, tidak punya pilihan selain menyadarinya secara refleks.
"... Apakah anda serius?"
Dia tidak serius.
"... Aku sudah memikirkannya sepanjang malam."
"......."
"Tapi daripada terus-menerus membuat keributan di rumah yang sama, aku lebih suka semua orang menjauh darinya sampai kita yakin bahwa dia benar-benar Yvonne ...."
"Ayah."
Aku memotong Duke di tengah.
Aku menyadari apa yang dia khawatirkan tentang apa yang baru saja dia katakan.
Aku berhasil tersenyum, memaksa otot wajahku yang kaku untuk bergerak.
"Jika seseorang meninggalkan wilayah duke, itu harusnya saya."
"... Penelope."
"Meskipun dia benar-benar putri kandung Ayah, aku tidak berniat mempermasalahkannya."
Bagian yang 'terus-menerus membuat keributan' yang dia katakan ditujukan padaku.
"Jangan khawatir aku menyakitinya. Karena itu tidak akan terjadi."
Pundak Duke tersentak mendengar kata-kataku.
Lalu dia buru-buru menggelengkan kepalanya.
"Itu bukanlah apa yang ku maksud..."
"Itulah mengapa anda memasang pendamping baru pada saya. Meskipun berada di dalam mansoin."
"......."
Mendengar kata-kataku, mulut Duke langsung menutup.
Rekor Penelope begitu spektakuler sehingga masuk akal untuk memiliki kekhawatiran seperti itu.
Dalam mode normal, dia cemburu dengan perhatian yang Yvonne terima dari keluarganya dan pemeran utama pria, jadi dia mencoba meracuninya berkali-kali.
Jadi, reaksi Duke itu wajar saja.
Itu hal yang wajar tapi ... aku masih sangat kesal.
"Tolong jangan khawatir, Ayah."
Aku tersenyum susah payah dan berbaring di sofa.
"Saya benar-benar berterima kasih atas anugerah yang telah anda tunjukkan pada saya sejauh ini. Saya bukan lagi anak-anak, dan saya sudah melewati usia untuk jadi jahat dan tidak dewasa."
Duke, yang telah lama terdiam, mengayunkan bibirnya.
"Lalu, di waktu itu, kenapa ..."
Dia segera menutup mulutnya, seolah-olah dia melakukan kesalahan.
Tidak mungkin dia tidak menyadari bahwa ketika Eclise membawa Yvonne tempo hari, aku bertindak sangat kasar dan ada alasan untuk itu, tetapi pada akhirnya, dia tidak bertanya.
Aku perlahan menghapus senyum dari bibirku.
"Tapi tolong jangan mencoba mengambil beberapa barang yang saya miliki dan memberikannya pada dia."
"Maksud kamu apa...."
"Sayalah yang membawa Eclise ke sini, dan dia adalah pengawal saya, Ayah."
"......"
"Saat interogasi selesai, tolong kembalikan dia pada saya."
Yang penting bagiku saat ini bukanlah Yvonne yang muncul maupun perubahan sikap keluarga Duke.
Meskipun doi membuat kekacauan besar, doi masih 99% pemeran utama pria favoritku.
"Kembalikan Eclise pada saya, Ayah."
Wajah Duke mengeras karena suara tegas ku.
Dia menjawab sambil mendesah.
"Yvonne, anak itu ... sepertinya ingin dia ada. Ku pikir itu karena dia membutuhkan wajah yang dikenal di tempat yang tidak dikenalnya."
"Kalau begitu, apakah anda akan melakukan itu?"
"Penelope, sayang."
Duke dengan lembut menghentikan ku, yang dengan cepat menjawab kembali dengan sebuah pertanyaan.
"Ayahmu ini ... tidak menyukainya."
"Karena budak dari asal yang sama dengannya menimbulkan masalah? Tapi anda sudah mengatakan bahwa pernyataan Eclise konsisten."
"Tidak seperti itu."
Itu bukanlah alasan yang meyakinkan.
Ketika aku menatapnya dengan tatapan bingung, Duke menggelengkan kepalanya.
Di mataku yang mendesaknya untuk menjawab, dia dengan enggan menjelaskan.
"... Aku mendengar kesaksian aneh dari para budak, tepat sebelum Derrick mengeksekusi mereka."
"Kesaksian apa?"
"Mereka mengatakan dialah yang menyarankan mereka untuk menjual ramuan yang kamu berikan padanya
ketika para budak khawatir tentang di mana menemukan uang untuk mendanai pelarian mereka."
Aku membuka mata atas ucapannya.
'Dia bukan ... hanya penurut, ya huh?'
Semakin aku memikirkannya, semakin aku merinding dengan apa yang baru saja dia lakukan.
'Sejak kapan dia ...'
Duke juga memiliki ekspresi yang meragukan di wajahnya, mungkin bingung.
Aku nyaris tidak menyembunyikan gemetar bibirku saat aku berbicara.
"Orang-orang dari negaranya bekerja di lingkungan yang begitu buruk ... Itulah yang dia laporkan kepada saya. Saya pikir dia hanya memberi mereka nasihat untuk membantu kehidupan mereka ..."
"Tidak apa-apa bagi mereka untuk menjual sedikit demi uang, tapi itu aneh saja."
Duke menjawab dengan ekspresi bingung.
Sebuah pikiran mengerikan muncul di benakku.
Itu adalah satu hal bahwa dia membawa Yvonne.
Mungkin dia sudah merencanakan ini sejak awal.
Untuk melarikan diri dari perbudakan.
"Kalau begitu kau pasti benar. Aku yakin dia melakukan itu dengan niat membantu mereka."
Duke mengangguk seolah menerima pembelaanku.
Tetapi aku mendengarnya secara berbeda.
'Tidak peduli betapa menyedihkannya dia, dia adalah sampah yang menjual teman sebangsanya sendiri untuk keuntungan egoisnya,' itulah yang terjadi.
"Bagaimanapun, dia membedakan dirinya dengan membawa kotoran ke permukaan."
Duke berbicara tanpa berpikir.
"Dan dia membawa putri bungsu ku, yang sudah lama aku cari. Semuanya untuk membayar utangnya kepada keluarga Eckart."
"......"
"Tadi pagi, Derrick bertanya padanya apa yang dia inginkan untuk hadiahnya."
"... Dia bilang apa yang dia inginkan?"
Aku menunggu dengan gugup sampai kata-kata itu keluar dari mulut Duke.
"... Dia mengatakan untuk tidak mengusirnya dari keluarga ini, jadi dia bisa belajar ilmu pedang lagi."
Tapi aku langsung bingung dengan jawabannya.
Aku balik bertanya, setengah ragu.
"Dia tidak ... meminta gelar?"
"Tidak."
'Lalu kenapa dia menjual bangsanya sendiri?'
Dan seperti yang dikatakan Duke, dia membawa 'Putri yang sebenarnya', jadi dia bahkan bisa meminta satu miliar emas.
'Dia memintaku belum lama ini untuk kabur bersamanya, tapi sekarang dia hanya ingin tetap di wilayah Duke ...?'
Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan di dalam hatinya.
Aku mengerutkan kening pada pikiranku yang bermasalah, dan Duke berbicara seolah-olah dia bersimpati dengan perasaanku.
"Bajingan kecil itu, aku tidak tahu apa yang dia pikirkan."
Dia bertanya lagi, suaranya penuh frustasi.
"Apa kamu harus menjaga pria seperti itu di sisimu?"
"Lalu kenapa ... Anda harus menjaga orang seperti itu di sisi Yvonne?"
"Penelope."
Duke memanggilku sebagai peringatan.
Aku tahu kenapa dia melakukan itu, tapi itu tidak masalah bagiku sekarang.
Aku harus melihatnya. Bertemu dia...
"Tolong biarkan saya melihatnya sekali saja."
"Tidak."
"Ayah, saya mohon...."
Aku merasa muak dengan sikap Duke yang memotongku seperti pisau.
"Lusa adalah upacara kedewasaanmu."
Merasa frustrasi, Duke mengerutkan kening dan menggertak.
"Tapi ketika semua orang mendapat banyak perhatian pada Eckart, bagaimana kamu bisa menanganinya jika kamu terlibat dengan pria itu dalam rumor kotor?!"
Pembicaraan tentang upacara kedewasaan yang aku coba hindari dengan sengaja dibicarakan oleh Duke terlebih dahulu.
"Kemudian jawabannya sudah ditetapkan."
Aku memasang wajah memelas dan menegakkan tubuh.
Ada dua hal yang harus ku selesaikan dengannya hari ini.
Yang pertama diizinkan untuk berhubungan dengan Eclise, lalu yang lainnya.
"Tolong batalkan upacara kedewasaan saya."
"Penelope!"
Duke sangat marah dengan kata-kataku.
"Apakah saya benar-benar perlu mengadakan upacara kedewasaan pada waktu yang sensitif ini, ketika semuanya tidak pasti dan kita mungkin menjadi subjek rumor?"
Ini adalah pilihan terakhir yang ada dalam pikiran ku.
Eclise, tidak peduli seberapa keras aku berjuang untuk menangkap pria brengsek itu dan mencoba untuk mendapatkan bagian akhirnya, itu masih tidak pasti.
Aku membutuhkan opsi terbaik kedua.
'Jika aku menunda upacara untuk membatalkannya seolah-olah itu tidak ada sama sekali ... Aku ingin tahu apakah itu akan menunda dimulainya mode normal.'
Meskipun aku merasa seperti aku buta dan bodoh, tidak tahu apakah itu akan berhasil atau tidak.
Aku hanya ingin melarikan diri dari tempat ini.
"Kau akan membatalkan upacara kedewasaan hanya karena budak biasa belaka?!"
Duke melampiaskan amarahnya dengan uap yang keluar dari hidungnya.
Aku menatapnya dan mengomel.
"Ini bukan hanya karena budak belaka."
"Lalu bagaimana?!"
"Jika rumor menyebar bahwa Putri yang asli telah kembali, betapa menggelikannya mengadakan upacara kedewasaan, Ayah."
"Putri Sebenarnya apa! Betapa bodohnya ..."
Duke, yang sedang marah, tiba-tiba menghadapku dan melepaskan amarahnya.
"Kenapa kamu harus memasang ekspresi seperti itu ..."
Dia mencoba menanyakan sesuatu, tapi kemudian dia segera menutup mulutnya.
Aku merasakan wajahku dengan satu tangan, tidak tahu harus berkata apa.
Tapi tetap saja, telapak tanganku kering tanpa kelembapan.
Aku mengintip kepalaku saat Duke berkata dengan suara yang agak lelah.
"... Jangan khawatirkan Yvonne, aku sudah membuatnya dalam batasan. Aku tidak akan mengumumkannya sampai aku yakin."
"Dia sudah tinggal di mansion, jadi tidak mungkin anda bisa menghentikan rumor seperti itu bocor."
"Sstt, Penelope Eckart. Berhenti saja."
"......"
"Apa kamu tahu berapa banyak usaha yang aku lakukan untuk upacara kedewasaanmu? Aku sudah mengirimkan semua undangan ke Istana Kekaisaran. Aku tidak akan membatalkannya, hanya untuk memberi tahu mu."
Pada kata-kata yang menentukan yang sepertinya sudah membuat kesimpulan, aku dipenuhi dengan kekecewaan.
Aku diam-diam bergumam saat menatap Duke.
"... Ayah meminta saya untuk mengerti, namun Anda tidak mendengarkan salah satu dari dua hal yang saya ingin Anda dengarkan."
".... Penelope."
"Saya pergi."
Aku berdiri sebelum dia bisa menghentikan ku tetapi itu hampir saja.
Saat aku membungkuk dan memberi salam dengan sopan, aku keluar dari kantor dan Duke tidak menghentikan ku.
.
.
.
____
Jika ada yang tidak dimengerti, boleh tanya Minmin. mohon dimaafkan..
( ̄ε ̄ʃƪ)
Komentar
Posting Komentar