Langsung ke konten utama

Chapter 09


.
.
.
Tatapan yang dulu memandang rendah pada dirinya gemetaran, dan itu adalah satu pemandangan yang memuaskan untuk dilihat. 

Aku menghapus senyum yang telah kukenakan di wajahku dan berbicara dengan suara rendah dengan wajah serius. 

“Apakah Aku perlu membahas setiap hal? Kau tahu tenggorokanku ini sakit.” 

Ini adalah ekspresi yang sebagian besar digunakan oleh para bangsawan kelas tinggi yang tidak memiliki bangsawan kelas atas untuk ditatap. 

Misalnya, pedang kekaisaran Duke Eckart yang tidak harus memandang siapa pun kecuali keluarga kerajaan. 

"Saya, saya minta maaf, nona!" 


Kepala pelayan itu sepertinya mengerti arti ucapan ini dengan baik. 

Dia segera berlutut ke tanah, seolah-olah dia berdiri kaku dan percaya diri di depan ku tadi bahkan belum pernah terjadi. 

“Itu, saya telah membuat kesalahan karena hal mendesak di pikiran saya. Tolong maafkan saya...." 

Menonton adegan ini membuat ku merasa segar. Perasaan yang ku miliki sejak pagi sampai sebelum tidur sekarang ditutupi dengan perasaan yang menyegarkan. 

Untuk sesaat aku punya pemikiran mungkin ini terlalu berlebihan tuk memperlakukan seseorang setua ini, tapi aku masih belum menyuruhnya bangun. 

Itu karena Penelope pasti menantikan kejadian pada orang ini yang telah mengabaikannya selama 6 tahun terakhir. 

"......Aku pikir aku akan tidak senang jika aku harus berhadapan denganmu sementara waktu sekarang." 

Kataku, dengan dingin menatap kepala pelayan. 

"Tentu saja aku tidak berpikir hanya aku yang merasa seperti itu." 

Aku hanya bisa membiarkan kata² yang sebenarnya ingin ku ucapkan ketika aku berbalik sehingga punggung ku menghadapnya.

"Jadi, jika Kau memiliki sesuatu yang ingin Kau selesaikan yang melibatkan ku, kirim orang lain daripada datang sendiri." 

"Tapi Nona. Gagasan memilih pembantu baru itu bukan saya....... ” 

"Ya atau tidak." 


Aku dengan dingin memotong ucapannya. 

"Yang ingin kudengar darimu hanyalah dua kata itu." 

"...Iya. Saya mengerti, nona.” 

Kepala pelayan itu menjawab dengan wajah berkerut. 

"Tapi bagaimana dengan makan malam itu ..." 

"Aku tidak membutuhkannya, jadi keluarlah." 

Menganggap itu sebagai kata² terakhirku kepadanya, aku berbalik tanpa melihat kepala pelayan bangkit dari lantai. 

Segera, Aku mendengar langkah kaki yang hati² meninggalkan ruangan. 


Krieett-. Pintu ditutup dengan cara yang berbeda ketika dibuka. 

Ruangan itu dipenuhi dengan kegelapan lagi. Aku merasakan gelombang kekhawatiran menembus ku setelah itu, memikirkan kembali apa yang baru saja ku lakukan. Bagaimana jika dia melaporkan setiap hal kepada Duke? 

"Yah, apa yang bisa dia lakukan?" 

Meski begitu, tidak ada yang bisa dia lakukan. 

Tidak ada yang bisa Aku lakukan saat ini, dan Aku bisa mengulangi apa yang baru saja ku lakukan berulang kali jika itu untuk membantu mengurangi perasaan tidak adil Penelope. 

Selain itu, itu hanya omelan dengan kata². Aku tidak membuat keributan dan melemparkan apa pun ataupun menjerit. 

Kau bisa meningkatkan ketenaran saat bermain game dengan meningkatkan hubungan dengan orang² di sekitar Mu.

Itu nanti akan membantu mu untuk membuka bagian akhir semua 5 karakter.

Namun Aku tidak punya niat untuk melakukannya seperti bagaimana Kau melakukannya di game yang sebenarnya. 

Karena aku tidak perlu melihat semua ujungnya, itu akan sia² jika kau membuang emosimu pada orang² yang tidak ada hubungannya dengan ku. 

'Ketenaran, kamprett. Aku sudah sibuk berusaha mempertahankan minat 5 karakter saat ini untuk bertahan hidup.' 

Semua ini hanya bisa dilakukan dengan memainkan game. Terlalu banyak pekerjaan saat kenyataannya. 

Aku menutup mataku sekali lagi, mengesampingkan semua pikiranku. 

Sudah waktunya untuk mendapatkan kembali waktu tidur ku yang telah diinterupsi oleh kepala pelayan dan Penelope dalam mimpi ku. 

* * *

Penelope tampaknya adalah orang yang rajin, menilai dari bagaimana mataku terbuka begitu mudah di pagi hari tanpa bantuan seorang pelayan. Ini adalah sebuah kejutan ketika Kau mengingat kembali kepribadian Penelope. 

Aku bangkit dari tempat tidur dan melakukan gerakan peregangan ringan. 

Saat itu, seseorang mengetuk pintu kamar ku seolah² mereka menunggu ku untuk bangun sepanjang waktu ini. 

Tok Tok-. 

Untuk sementara, aku duduk diam di tempat tidur dan menatap pintu. 

Itu karena aku penasaran apakah peringatanku tadi malam benar² berlaku.

Menjadi yakin bahwa itu bukan kepala pelayan yang mengetuk karena pintu kamar terbuka bahkan setelah beberapa saat tanpa jawaban, tidak terjadi. 

"Siapa itu?" 

Aku akhirnya membuka mulut dan memeriksa siapa yang masuk. 

"Nona, ini Reina." 

Itu adalah kepala pembantu. Sepertinya metode yang ku gunakan kemarin berhasil. Itu hasil yang memuaskan. 

"Masuk." 

Klik, pintu terbuka dan seorang wanita paruh baya memasuki kamarku. 


"Apakah Anda tidur nyenyak?" 

"Mengapa kau datang?" 

“Saya datang supaya nona memilih pelayan pribadi baru. Apakah Anda memiliki seseorang dalam pikiran Anda?” 

'Tidak mungkin ada satu orangpun.'

Aku tidak memberikan jawaban untuk pertanyaan kepala pembantu itu. 

Kemudian dia membuka mulut lagi untuk berbicara seolah² ini yang diharapkan. 

Kata² berikutnya yang keluar dari mulutnya tentu saja bukan seseorang yang suka rela lagi. 

"Jika tidak ada, maka Anda pilih yang baru......" 

"Siapa pelayan yang melayani Ku sebelumnya?" 

"Apakah Anda berbicara tentang Emily?" 

"Ah iya. Emily. " 

Tanyaku, pura-pura penasaran. 

"Apakah dia dipecat dari mansion?" 

"Tidak, dia tidak dipecat, tapi......" 

"Lalu apa yang dia lakukan sekarang?" 

Matanya memancarkan pertanyaan² yang sepertinya bertanya mengapa aku menanyakan pertanyaan seperti itu padanya.

“...Dia dihukum cucian selama 3 bulan dari sekarang, karena dia tidak bisa melayani Nona dengan baik.” 

"Apakah begitu?" 

"Tapi kenapa Anda......" 

Kecemasan mulai terlihat di wajahnya saat topeng kepercayaan dirinya mulai berantakan. 

'Sepertinya dia tahu secara singkat apa yang terjadi saat itu.' 

Atau mungkin dia adalah penghasut sebenarnya yang bersembunyi di balik pelayan itu.

Dengan tenang aku berbicara, menyingkirkan para tersangka ini. 

"Katakan padanya untuk terus menjadi pelayan pribadiku." 

"....Maaf?" 

“Itu tidak nyaman karena aku tidak punya siapa pun untuk melayaniku saat ini. Meskipun Aku memilih satu, mereka akan menjadi amatir sampai mereka belajar banyak hal. Jika ini masalahnya, orang yang sebelumnya memiliki pengalaman akan lebih baik. ” 

Jika itu Penelope, dia tidak akan repot untuk memasukkan informasi tambahan ini.

Namun karena ini adalah permintaan ku, aku memutuskan untuk lebih peduli pada masalah ini.

“Jika kau mengerti, maka aku akan memintamu untuk membawanya. Aku akan menyerahkan itu padamu. " 

Aku tersenyum pada kepala pembantu yang tak bisa berkata² sampai ternganga. 

“B, Bagaimanapun nona. Tuan muda kedua Rennald juga menghukum anak itu dari perlakuan buruknya terhadap Nona, jadi...” 


"Oh begitu. Kau tidak bisa? " 

“....” 

Aku menghentikan alasannya dan bertanya. 

Kemudian mulut kepala pembantu tertutup, sekali lagi tidak bisa berkata². Ini berjalan dengan baik. 

Ini baru 2 hari, dan orang² di rumah ini tidak pernah melakukan apa yang ku katakan kepada mereka untuk segera dilakukan. Aku harus memarahi atau memperingatkan mereka. 

"Apakah selalu seperti ini?" 

Bermain dengan pangkat dan gelar adalah suatu keharusan dalam novel atau film. 

Namun dalam mode normal, itu tidak benar² seperti itu ketika kau ingat bagaimana semua orang di mansion hanya akan mendengarkan heroin wanita dan melakukan apapun yang dia minta. 

Aku mulai merasa jengkel bahkan satu menit setelah aku memutuskan untuk menganggap ini sebagai perubahan positif. 

"Lebih baik jika kau melakukan apa yang aku katakan ketika aku memberitahumu..." 

Aku bahkan berkata 'Aku akan memintamu' dan 'Aku akan menyerahkan itu padamu' dalam kalimat itu. Kata-kata ini menambahkan arti kepercayaan dan memohon dalam kalimat. Apakah Aku benar-benar harus berperilaku seperti yang dilakukan Penelope? 

“Sudah kubilang ini tidak nyaman. Jika aku menyuruhmu, bawa dia ke sini. Atau apakah kepala pembantu ingin melayani Ku secara pribadi?” 

"Kalau begitu saya akan membawanya setelah saya meminta izin tuan Duke, nona." 

Itu adalah pernyataan bahwa dia tidak akan melakukan apa yang ku katakan sampai akhir. Aku tertawa di situasi konyol itu.

"Tidak, kau tidak perlu. Aku akan pergi menemui ayah sekarang juga.” 

Aku berdiri dari tempat itu. 

"Sementara aku melakukannya, aku akan memberitahunya tentang apa yang sebenarnya terjadi kemarin secara terperinci, lalu aku akan mengungkapkan bahwa aku telah memaafkan Emily." 

“....” 

"Di mana ayah sekarang?" 

"N, Nona!" 

Mata kepala pelayan itu melebar ketika dia melihatku siap untuk pergi kapan saja.

Kasus yang terjadi kemarin telah diselesaikan dengan hukuman kecil dari satu pelayan, tetapi jika aku terlibat, maka semuanya bisa menjadi rumit. 

Dia menyiksa gong-nyuh. Dan salah satu putra Duke menyaksikannya.

"T, Tuan Duke telah pergi ke istana kerajaan lebih awal." 

"Apakah begitu? Kemudian ketika dia kembali....” 

"Saya akan segera membawa Emily!" 

Kepala pelayan berbicara dengan suara panik, khawatir jika aku pergi mencari ayah. 

"Saya tidak bisa langsung mengerti belas kasihan Nona, saya menjadi begitu tua. Saya minta maaf." 

Menyaksikan pembantu kepala yang membungkuk tidak membuatku merasa segar tetapi agak pahit. 

Aku tidak akan menaikkan poin ketenaran ku dengan mendekatkan diri kepada orang² di sekitar ku, tetapi Aku merasa bahwa ketenaran yang ku miliki saat ini mencapai yang negatif. 

"Haruskah saya membawa Emily sekarang, nona?" 

Kepala pembantu menyarankan, panik tapi hati-hati. 

"Aku harap hal seperti ini tidak terjadi lagi, Reina." 

Aku berbicara dengannya, memikirkan bagaimana hari ku sudah hancur. 


"Pergilah." 

* * *

Emily masuk ke kamarku dengan sarapan di tangan nya. Dia pasti mendengar sesuatu yang intens dari kepala pelayan karena dia datang begitu cepat setelah Reina pergi. 

"N, Nona. Saya akan menyiapkan, s, sarapan.....” 

Tangan Emily yang mengatur makanan di depanku, bergetar hebat. Dia sepertinya sangat menderita secara mental dari apa yang terjadi kemarin. 

Sepertinya tindakan gila ku memakan makanan busuk terakhir kali tidak sia² karena makanan di piring tampak oke hari ini. 

Salad segar dan steak juicy. 

"Terlihat oke di luar." 

Aku tidak merasa ingin memakannya, mungkin karena syok tubuh ku merasakan makan makanan busuk. 

Perlahan aku membawa makanan ke mulutku, menatap Emily yang berdiri kaku di sampingku. 

Matanya tidak bisa menatap mataku. 

'Tapi apakah dia merasa bersalah?'

Dia mungkin sangat ingin tahu mengapa aku memilihnya untuk menjadi pelayan pribadi ku lagi.

Tanpa menghabiskan setengah dari makanan yang diberikan kepada ku, aku memanggil Emily. 

"Emily." 

"Y, ya, Nona!" 

Dia, yang tenggelam dalam pikirannya, melompat kaget ketika dia menjawab dengan suara keras. 

Aku mengulurkan satu tangan padanya. 

"Berikan aku jarumnya." 

"Hah? Apa...." 

"Jarum yang kau gunakan untuk menusukku setiap pagi." 


"{{(°△°; "}}!!" 

Emily bereaksi sedetik kemudian setelah dia tahu apa yang ku bicarakan. 

Dia lalu menarik napas kencang, lalu berlutut dengan wajah pucat. 

“N, Nona! Saya minta maaf! Ampuni saya!" 

Gedebuk, gedebuk-. Dia meminta maaf sambil menghempaskan kepalanya di lantai. 

'Yang benar saja. Kenapa dia melakukan hal seperti itu jika dia akan meminta maaf seperti ini?' 

Aku merasa diejek dan pada saat yang sama, jijik bahwa Aku bukan orang yang seharusnya dia mintai maaf sekarang. 

Aku merasakan pola pikir ku mencoba memperlakukannya dengan lebih baik, abaikan. dan ketika itu terjadi, sebuah suara yang tajam dan berbahaya keluar dari mulut ku. 

"Apakah kau tidak mendengar dari kepala pembantu? Aku benci membicarakan sesuatu dua kali. ” 

"N, Nona......" 

"Berikan aku jarumnya."

_____

Selamat membaca, jangan lupa beri dukungan kalian kepada ku ✧*。٩(ˊᗜˋ*)و✧*。

Aku tau kalian baca ini (•̀ω•́)✧

Komen dibawah sini yaa
👇🏻👇🏻👇🏻


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 210

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Setelah melihat sosok kecil yang muncul entah dari mana, Vinter berhenti bernapas. Dia buru-buru menarik ujung tongkatnya. Kwaaang-! Dan sihir serangan itu melewati Yvonne dengan jarak yang sedikit lagi akan mengenainya, dan sihir itu menghantam dinding dan menyebabkan suara dan getaran yang besar. Namun, berkat sihir yang melapisi bangunan ini, dindingnya tidak berlubang. "Ugh......!" Sihir yang menyapu kantor itu dengan cepat membuat asap. Dan di antara asap itu, ada seorang wanita dan seorang anak kecil yang mengenakan topeng singa terungkap. "Sudah kubilang aku pasti akan menghancurkannya." Yvonne tertawa terbahak-bahak. Vinter pun mengerutkan kening dan memasang ekspresi yang terlihat putus asa. "Raon!" Dia adalah seorang anak yang sangat berharga karena dia pintar. Tapi mata Raon, terlihat dari celah topeng s...

Chapter 182

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Vinter menatapku dengan mata yang melotot dan memaksaku untuk segera menjawab. Tidak, mungkin itu hanya alasanku. "Itu..." Saya ragu-ragu untuk waktu yang lama, sambil membuka bibir saya dan menutupnya lagi begitu terus selama beberapa saat. Tidaklah jelas untuk mengatakan bahwa masalah kepercayaan adalah jawaban yang benar. Dia mengira saya akan membunuh Yvonne, tetapi dia malah berusaha untuk menyembunyikan kejahatan saya. 'Tidak. Kamu memperlakukanku seperti penjahat ganas ketika kekacauan itu terjadi, bagaimana itu disebut sebagai kepercayaan?' atau 'Tidak. Terakhir kali saat kamu membuat keributan itu, kamu memperlakukanku seperti penjahat kejam, mungkin ini masalah kepercayaan?' Setelah perjuangan yang panjang, saya menjawab dia yang terus memandang saya. "Yah...kedengarannya seperti karaktermu." "...

Chapter 101

. . . 'Apa itu?' Secara reflektif ke jendela sistem yang melayang, tatapan ku naik ke atas kepala eclis. Dan aku membuka mataku. '.... Sudah hilang!' Kalimat itu [Minat 77%], yang baru saja berkilau dengan jelas di kepalanya diubah menjadi [periksa ketertarikannya]. Selain itu, bar ukuran yang diisi dengan warna putih telah berubah menjadi merah gelap. Tapi sebelum aku bisa mengenali apa yang telah terjadi, sebuah tulisan baru muncul. ____ <SYSTEM>  Warna ditampilkan pada bar pengukur tempat ketertarikan. ____ <SYSTEM>  DALAM RANGKA UNYUK MEMERIKSA KETERTARIKANNYA, BUATLAH KONTAK FISIK DENGAN TARGET. –––– "Elise...." Sambil melihat ke jendela sistem dengan mata gemetar, aku berhasil berbicara. Suara yang kencang keluar seolah² sedang tercekik. "Berikan padaku, aku akan meletakkannya untuk mu." Sudut² mulutku yang gemetar terangkat dengan susah payah dan memerintahkan. Eclis perlahan melepas tangan yang ia kenakan di bibirnya. - Traaak.  K...