Langsung ke konten utama

Chapter 12


.
.
. Aku merasa tertekan. Jika aku tidak ingin pergi ke upacara itu, maka aku harus membicarakannya bukan dengan Duke tetapi ɖɛʀʀɨċҡ.


Tetapi jika aku lakukan, maka ada risiko penurunan minatnya. 

'Aku akan mencoba bertaruh kalau itu malah Rennald.'

Aku menghela nafas, memikirkan kembali minat Rennald yang baru saja naik dari negatif. 

Aku sudah cukup sibuk bahkan mencobanya untuk tetap berada di 0%.

Aku seharusnya tidak berpikir untuk mengambil risiko dengan bertaruh melawan Derrick. 

"N, Nona... Apakah Anda baik-baik saja? Anda terlihat pucat." 

Emily bertanya dengan hati², melihat ekspresi wajah seriusku. 

"Tinggalkan ruangan. Aku punya sesuatu untuk dipikirkan." 

Aku memberi isyarat dengan tanganku, terdengar kesal. Aku menghela nafas begitu dia meninggalkan ruangan. 

"Ha..." 

Aku akan mati ketika aku tidak pergi, dan aku akan mati ketika aku pergi. Seberapa gila game ini? 

Aku mulai merindukan hari² surgawi ku selama waktu kurungan Ku. 

"Akan baik² saja jika aku menghindarinya semampu Ku kan?" 

Aku memikirkan kembali bagaimana kisah nya mengalir. Tapi tidak ada yang perlu diingat.

Bertemu pangeran mahkota di labirin di taman istana, lalu mati sebelum percakapan yang tepat dimulai. Lagi dan lagi. 

Aku tidak melebih²kan ketika aku mengatakan aku harus menekan tombol reset setiap 5 detik.

"Aku pikir tidak hadir sambil mengatakan aku sakit akan menjadi yang terbaik..." 

Ah. 

Saat itulah ide cerdas muncul di benak ku. 

".... Haruskah aku mencoba mati?" 

Itu bukan ide yang buruk ketika kau memikirkannya. Maksudku, tidak ada yang tahu. Aku mungkin bisa kembali ke duniaku jika aku mati di dunia ini. 

Apa yang akan dilakukan sistem tentang hal itu ketika pemain mencapai 'ɢaʍɛ օʋɛʀ'? 

Menyerah dengan cepat akan lebih baik daripada mencoba mencapai bagian akhir permainan dengan salah satu karakter yang tidak punya harapan. 

Dan juga, game ini memiliki tombol reset.


Itu bahkan terdengar seperti malaikat. tom.bol.At.ur.ul.ang. 

Tentu saja, tidak ada tombol 'ҡɛʍɮaʟɨ' atau ikon lain yang terlihat meskipun itu ada di layar ponsel saat bermain game. 

Satu²nya hal yang bisa ku lihat saat ini adalah bagan persegi dengan pilihan. 

Tapi bukankah tombol reset akan ada ketika sistem [քɨʟɨɦaռ 'օռ' / 'օʄʄ'] ada? 

"Kenapa aku tidak memikirkan ini sebelumnya?" 

Selama ada tombol reset, lebih baik jika aku mengambil semuanya secara langsung. 

"Luar biasa." 

Mari kita lihat pangeran mahkota dan mati! 

* * * 

Aku dalam keadaan setengah mati karena bangun lebih awal dari biasanya dan mendapatkan semua perawatan.


Aku mandi di bak air yang dicampur susu dan ekstrak wewangian, lalu dipijat, dan menggunakan masker wajah dan tubuh. Langkah² yang membosankan ini diulang beberapa kali. 

Aku sudah hampir mati ketika keluar dari kamar mandi dan duduk di meja rias. 

Namun itu belum semuanya. 

"Nona, bagaimana gaun ini? Ini dibeli terakhir kali dan tidak dipakai sama sekali jadi ini baru." 

"Bagaimana dengan anting² ini? Ini seharusnya cocok dengan gaun itu." 

"Saya pikir mengikat setengah rambut Anda akan lebih baik daripada mengikat semuanya. Bagaimana menurut Anda?" 

"Bagaimana Anda ingin makeup nya....." 

Mereka terus bertanya, menahan Ku. 

'Apakah mereka benar² membenci Penelope?!' 

Mereka lebih bersemangat dari pada Aku. 

Aku mengangkat kepalaku dan melihat ke cermin.


Sepertinya semua perawatan yang Ku dapatkan pagi ini hasil dari pekerjaan mereka karena wajah Ku lebih bersinar dari biasanya. 

'Okey. Pasti menyenangkan untuk mendekorasi wajah seperti ini.' 

Aku mengangguk, mengerti mengapa mereka bereaksi seperti ini, dan mengatakan. 

"Ambil kembali gaun itu dan bawa yang menutupi seluruh leherku. Aku akan memakai aksesoris sedikit mungkin dan akan santai juga untuk yang lain."

"Ehh..?!" 

Para pelayan melompat kaget karena kata² Ku, lalu menambahkan. 

"Tapi Nona. Ini adalah pesta. Yang ada di istana kerajaan....." 

Kata-kata itu juga seakan bertanya 'tidakkah Anda perlu berdandan lebih cantik dari yang lain?'. 

Gaun kemerah mudaan yang secara luas akan membuat garis leher Ku terlihat yang dibawa pelayan itu, pasti akan cocok dengan rambut merah muda cerah Penelope. 

Dan aksesori yang terlihat seperti satu set dengan gaun itu akan memuji kecantikan Penelope yang luar biasa. 

Tapi aku tidak pergi ke istana untuk memamerkan kecantikan seperti burung merak. 

Tetapi kemudian Aku tidak mungkin mengatakan bahwa Aku akan pergi ke sana untuk mati, jadi Aku hanya mengoceh seperti yang biasa Penelope lakukan. 

"Kalian tidak perlu berusaha terlalu keras. Lakukan saja apa yang Aku katakan. " 

Para pelayan tidak bisa meyakinkan Ku lagi setelah mendengar nada suara Ku yang dingin saat mereka berjalan menuju ruang ganti dengan wajah sedih. 

3 gaun yang kemudian dibawa pelayan semuanya didekorasi dengan tenang tidak seperti gaun terakhir tadi. 

"Yang ini." 

Gaun yang Ku pilih adalah gaun malam hijau tua. 

Itu menutupi tulang selingku dan warna hijau gelap yang tidak banyak keluar. 

Aku mengenakan gaun itu dan memaksa pelayan melakukan riasan seringan mungkin. 

Aku memakai anting-anting kecil berwarna zamrud yang menyerupai mata Penelope, dan menyebutnya begitu. 


Setelah makeover, Aku melihat ke cermin dan melihat seorang gadis yang berbudi luhur sehingga Ku pikir Aku akan pergi ke gereja untuk berdoa daripada pergi ke pesta mewah. 

"Ini sudah cukup untuk hampir tidak terlihat." 

Tidak seperti Aku yang wajahnya cerah dengan kepuasan, ekspresi pelayan semuanya gelap. 

"Hanya Emily yang tinggal dan sisanya bisa pergi sekarang." 

Aku memerintahkan mereka untuk pergi, kemudian Aku meminta satu hal lagi dari pelayan pribadi Ku. 

"Emily. Bisakah kau mempersiapkan sarung tangan yang warnanya sama dengan gaunnya?" 

"Nona, Anda akan memakai sarung tangan juga?" 

Jika Aku menggunakannya, maka gaunnya akan menjadi sempurna. 

Emily gelisah seolah ingin menghentikan Ku dari hal itu juga. 

"Lalu apa, aku tidak bisa menunjukkan ini kepada semua orang." 

Kataku, menunjukkan bekas jarum di tanganku. 

Tanda jarumnya sedikit, dan sekarang hampir tidak terlihat. Namun, selalu ada beberapa bangsawan dengan penglihatan yang tajam untuk memperhatikan ini. 

Wajah Emily menjadi pucat begitu aku menunjukkannya. 

"Cepat dan bawa." 

"B, Baik!" 

Aku mendecakkan lidah, mengawasinya pergi dengan panik. 

Ada saat-saat di mana dia menjadi sedikit ragu setelah memperlakukannya dengan baik akhir-akhir ini. 

Ada yang perlu membuatnya merasa gugup saat menghadapiku. 

Kemudian, persiapan selesai dilakukan dengan Aku mengenakan sarung tangan. 

* * * 

Derrick memperhatikan Ku dari kepala sampai ke kaki, dan membuat wajah seakan mengatakan 'ini langka'. 

"Sepertinya kau menjadi lebih seperti manusia di hari-hari terakhir kurungan Mu." 

Itu adalah pertemuan pertama kami satu sama lain dalam beberapa hari tetapi sikapnya terhadap Penelope tetap sama. 

Namun Aku tidak punya waktu untuk marah tentang hal itu. Itu karena bar pengukur yang bersinar di atas kepalanya. 

[ʍɨռat 5%] 

'Apa itu. Kapan itu naik? 

Minatnya pada Ku telah meningkat tanpa Ku sadari. 5 persen pada saat itu! 

Aku sedikit tercengang. Jika minatnya terhadap Ku meningkat ketika dia tidak melihat Ku, seberapa besar dia membenci Penelope? 

'Jika aku tahu tentang ini lebih awal, maka aku akan berbicara dengannya tentang tidak akan pergi karena sakit.'

Aku mulai menyesali keputusan Ku.

Tapi sudah terlambat. Kereta kuda mewah dengan simbol Eckart di atasnya telah berdiri di depan pintu masuk utama.

Aku membungkuk sedikit sebagai salam, lalu mengulurkan tanganku ke pengawal yang berdiri di dekatnya. 

Itu karena keretanya lebih tinggi dari yang Ku kira. 

Aku tidak bisa melihat apa yang dilakukan Derrick karena aku sibuk mengangkat gaunku untuk naik kereta. 

Ketika Aku berhasil naik kereta dan berbalik untuk melihat Derrick. 

Dia merentangkan tangannya ke depan, menatapku dengan wajah kaku.


'Ada apa dengannya?'

Aku memiringkan kepalaku kebingungan tentang apa yang dia lakukan. Tapi kami harus bergegas dan mulai pergi jika kami ingin menghadiri upacara tepat waktu. 

Tidak mungkin dia naik kereta yang sama dengan tempat Ku berada, jadi Aku menunggu pintu keretanya ditutup. 

Tapi kemudian, Derrick yang membeku di tempat itu masuk kereta. 

'Apa, apa yang terjadi! Kenapa dia naik kedalam sini!'

Aku mencari di dalam ingatan Ku untuk melihat apakah Aku telah melakukan kesalahan. 

Namun, tidak ada yang muncul dalam pikiran Ku. Itu jelas karena kami bertemu hari ini sekarang dan hanya menyapa saja. 

Sementara Aku melakukan itu, Derrick duduk di kursi sisi berlawanan dari tempat Ku duduk. 


"A, Anda naik dengan saya?" 

Alisnya berkerut karena pertanyaan Ku. 

"Kau punya masalah dengan itu?" 

"T, tidak. Bukan itu...... ." 

'Apa yang salah denganmu! Kau belum pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya!' 

Aku menggelengkan kepalaku, memastikan aku tidak mengatakan itu keras². Tapi meskipun aku mengatakan itu, kerutannya tidak meninggalkan wajahnya. 

"Jika kau punya masalah, kau naik kereta yang lain." 

Katanya dengan nada dingin. 

Aku melihat sekilas ke luar jendela kereta, benar-benar mempertimbangkan untuk melakukan apa yang dia sarankan. 

Namun dia sudah menutup pintu kereta saat dia masuk, jadi akan terlihat lucu jika aku membukanya lagi dan pergi. 

".....Saya tidak membencinya." 

Aku balas menatap Derrick dan memaksakan kata-kata setengah hati itu keluar dariku. 

"Saya.... suka itu?" 

Dan kemudian aku dengan hati-hati melirik Derrick untuk melihat reaksinya. 

Dia, yang menatap ku sejenak, menoleh ke samping. 

'Maksudku, jika kau sangat tidak menyukai ini, mengapa kau membuatnya canggung dan tidak nyaman untuk kita berdua?'

Apakah ini cara baru untuk mengganggu Penelope? 

Aku tercengang melihat sosoknya mengeluarkan semua aura dingin. 

Tapi itu segera berubah ketika aku melihat ke atas kepalanya. 

[ʍɨռat 6%] 

Itu naik satu persen. 

Aku menatapnya dengan mata terbelalak ketika kereta mulai bergerak. 

'Waah. Apa yang mungkin terjadi di kereta.' 

Aku memiliki seluruh 6% minat dengan Ku. 

Tidak akan ada kasus yang akan membuat penurunan 6% dalam waktu singkat di kereta. 

Sambil mengingat kata-kata 'jika Anda tidak bisa menghindarinya, nikmatilah', Aku memutuskan untuk menerimanya sebagai hal yang baik. 

Namun segera setelah berangkat, Aku menyesal naik kereta yang sama dengan Derrick. 

'Ini terasa mencekik! Selamatkan aku!' 

* * * 


Rasanya seperti dalam keabadian sampai kami akhirnya tiba di istana. 

Hanya sesaat di mana aku bisa menyaksikan lelaki tampan yang dingin itu duduk dengan tangan dan kakinya bersilang. 

Di dalam kereta yang sunyi hanya ada keheningan yang membuatku sangat sadar diri bahkan untuk bernapas dengan benar, 

Aku memutuskan untuk mencoba membuka jendela ketika Aku tidak tahan lagi, tetapi Derrick menatap Ku begitu Aku mulai bergerak sehingga Aku tidak bisa melakukan apa-apa. 

Ketika aku tersentak bahkan sedikit setelah itu, dia akan membuka mata tertutupnya tiba-tiba dan menatapku. 

'Ah, kenapa kau menatapku seperti itu!' ⋰( ͡°□͡°)⋱

Aku berkeringat, sambil melihat [ʍɨռat 6%] sesekali. 

Aku berteriak kegirangan secara mental ketika kereta berhenti di istana. 

Aku akhirnya bisa lepas dari kereta maut ini. 

'Aku akan bergegas dan keluar, lalu menghirup udara segar.'

Cklek. 

Tetapi sebelum itu terjadi, Derrick bangkit dengan tiba-tiba begitu kereta berhenti. 

Setelah itu, dia akan membuka pintu di depanku dan keluar. 

Kemudian...... 

"Pegang." 


_____
Apa-apa-apanya dong? Apanya dong dang ding dong..୧😂୨ ⸂⸂⸜👊⸝⸃

Abaikan! Tapi vote dlu ya!
👇🏻👇🏻👇🏻


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 210

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Setelah melihat sosok kecil yang muncul entah dari mana, Vinter berhenti bernapas. Dia buru-buru menarik ujung tongkatnya. Kwaaang-! Dan sihir serangan itu melewati Yvonne dengan jarak yang sedikit lagi akan mengenainya, dan sihir itu menghantam dinding dan menyebabkan suara dan getaran yang besar. Namun, berkat sihir yang melapisi bangunan ini, dindingnya tidak berlubang. "Ugh......!" Sihir yang menyapu kantor itu dengan cepat membuat asap. Dan di antara asap itu, ada seorang wanita dan seorang anak kecil yang mengenakan topeng singa terungkap. "Sudah kubilang aku pasti akan menghancurkannya." Yvonne tertawa terbahak-bahak. Vinter pun mengerutkan kening dan memasang ekspresi yang terlihat putus asa. "Raon!" Dia adalah seorang anak yang sangat berharga karena dia pintar. Tapi mata Raon, terlihat dari celah topeng s...

Chapter 182

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Vinter menatapku dengan mata yang melotot dan memaksaku untuk segera menjawab. Tidak, mungkin itu hanya alasanku. "Itu..." Saya ragu-ragu untuk waktu yang lama, sambil membuka bibir saya dan menutupnya lagi begitu terus selama beberapa saat. Tidaklah jelas untuk mengatakan bahwa masalah kepercayaan adalah jawaban yang benar. Dia mengira saya akan membunuh Yvonne, tetapi dia malah berusaha untuk menyembunyikan kejahatan saya. 'Tidak. Kamu memperlakukanku seperti penjahat ganas ketika kekacauan itu terjadi, bagaimana itu disebut sebagai kepercayaan?' atau 'Tidak. Terakhir kali saat kamu membuat keributan itu, kamu memperlakukanku seperti penjahat kejam, mungkin ini masalah kepercayaan?' Setelah perjuangan yang panjang, saya menjawab dia yang terus memandang saya. "Yah...kedengarannya seperti karaktermu." "...

Chapter 101

. . . 'Apa itu?' Secara reflektif ke jendela sistem yang melayang, tatapan ku naik ke atas kepala eclis. Dan aku membuka mataku. '.... Sudah hilang!' Kalimat itu [Minat 77%], yang baru saja berkilau dengan jelas di kepalanya diubah menjadi [periksa ketertarikannya]. Selain itu, bar ukuran yang diisi dengan warna putih telah berubah menjadi merah gelap. Tapi sebelum aku bisa mengenali apa yang telah terjadi, sebuah tulisan baru muncul. ____ <SYSTEM>  Warna ditampilkan pada bar pengukur tempat ketertarikan. ____ <SYSTEM>  DALAM RANGKA UNYUK MEMERIKSA KETERTARIKANNYA, BUATLAH KONTAK FISIK DENGAN TARGET. –––– "Elise...." Sambil melihat ke jendela sistem dengan mata gemetar, aku berhasil berbicara. Suara yang kencang keluar seolah² sedang tercekik. "Berikan padaku, aku akan meletakkannya untuk mu." Sudut² mulutku yang gemetar terangkat dengan susah payah dan memerintahkan. Eclis perlahan melepas tangan yang ia kenakan di bibirnya. - Traaak.  K...