Langsung ke konten utama

Chapter 130

 
.
.
.
Berjalan menyusuri lorong, jalan berliku berlanjut tanpa akhir.

Selama penundaan, Vinter mencoba teleport sihir di tengah, tapi jalan terlalu rumit dan ia gagal untuk mengetahui lokasi yang tepat.

Kami terus bergerak lebih cepat.

"Pada titik ini kita akan mencapai kepulauan Archina. Para bajingan yang menakjubkan."

Pangeran bergumam, sambil membuat kerutan di wajahnya.

Aku merasakan hal yang sama.

Aku takut dengan presisi orang-orang yang membuat gua yang dalam dan kompleks di bawah pulau.

'Aku pikir mereka hanya penjahat tambahan yang lewat.'

Sampai malam perburuan, aku telah membodohi mereka.

Nama "kerajaan baru Leila" tampaknya ceroboh, dan itu karena sistem membuatnya mudah untuk mengalahkan mereka.

Tapi setelah semua yang terjadi, aku tidak pernah bisa memikirkan mereka menjadi ceroboh.

Mereka adalah orang-orang yang berjuang melalui detektor sihir di istana dan membuat basis pertahanan di kedalaman laut.

'... Itu berarti ada seorang penolong di antara para bangsawan tinggi.'

Aku tidak tahu betapa kuatnya sihir mereka, jadi aku merasa ketakutan.

Pada saat yang sama, aku tidak bisa membantu melainkan merasa gelisah bahwa cerita itu tampaknya berhubungan dengan mereka.

Semakin dekat aku dengan Raon, kecemasan yang lebih misterius mengikis tubuh ku.

'Aku harus keluar dari permainan gila ini cepat sebelum sesuatu yang buruk terjadi.'

Aku berpikir lagi, sambil melihat orang merah dan ungu yang berjalan di depanku.

Tujuanku adalah kabur, itu saja.

Kemudian kami menemukan tikungan lain di tengah lorong.

"Aaahhh-!"

Dari kejauhan, seseorang berteriak putus asa menggema.

Astaga-!

Kami bertiga, yang terkejut dan berhenti berjalan sejenak, sekarang berjalan dengan diam-diam dengan cepat, terlepas siapa yang pertama.

Segera ada secercah cahaya di kejauhan.

Jalur tanpa akhir akhirnya berakhir.

Tepat sebelum pintu keluar, Vinter yang di depan, tiba-tiba berbalik.

"Mulai sekarang, aku takut kita harus menggunakan sihir transparan."

Dia dengan cepat mengambil tongkat itu dari tangannya dan mengayunkan tongkat itu ke arah telapak tangan.

Seolah menerima berkat, sebuah bubuk ringan putih yang keluar dari tongkat dicurahkan ke atas kepala Callisto.

Aku tidak merasakan sesuatu yang istimewa.

Vinter mengatakan catatan peringatan tepat setelah ia selesai merapalkan mantra.

"Kecuali kalau kalian berteriak dengan nyaring, suaranya terhalang sampai taraf tertentu. Tapi jangan menggunakan sihir, karena tumpang tindih sihir bisa menghilangkan transparansi."

"Kalau begitu, bisakah kita menyelinap dan membunuh mereka dengan menggunakan kekerasan?"

Putra mahkota menanyakan hal yang sama dengan ku. Vinter menjawab dengan tenang.

"Kita tidak tahu situasi di dalam, jadi tolong tahan diri sebanyak mungkin sampai kita tahu lokasi yang tepat dari anak-anak."

Sepertinya dia mengerti, pangeran mahkota menganggukkan kepalanya tanpa ketulusan.

Saat itu.

"Jangan mendekat! Jangan datang..... Aaaah!"

Jeritan mengerikan terdengar dari suatu tempat yang jauh lebih dekat dari sebelumnya.

Kami semua membuat kontak mata dan bergegas lari langsung ke pintu keluar.

Keluar dari lorong gelap dan pengap, ruang besar yang mengejutkan muncul.

Ada dinding dan pilar yang canggih terbuat dari plester dan marmer putih.

Itu adalah pemandangan yang sama sekali berbeda dari gua gelap yang telah kami melewati sebelumnya.

"Ho-oh, aku telah membakar markas mereka menjadi abu, dan di sini mereka bersembunyi."

Putra mahkota melihat sekeliling dan tersenyum dengan ekspresi sengit.

"Dewi!!"

Pada saat itu, pandangan kami beralih ke suara dari beberapa orang yang berteriak.

Di ujung ruangan, ada patung besar dan altar yang mengingatkan ku akan kuil suci.

Ada sosok ramping dalam jubah putih dan topeng putih.

Tepat di bawahnya, puluhan manusia dalam jubah hitam berbaring di perut mereka.

"Tolong makan makanan ini juga!"

Yang di depan jatuh dan merangkak ke altar.

"Saya tahu anda tidak terbiasa karena anda belum sepenuhnya pulih. Tapi untuk kebaikan yang lebih besar, anda harus mengumpulkan kekuatan."

'... makanan?'

Aku menelengkan kepalaku.

Karena tidak ada makanan di altar.

Tetapi, tidak lama setelah aku tahu bahwa "makanan" mereka bukanlah makanan.

Dua jubah hitam yang berbaring di perut mereka tiba-tiba bangkit.

Dan mungkin mereka menarik sesuatu dari belakang altar?

"Lepaskan! Biarkan aku pergi..!"

*Sreek* *Sreekk* 

Pria muda dan kukuh yang dibawa keluar dengan rantai keras dalam tubuhnya.

Wajah orang yang baru saja bersembunyi dipenuhi rasa takut.

Mereka menyeret pria itu turun dari altar sekaligus dan memaksanya untuk berlutut dengan kekerasan.

"Lepaskan aku!!"

Pria itu memberontak dengan ganas, tetapi tidak ada gunanya.

Sosok ramping mengenakan jubah putih yang mencolok di antara jubah hitam yang perlahan-lahan turun dari altar.

Aku melihat dengan baik perilaku sosok berjubah putih.

Dia tampak ragu sejenak di depan seorang pria yang memberontak dalam ketakutan, dan kemudian mengulurkan tangannya.

"Haa! Jangan! Jangan dat- ......"

Jeritan yang sama dengan yang kudengar sebelum aku tiba di sini terdengar.

Akan tetapi, yang mengejutkan, pria itu tiba-tiba menutup mulutnya sewaktu jubah putih itu menepuk dia.

Yang kulihat dari sisiku hanyalah punggungnya, jadi aku tidak tahu apa yang telah dilakukannya padanya.

Ketika pria itu tenang, jubah putih itu segera membungkuk perlahan ke arahnya.

Jubah putih di depan mengenakan topeng yang tertutupi sampai ke bawah hidungnya.

Tidak seperti isyarat keraguan sebelumnya, bibir merah itu terlihat amat mempesona.

'... Wanita?'

Pada saat aku menyadarinya, wanita dengan kepala tertunduk mencium pria itu dengan perlahan.

'apa-apaan ... Kenapa kau menciumnya tiba-tiba?'

Aku tidak tahu apa yang dia lakukan, jadi aku melirik ke arah putra mahkota dan Vinter.

Mereka juga tampak bingung apa yang sedang terjadi sekarang.

Hanya beberapa detik kemudian situasinya terbalik.

"Uhkhh..."

Pria itu, yang telah menerima ciuman dari wanita itu dengan jubah putih, tiba-tiba menangis kesakitan.

Gerakan itu semakin intens.

Tetapi, orang-orang yang menangkapnya atau wanita yang menciumnya tidak bergeming.

Aku sangat terkejut ketika melihat adegan itu dengan terengah-engah.

Tapi pada saat itu, sesuatu yang luar biasa terjadi.

Tubuh seorang pemuda yang kuat yang bergerak-gerak perlahan menciutkan tubuhnya dan mati.

Ia menyusut seperti balon datar dalam sekejap.

Pu-ha-! Ketika wanita itu akhirnya membuka mulutnya dan menarik napas, hanya pakaian yang longgar itu yang berkibar meninggalkan kerangkanya.

Pria dengan jubah hitam yang menahannya, melemparkan orang itu, tidak, mayatnya.

*Bruk * *swish* segera setelah mencapai lantai yang keras, tubuh yang kering terremukkan dan tersebar ke segala arah.

"Ugh-!"

Aku mengambil napas yang tajam melihat apa yang telah terjadi dengan jelas.

"Sial, apaan tuh tadi?"

Putra mahkota mengucapkan kutukan yang keras.

Hal yang sama tampaknya terjadi pada Vinter dan Callisto, yang malu dengan adegan mengerikan itu.

"Ambil cermin!"

Situasi dengan cepat berbalik bahkan sebelum aku menyadari apa yang sedang terjadi.

Jubah hitam yang memimpin prosesi makanan, tiba-tiba memberi perintah.

Dia tampaknya memiliki posisi yang lebih tinggi.

Kemudian yang lain yang berbaring dalam perut mereka naik dan pergi ke bagian belakang patung.

Tak lama kemudian, mereka membawa enam anak yang tertegun dan kotak kesucian yang besar dan berwarna-warni.

Kecuali satu (anak), mereka meletakkan sisanya di bawah altar.

'Raon!'

Saat aku mengenali topeng singa, aku membuka mataku lebar-lebar.

"Yang ini punya mana paling banyak, dan tampaknya cukup berguna."

"....."

"Saya akan mengambil sisa mana dari mereka dan melemparkannya untuk memberi makan para monster."

Pria yang memberikan perintah itu menundukkan kepalanya kepada wanita berjubah putih dan membuat suara yang mengerikan.

Pada saat itu, sebuah jendela persegi putih muncul di depan mata ku.

____
<SYSTEM> ~Quest utama: keberadaan anak-anak yang hilang~

[Kedua. Kejar keberadaan Raon dengan penyihir itu]

Quest selesai!

____
<SYSTEM> Sebagai hadiah anda mendapat [5% Ketertarikan] dari [Vinter] dan popularitas [+50].
----

(jumlah popularitas: 460)

Aku memeriksa quest yang selesai dan mendesak bertanya pada Vinter dan Callisto.

"Hei, apa yang kita lakukan sekarang?"

"Mereka terlalu banyak. Selain itu, orang putih itu, kita tidak boleh main-main dengan dia. Sepertinya dia bermain semacam trik jahat."

Putra mahkota menatap jubah putih dengan alisnya yang dikerutkan.

Setelah berpikir sejenak, dia membuka mulutnya.

"Hei, orang asing."

"Ya?"

"Aku akan menarik perhatian mereka dan selama kesempatan itu, bawa anak-anak ke tempat yang aman."

Sang pangeran, yang berbicara dengan cepat, memalingkan kepalanya ke arah ku kali ini.

"Putri, kamu menyelinap dan dapatkan si topeng singa. Dan kemudian melarikan diri dengan sihir teleportasi. Kamu mengerti?"

Suara sang pangeran tak terbendung, mungkin karena dia merencanakan ini dalam waktu singkat.

Strateginya sempurna. Masalahnya adalah aku.

"Itu ... Saya tidak bisa menggunakan sihir teleportasi."

"... Apa?"

Pangeran mahkota menatapku kembali seolah-olah dia bingung dengan kata-kataku.

"Kau tahu bagaimana menggunakan sihir, bukan? Tapi kau tidak bisa menggunakan sihir teleportasi?"

"Itu ..."

'Hei X! Gimana gue bisa kasih tahu lo kalau gue hanya menggunakan sihir jika sistem menginginkannya?'

Ketika aku tidak bisa memikirkan alasan untuk menjawab.

"Tidak..! Bukan itu!"

Tiba-tiba Vinter melihat ke suatu tempat dan berteriak.

Matanya, yang terlihat melalui celah topeng, sangat kaku.

Aku dan putra mahkota mengikuti tatapan matanya dan memalingkan kepala kami.

Tiba-tiba di belakang altar, jubah putih yang membalikkan punggung nya membuka tutup kotak yang berwarna-warni itu.

Sesuatu melayang di udara dari kotak.

Potongannya tajam, seukuran kepalan tangan, seperti pecahan sesuatu yang rusak.

Jubah putih itu mengaturnya di udara dengan tangan yang ringan.

Saat potongan-potongan diatur, lampu biru menyeruak dari bagian yang selesai.

"Kau tidak dapat mengaktifkan itu!"

Kata Vinter dengan suara mendesak.
Lalu putra mahkota bertanya.

"Apa itu?"

"Itu minyak yang digunakan oleh klan Leila kuno. Benda itu membawa lawan mu ke dalam situasi yang paling putus asa dan menggali pikirannya."

Vinter bergumam seolah-olah dia bingung,

"Tidak peduli seberapa muda lawan, aku bertanya-tanya bagaimana mereka bisa mencuci otak semangat tegas dari penyihir...."

Aku mengerti apa maksudnya dan bertanya dengan mendesak.

"Me- mereka mencoba menggunakannya untuk Raon, kan?"

Saat itu.

* Hwaak-!* Cahaya biru keluar dari altar.

"Laturica!"

Tanpa menunda, Vinter berlari ke depan dan mengayunkan tongkatnya.

"Vin...! Tidak, Binsoo! Kemana kau pergi!"

Aku memanggilnya karena terkejut. Dari punggungnya, aku bisa melihat debu tak terlihat menetes ke bawah.

Itu karena sihirnya sekarang tumpang tindih dengan sihir transparansi.

"Seorang penyusup!"

Orang-orang berjubah hitam bingung ketika mereka melihat Vinter yang tiba-tiba muncul.

"Jangan pergi dulu! Lindungi dewi! Lepaskan para monster! Cepat!"

Ketika orang yang berdiri di samping jubah putih memberikan perintah, mereka mengeluarkan kantong hitam dari lengan mereka.

"Batum!"

Segera setelah mereka meneriakkan mantra, lusinan monster kadal merangkak keluar dari saku.

* melengking * 🦎🦎🦎🦎🦎

"Sialan. Dia mengatakan kepada ku untuk tidak menggunakan sihir, tapi dia melakukannya sendiri."

Ketika rencananya menjadi sia-sia, sang pangeran berteriak dengan tidak senang dan menarik pedangnya dengan kasar.

"Tinggallah di sini, putri!"

Ia kemudian buru-buru mengikuti Vinter.

"Yang mulia, B-binsoo!"

Aku ditinggalkan sendirian tanpa kesempatan untuk menjawab.
.
.
.

_____
Haaii,, makasii udah mampir baca.
Jika ada yang tidak dimengerti, boleh TANYA JAWAB DI KOMENTAR yaa!!. mohon dimaafkan..
( ̄ε ̄ʃƪ)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 210

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Setelah melihat sosok kecil yang muncul entah dari mana, Vinter berhenti bernapas. Dia buru-buru menarik ujung tongkatnya. Kwaaang-! Dan sihir serangan itu melewati Yvonne dengan jarak yang sedikit lagi akan mengenainya, dan sihir itu menghantam dinding dan menyebabkan suara dan getaran yang besar. Namun, berkat sihir yang melapisi bangunan ini, dindingnya tidak berlubang. "Ugh......!" Sihir yang menyapu kantor itu dengan cepat membuat asap. Dan di antara asap itu, ada seorang wanita dan seorang anak kecil yang mengenakan topeng singa terungkap. "Sudah kubilang aku pasti akan menghancurkannya." Yvonne tertawa terbahak-bahak. Vinter pun mengerutkan kening dan memasang ekspresi yang terlihat putus asa. "Raon!" Dia adalah seorang anak yang sangat berharga karena dia pintar. Tapi mata Raon, terlihat dari celah topeng s...

Chapter 182

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Vinter menatapku dengan mata yang melotot dan memaksaku untuk segera menjawab. Tidak, mungkin itu hanya alasanku. "Itu..." Saya ragu-ragu untuk waktu yang lama, sambil membuka bibir saya dan menutupnya lagi begitu terus selama beberapa saat. Tidaklah jelas untuk mengatakan bahwa masalah kepercayaan adalah jawaban yang benar. Dia mengira saya akan membunuh Yvonne, tetapi dia malah berusaha untuk menyembunyikan kejahatan saya. 'Tidak. Kamu memperlakukanku seperti penjahat ganas ketika kekacauan itu terjadi, bagaimana itu disebut sebagai kepercayaan?' atau 'Tidak. Terakhir kali saat kamu membuat keributan itu, kamu memperlakukanku seperti penjahat kejam, mungkin ini masalah kepercayaan?' Setelah perjuangan yang panjang, saya menjawab dia yang terus memandang saya. "Yah...kedengarannya seperti karaktermu." "...

Chapter 101

. . . 'Apa itu?' Secara reflektif ke jendela sistem yang melayang, tatapan ku naik ke atas kepala eclis. Dan aku membuka mataku. '.... Sudah hilang!' Kalimat itu [Minat 77%], yang baru saja berkilau dengan jelas di kepalanya diubah menjadi [periksa ketertarikannya]. Selain itu, bar ukuran yang diisi dengan warna putih telah berubah menjadi merah gelap. Tapi sebelum aku bisa mengenali apa yang telah terjadi, sebuah tulisan baru muncul. ____ <SYSTEM>  Warna ditampilkan pada bar pengukur tempat ketertarikan. ____ <SYSTEM>  DALAM RANGKA UNYUK MEMERIKSA KETERTARIKANNYA, BUATLAH KONTAK FISIK DENGAN TARGET. –––– "Elise...." Sambil melihat ke jendela sistem dengan mata gemetar, aku berhasil berbicara. Suara yang kencang keluar seolah² sedang tercekik. "Berikan padaku, aku akan meletakkannya untuk mu." Sudut² mulutku yang gemetar terangkat dengan susah payah dan memerintahkan. Eclis perlahan melepas tangan yang ia kenakan di bibirnya. - Traaak.  K...