Langsung ke konten utama

Chapter 110©


.
.
.
Aku memandang dagunya.

Amplop putih yang baru saja ku terima terasa seperti guntur.

"Aku sudah kembali menyelidiki kasus pada waktu itu."

Kemudian putra mahkota berbicara dengan nada acuh tak acuh.

"... menyelidiki kembali?"

"Ya. Aku ingin tahu apa yang membuatmu begitu gila tahun lalu."

"...."

Bukan aku yang melakukannya, tapi aku merasa aneh dengan mata pria ini yang terpaku padaku.

"Dalam proses interogasi dari Countess Kelline, Countess Dortea juga diinterogasi beberapa kali dan dia mengacaukannya dengan mudah."

".... Countess Dortea?"

"Benar. Dia datang setelah Kelline di pengadilan dan bersaksi."

Putra mahkota mengangguk dengan tidak ramah, dan menambahkan,

"Aku mendengar bahwa masyarakat awalnya bergiliran menjadi tuan rumah pesta teh selama kompetisi berburu. Penyelenggara tahun lalu adalah Kelline dan tahun ini adalah Dortea."

Tidak heran, dia mengundangku ke pesta teh tanpa seorang kenalan pun.

Sepertinya wanita itu terlibat dalam insiden tahun lalu.

"Jika kau tahu itu mengapa kau merangkak kembali ke pesta lagi?"

Putra mahkota bertanya dengan wajah misterius.

'Merangkak? Aku pergi ke sana dengan kedua kakiku sendiri, kau bajingan!'
(ノಠ益ಠ)ノ彡┻━┻

Bagaimana aku bisa tahu bahwa mereka adalah sama.

Tiba-tiba perasaan tidak adil muncul, tapi aku berhasil menahannya.

Itu cukup dipertanyakan, dari sudut pandang sang pangeran.

".... Saya pikir banyak hal akan berubah dari perburuan 1 tahun yang lalu."

Aku berbicara samar-samar.

Kemudian putra mahkota menatapku seolah-olah dia benar-benar terkejut.

"Ku pikir kau adalah wanita yang paling jahat di dunia... Tapi ternyata kau sangat naif."

"Saya suka damai, dan saya tidak menghunus pedang langsung ke orang-orang hanya karena suasana hati saya yang buruk, seperti seseorang."

"Tapi kau menembak dengan panah otomatis."

"..."

Tak ada lagi yang bisa kukatakan untuk dibantah.

'Sialan kau Penelope!'

Jujur, aku hanya tahu tentang kejadian tahun lalu, tapi aku tidak tahu detailnya.

Tapi tetap saja, bukankah sudah jelas?

Ini sedikit kejutan bahwa Duke setuju untuk memberikan Count Kelline tambang berlian.

Aku tidak ingin berurusan dengan aib Penelope dengan mengungkapkan apa yang telah ku lakukan sebelumnya.

Namun sang pangeran membuka mulutnya dan berbicara tentang detail tahun lalu.

"Dikatakan bahwa Kelline telah menyuap dua penjaga di muka dekat pesta teh untuk membuat mu dalam kesulitan, kau tahu itu?"

"... disuap?"

Aku membuka mata lebar-lebar, aku tidak percaya dia telah menyuap para penjaga untukku.

'ini benar-benar jahat'

Kenapa dia tidak melakukannya lagi tahun ini?

Dan kemudian aku menyadari dan yakin bahwa setelah insiden tahun lalu mereka berpikir bahwa sang putri tidak akan mau berpartisipasi lagi.

Aku tidak tahu sama sekali tentang itu, dan kemudian putra mahkota mengikuti.

"Dan kemudian mereka memberi mu sejumlah nyamuk dalam air teh mu dan mengejek mu bersama-sama."

"Apa..?"

'Apa? Nyamuk?'

Aku menelan suara yang hampir keluar.

Ini seharusnya menjadi apa yang telah aku lalui sendiri, akan aneh jika aku terlihat terkejut dengan itu.

'Tidak! Nyamuk-nyamuk itu terlalu banyak!'
(╬⓪益⓪)

Kalau dipikir-pikir, aku juga mengalaminya selama kompetisi berburu.

Itu adalah teh kuning bau yang Countess Dortea merekomendasikan padaku untuk minum.

Aku pura-pura meminumnya dan meletakkannya, aku hampir jatuh ke dalamnya.

'Bad bitch, aku seharusnya mengamuk.'
(ノಠ益ಠ)ノ彡┻━┻

Aku mengertakkan gigiku karena aku menyesal tidak menembakkan satu panah saja ke mereka.

Penelope, yang baru berusia 17 tahun, mampu untuk melepaskan dorongan dan itu benar-benar layak.

"Kau layak untuk jadi gila."

Putra mahkota menatapku dengan ekspresi lucu, karena mirip dengannya.

"Tapi tetap saja, menempatkan panah otomatis di mulut Kelline dan mengatakan bahwa kau khawatir tentang nyamuk yang terbang di sekitar mulutnya itu hebat."

"....."

"Seperti yang diharapkan, kau tidak normal seperti yang digosipkan."

Clap! Clap! Dia bertepuk tangan dan mengagumi.

Aku mengerutkan kening.

"Anda mengolok-olok saya, bukan?"

"Tidak mungkin. Orang-orang akan sakit jika mereka menerima (jenis perlakuan) itu. Itu pujian."

Itu tidak terdengar seperti pujian sama sekali.

Aku merasa seperti aku berada di kelas yang sama dengan dia pada saat itu, jadi aku marah.

"By the way, kau tidak memberitahu Duke detail tentang apa yang terjadi saat itu?"

Lalu, putra mahkota bertanya dengan tiba-tiba.

"Apa?"

"Tentang teh dan nyamuk."

"....."

"Jika kau telah mengatakan yang sebenarnya aku yakin itu tidak akan turun menyerahkan berlian. Aku yakin kedua pihak akan setuju untuk menyerahkan safir saja."

Callisto tidak sarkastis, ia hanya bertanya.

"...."

Aku tak bisa berkata-kata.

Adegan itu tidak keluar pada permainan waktu itu, jadi aku tidak tahu tentang tindakan Penelope.

'apakah dia benar-benar tidak memberitahu duke?'

Tapi ketika aku berpikir tentang pilihan percakapan hard-mode, Penelope tidak memiliki banyak untuk mengatakan.

Aku cukup yakin mereka akan marah mengatakan "Beraninya mereka memberimu teh nyamuk!"

Tapi aku memutuskan untuk percaya bahwa Penelope hanya menjadi 'wanita yang baik' dan tidak mengatakan apa-apa seperti orang bodoh.

Dia pikir bahkan jika dia berbicara dengan duke, tidak akan ada yang berubah.

Bukankah itu terlalu menyedihkan?

"... Saya tidak berpikir dia akan percaya."

Setelah sekian lama aku menjawab pertanyaan sang pangeran.

Sebelum aku mengetahuinya, aku membelai pipiku dengan tanganku.

Ketika aku sadar dan melihat tatapan misterius sang pangeran, aku menurunkan tanganku dengan wajah malu-malu.

"Mereka banyak, dan aku sendirian. Itu juga terjadi ketika saya masih belum dewasa."

Aku mengangkat bahu dan mencoba berpura-pura tidak ada yang salah.

Ku pikir Callisto akan mengolok-olok ku dan mengucapkan kata-kata sarkastis. Memutar mulutnya seperti yang kuperkirakan.

"Ayahmu berhak tahu."

Tapi tiba-tiba dia tidak mengejekku.

"Sama seperti kaisar."

Callisto tersenyum dengan semangat yang meneguhkan, namun anehnya wajah itu tampak muram.

Aku tidak ingin pergi melalui cerita lain yang memilukan hati. Jadi aku buru-buru mengubah topik pembicaraan.

"Tapi masih.. Mengapa anda memberikannya pada saya?"

Aku berbicara tentang amplop putih di tangan ku.

"Itu milik ayah saya."

"Itu di tanganku, dan itu terserah padaku untuk memberikannya kepada siapa pun."

Callisto memberikan jawaban asam, itu berarti bahwa ia tidak berniat memberikannya kepada duke.

Aku ragu sejenak, dan kemudian memberikan amplop itu kepadanya.

"Tapi itu terlalu banyak untuk saya.... Saya rasa saya puas dengan gulungan itu."

Aku tidak bisa mengambil sesuatu yang bukan milikku.

Bukankah itu sebanding dengan air mata Penelope, rasa malu dan aib dari acara tahun lalu?

Itu hanya sesuatu yang tidak bisa kuterima. Ketika aku mencoba mengembalikan amplop itu, pangeran mengerutkan alisnya.

"Ada apa denganmu. Putri?"

"Hah? Apa..?"

"Kau bilang kau suka barang berharga. Kau tidak dapat hidup tanpa permata dan emas?"

Sang pangeran terlihat aneh saat tersenyum.

Percakapan di gua itu terlintas di telingaku.

~
-"Akan menyenangkan jika seseorang terlihat kaya"

-" aku suka perhiasan dan emas, tentu saja."
~

Wajahku menegang pada tindakan masa laluku.

"Jangan bercanda, hentikan omong kosongmu dan terima itu dengan ramah."

"......"

"Ini adalah hadiah untuk menyelamatkan nyawa putra mahkota."

Pada saat itu putra mahkota tiba-tiba mendekati ku dan meraih tangan ku.

____
<SYSTEM> Apakah anda ingin memeriksa ketertarikan [Callisto]?

[200 juta emas / 200 ketenaran]
----

Kontak yang tak terduga memicu sistem jendela.

Pada saat itu aku menatapnya kosong.

Aku memegang amplop putih yang dia berikan kepada ku dengan tumpang tindih yang kuat dengan telapak tangan ku sehingga itu bisa menjadi ketat.

"Ambil saja, dan senyum sedikit."

"....."

"Jangan cemberut seperti kau mengunyah kotoran anjing setiap kali kita bertemu."

"Kotoran anjing, katamu?"

Aku menyanggah kata-katanya yang vulgar dan mundur.

Itu bukan apa yang ku inginkan, tetapi jika aku punya kesempatan aku ingin memeriksa minatnya.

Tapi kemudian.

Ssreuuk ...!

Selain aku dan pangeran, aku merasa seperti ada orang lain di taman.

Aku memutar kepalaku secara reflektif.

Rumput lebat di pinggir jalan menuju taman.

Di antara pohon-pohon, pada pandangan pertama ada punggung seseorang yang kemudian menghilang dengan cepat setelah aku melihatnya
anehnya itu akrab.

"Elise ...?"

Tidak diketahui, satu gumam kecil bocor melalui mulutku.

Itu menghilang dalam sekejap, tetapi jelas bahwa ia memiliki rambut abu-abu.

'Mengapa eclis di sini..?'

Orang ini yang seharusnya berlatih pada jam ini, tidak bisa datang menemui ku.

Tepat ketika aku memiringkan kepalaku seolah-olah aku melihat sesuatu yang salah.

"Apakah itu seorang karyawan yang bekerja?"

"Ya? Uh.."

Pada suara putra mahkota, aku tersadar.

Menengok ke belakang lagi, Callisto menatap hutan dengan mata merah yang terbuka lebar.
⊙︿⊙

"Saya rasa begitu."

Tatapannya perlahan berbalik ke arah ku lagi, dan kemudian bergegas berbicara dengan suara yang tidak berarti.

"Tapi, putri."

Dia memanggilku dengan suara misterius sambil memegang tanganku.

"Akhir-akhir ini, belajar akting adalah keterampilan dasar seorang bangsawan, bukan?" (dia mengejek dia tentang keterampilan akting)




_____
Jika ada yang tidak dimengerti, mohon dimaafkan..
( ̄ε ̄ʃƪ)

Bagi ya komen nya.. 
٩(๛ ˘ ³˘)۶♥
👇🏻👇🏻👇🏻


Komentar


  1. Terima kasih banyak ya uda menerjemahkan. Selama ini selalu berhenti di ch ini v english gara2 bhs inggris tdk tertata. Bersyukur banget aku dpt terjemahan yg bisa dimengerti. Tengkyu again

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 210

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Setelah melihat sosok kecil yang muncul entah dari mana, Vinter berhenti bernapas. Dia buru-buru menarik ujung tongkatnya. Kwaaang-! Dan sihir serangan itu melewati Yvonne dengan jarak yang sedikit lagi akan mengenainya, dan sihir itu menghantam dinding dan menyebabkan suara dan getaran yang besar. Namun, berkat sihir yang melapisi bangunan ini, dindingnya tidak berlubang. "Ugh......!" Sihir yang menyapu kantor itu dengan cepat membuat asap. Dan di antara asap itu, ada seorang wanita dan seorang anak kecil yang mengenakan topeng singa terungkap. "Sudah kubilang aku pasti akan menghancurkannya." Yvonne tertawa terbahak-bahak. Vinter pun mengerutkan kening dan memasang ekspresi yang terlihat putus asa. "Raon!" Dia adalah seorang anak yang sangat berharga karena dia pintar. Tapi mata Raon, terlihat dari celah topeng s...

Chapter 182

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Vinter menatapku dengan mata yang melotot dan memaksaku untuk segera menjawab. Tidak, mungkin itu hanya alasanku. "Itu..." Saya ragu-ragu untuk waktu yang lama, sambil membuka bibir saya dan menutupnya lagi begitu terus selama beberapa saat. Tidaklah jelas untuk mengatakan bahwa masalah kepercayaan adalah jawaban yang benar. Dia mengira saya akan membunuh Yvonne, tetapi dia malah berusaha untuk menyembunyikan kejahatan saya. 'Tidak. Kamu memperlakukanku seperti penjahat ganas ketika kekacauan itu terjadi, bagaimana itu disebut sebagai kepercayaan?' atau 'Tidak. Terakhir kali saat kamu membuat keributan itu, kamu memperlakukanku seperti penjahat kejam, mungkin ini masalah kepercayaan?' Setelah perjuangan yang panjang, saya menjawab dia yang terus memandang saya. "Yah...kedengarannya seperti karaktermu." "...

Chapter 101

. . . 'Apa itu?' Secara reflektif ke jendela sistem yang melayang, tatapan ku naik ke atas kepala eclis. Dan aku membuka mataku. '.... Sudah hilang!' Kalimat itu [Minat 77%], yang baru saja berkilau dengan jelas di kepalanya diubah menjadi [periksa ketertarikannya]. Selain itu, bar ukuran yang diisi dengan warna putih telah berubah menjadi merah gelap. Tapi sebelum aku bisa mengenali apa yang telah terjadi, sebuah tulisan baru muncul. ____ <SYSTEM>  Warna ditampilkan pada bar pengukur tempat ketertarikan. ____ <SYSTEM>  DALAM RANGKA UNYUK MEMERIKSA KETERTARIKANNYA, BUATLAH KONTAK FISIK DENGAN TARGET. –––– "Elise...." Sambil melihat ke jendela sistem dengan mata gemetar, aku berhasil berbicara. Suara yang kencang keluar seolah² sedang tercekik. "Berikan padaku, aku akan meletakkannya untuk mu." Sudut² mulutku yang gemetar terangkat dengan susah payah dan memerintahkan. Eclis perlahan melepas tangan yang ia kenakan di bibirnya. - Traaak.  K...