Langsung ke konten utama

Chapter 08


.
.
.
 Aku bergegas menaiki tangga ke kamarku. Setelah cepat² menutup pintu di belakangku, aku langsung melompat ke tempat tidurku.


"Wah..." 

Tubuhku yang kaku meleleh begitu kasur yang lembut dan empuk menyentuhku. 

Sekarang hampir waktunya makan siang, tetapi rasanya seakan satu hari telah berlalu. 

Aku menghirup dan mengembuskan banyak nafas untuk menenangkan hati ku yang berdetak kencang karena kegugupan yang kurasakan ketika aku bersama Derrick.

Beberapa saat kemudian, tawa yang absurd keluar dari mulut ku. 

"Hah ha. Lihat, aku masih hidup." 

Bukan hal yang sia² untuk dilakukan ketika aku terus mengulangi permainan setelah setiap kali gagal. 

Menilai dari aku bisa menyebut Derrick 'tuan muda pertama' meskipun aku sangat panik pada saat itu.

Beberapa saat kemudian, gambar² permainan muncul di pikiran ku.

Ketika aku pertama kali mencoba permainan dalam mode yang sulit, bar minat Derrick adalah salah satu perhatian utama, tidak seperti karakter lainnya. 

Ketika aku sedikit meningkatkan minatnya pada ku melalui beberapa keputusan yang diambil dengan hati², itu akan lebih turun pada pilihan berikutnya yang akan ku buat. 

Aku benar² tidak tahu alasannya. 

"Mengapa suasana hatinya berubah sangat banyak dalam permainan?" 

Pertanyaan ku hanya dijawab melalui kematian yang tak terhitung jumlahnya.

Derrick sangat membenci Penelope sehingga dia takut ketika dia memanggilnya 'oppa'. 

Itu sebabnya setiap kali aku memilih satu dengan kata 'oppa' di dalamnya, minatnya akan semakin rendah. 

"Sangat pemilih. Dia bahkan lebih buruk dari bajingan tertua kami."

Aku mengerutkan kening dan mengeluh. 

Ngomong², berkat itu, aku bisa membuat diriku tetap hidup. 

'Mari jangan pernah memanggilnya oppa mulai sekarang.'

Aku mengulanginya beberapa kali di kepala ku. 

Tentu saja, aku akan mencoba dan tidak menghadapinya tetapi aku harus mengingatnya jika ada beberapa hal yang terjadi. 

Memikirkan ini dan itu di atas tempat tidur, pandanganku mulai merasa tidak jelas. 

'Aku perlu makan sesuatu.'

Makanan adalah sumber utama yang dibutuhkan untuk semuanya. Sekarang sudah jam makan siang. 

Namun, dari keterkejutan yang ku dapatkan hari ini, aku tidak benar² merasa lapar. 

'Ah, terserahlah.'

Merasa malas sekarang, aku memejamkan mata. Tidur adalah hal pertama dalam pikiran ku.



Mungkin itu karena aku ingin lepas dari kenyataan. 

Segera setelah menutup mata, aku langsung tertidur. 

* * *

"Kenapa ini ada di kamarmu?" 

Suara yang lebih dingin daripada kristal di pertengahan musim dingin bisa terdengar di atas kepala. Kemudian teriakan nyaring terdengar dari samping. 

"Jawab, dasar rubah licik! Kau mencurinya! " 

"Rennald." 

Duke memperingatkan Rennald yang meludahkan kata² umpatan. 

Dia sepertinya tidak menahan amarahnya dengan mulut tertutup dan dia mulai menghentakkan kaki. 

'Apa ini?' 

Dengan kosong aku melihat sekeliling ruangan dan menundukkan kepalaku. 

Kedua tangan yang kecil. 

Aku bisa langsung tahu, ini adalah mimpi Penelope. 

"Bicaralah, Penelope. Bagaimana Kamu memiliki kalung gong-nyuh*? Aku pikir aku sudah katakan bahwa Kamu tidak bisa memasuki ruangan itu." 

"Ayah. Sudah kubilang, perempuan licik itu mencurinya tanpa ragu!" 

Bahkan dengan peringatan sang Duke, Rennald tidak menahan amarahnya. 

Penelope menatapnya tajam ketika dia berteriak. 

"Aku tidak mencurinya! Aku tidak melakukan apa-apa! " 

"Diam! Berhenti berbohong! Lalu mengapa bingkisan pemberian ayah kepada Yvonne keluar dari laci di kamarmu?" 

Rennald berteriak dengan kalung menjuntai di tangannya. 

Ini adalah pertama kalinya dia melihat aksesori itu. Tanpa ragu, Penelope berteriak dan menolak untuk mengakui apa pun. 

"Aku tidak tahu! Aku tidak pernah pergi ke kamar itu!"


"Saya melihat segalanya." 

Kemudian. Dari kerumunan keluar seorang pria, bergerak melewati orang². 

Duke dan Rennald berbalik untuk menghadapnya. 

"Kepala pelayan." 

"Saya telah melihat nona Penelope naik dan turun lantai 3 sering beberapa minggu ini. Saya telah memeriksa untuk berjaga² tetapi pintu kamar Putri Yvonne tidak terkunci." 

Tatapan semua orang, termasuk sang duke, beralih ke gadis kecil itu. 

Bahkan Penelope tidak bisa melihat mengabaikan semua tatapan ini, memperlakukan mereka bukan apa-apa. 

"... Itu, bukan aku." 

Dia melangkah mundur. 

Memang benar dia sering naik ke lantai 3. 

Itu adalah lantai tempat jumlah orang paling sedikit berlalu-lalang, dan itu juga karena itu lantai yang terhubung ke jalur menuju loteng. 

Dia hanya pergi ke sana karena dia tidak ingin bersama pelayannya yang kasar, tetapi tidak dengan niat untuk mencuri apa pun. 

Terlebih lagi jika itu adalah sesuatu yang menjadi milik Putri asli keluarga Duke. 

"Aku benar² tidak melakukannya, ayah! Aku tidak pernah sekalipun masuk ke ruangan itu!" 

Teriak Penelope, menatap Duke. 

Dia menatapnya dengan tatapan kasih sayang dan kepercayaan. Karena bagaanapun dia adalah orang yang membawanya sendiri ke tempat ini.

Namun, Duke hanya akan mengabaikannya dengan tatapan dingin yang sedingin es. 

"Kamu, kepala pelayan. Kunci setiap ruangan di lantai 3 dengan aman. Terutama kamar Yvonne. " 

"Tentu saja, yang mulia." 

"Juga, bawa pembuat perhiasan ke mansion besok." 

"A, ayah......" 

Penelope membeku di tempat, wajahnya pucat seperti selembar kertas putih.


Duke tidak mengatakan sepatah kata pun padanya saat dia meninggalkan tempat itu. 

"Kamu harusnya meninggalkan mansion ketika kami memberitahumu, idiot." 

Rennald berbisik setelah memastikan duke pergi. 

Kemudian dia mendorong Penelope dengan kasar dan mengikuti sang duke.

"Sampah." 

Derrick menggumam dengan dingin, menyaksikan Penelope berguling² di tanah seperti sampah. 

aɖɛɢaռ ɮɛʀʊɮaɦ. 

Setelah itu, Penelope mengunjungi banyak toko dan membeli sejumlah besar perhiasan dan aksesoris.


Dia menghabiskan begitu banyak uang sehingga Derrick dan Rennald menjadi gila mengatakannya 'wanita licik yang tidak tahu tempatnya'. 

Dan setelah itu, dia tidak pernah memanggil duke 'ayah' lagi. 

.... Tok tok-.

Suara kecil itu cukup untuk membuatku sadar. Dengan mengantuk aku membuka mata. 

Ketok tok tok-. 

Satu set ketukan datang setelah tidak mendapat balasan dari ku. 

Ketukan itu sepertinya terburu² yang membuat ku menyadari kemarahan dan ketidaksabaran orang yang mengetuk. 

Perlahan aku duduk dan membuka mulutku. 

"Siapa....." 

Cklek-. Bahkan sebelum aku menyelesaikan kalimat ku, pintu terbuka. 

"Nona. Ini saya." 

Cahaya terang datang menyinari ruangan tempat pintu itu dibuka. 

Ruangan itu gelap, dan dilihat dari itu, sepertinya matahari sudah terbenam.


Mataku terbakar karena cahaya yang tiba² bersinar di ruangan itu dan mengerutkan kening ketika aku mengalihkan pandanganku kepada orang yang membuka pintu. 

"Kepala pelayan...?" 

"Saya datang ke sini karena ada sesuatu yang mendesak yang harus saya lakukan." 

Tidak banyak adegan ketika kepala pelayan datang untuk bertemu dengan ku terburu². 

Kemudian ku pikir aku merasa hati ku hancur. Terlebih lagi dari mimpi yang baru saja aku miliki.

"Hal mendesak apa?" 

Apakah anak² nakal itu menyalahkan ku lagi? Apa kesalahan ku sekarang? 

Suara ku keluar sangat bergetar ketika aku mengajukan pertanyaan. Kepala pelayan menjelaskan mengapa dia datang ke kamar kj.

"Saya pikir akan lebih baik untuk memilih pelayan pribadi nona sebelum makan malam, jadi......" 

Pikiranku menjadi kosong karena kata² yang keluar begitu saja dari mulut seorang pria itu. 

"Tunggu." 

Aku mengangkat tangan dan menghentikannya. 

Kepala pelayan berhenti. Namun, dia tampaknya tidak senang dengan ku menghentikannya karena dia samar² mengerutkan alisnya. 

'Apakah itu sudah semuanya?' 

Hal pertama yang kurasakan ketika aku mendengar apa yang dikatakan kepala pelayan itu konyolnya adalah kelegaan.

Namun, tak lama kemudian, kemarahan mulai mengambil alih perasaan lega. 

'Alasan mengapa dia membuka dan masuk melalui pintu ke kamarku tanpa izin adalah hanya untuk memilih pelayan baru ......?' 

Aku tercengang dengan alasan kepala pelayan telah dia nyatakan. 

"kepala pelayan." 

Saya memanggilnya dengan suara rendah dan dalam. 

"Ya, Nona." 

"Siapa namamu?" 

"...Maaf?" 

Dia bertanya seolah-olah itu adalah pertanyaan yang tidak terduga. Aku memutuskan untuk berhati besar dan mengulangi kata² ku untuknya. 

"Siapa namamu?" 

"......Pennell, Nona." 

"Lalu siapa namaku?" 

"Nona. Kenapa anda tiba² menanyakan pertanyaan ini..." 

Dia sepertinya tidak menyukai ku mengajukan pertanyaan yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik di sini. Kerutan di antara kedua alisnya semakin dalam. 

"Jawab apa yang ditanya ke kamu. Siapa namaku?" 

"......Anda Penelope Eckart." 

Dia menjawab, tidak punya pilihan lain.

"Iya. Penelope Eckart, seorang bangsawan. " 

Aku mengangguk dan menggunakan penekanan ketika aku menyebutkan nama ku. Kemudian melanjutkan kata²ku. 

"Aku belum pernah mendengar aturan tata krama yang memungkinkan orang lain tanpa nama belakang untuk menyerbu kamar bangsawan tanpa izin. Apakah kamu pernah?"**

Penelope Bodoh.

Jika dia marah dengan ketidakpedulian dan kebencian ini, maka dia seharusnya tidak berteriak dan membuat keributan, tetapi gunakan gelarnya dan pangkat sebagai bangsawan untuk menunjukkan tempat mereka yang lebih rendah sebagai gantinya. 

Sehingga mereka tidak melihat Kamu mudah untuk dianiaya lagi. 

'Diadopsi secara resmi oleh keluarga Duke'. Dan jadi 'gong-nyuh' pada saat itu.

Gelar yang bagus untuk digunakan dalam kasus² seperti ini. 

Itu lebih baik daripada 'anak pelacur dari satu keluarga kaya yang tidak diketahui'. 

"Menambah hal itu, sebuah kisah tentang seorang lelaki yang masuk tanpa izin ke kamar seorang gadis bangsawan muda bagaimanapun itu tampak seperti satu kasus yang akan terjadi pada rakyat jelata.

"...." 

"Benar kan?" 

Aku tersenyum polos setelah menyelesaikan kata-kataku.

Tentu saja, seperti yang diharapkan, efeknya hebat. 

"N, Nona!" 


Kepala pelayan berteriak panik, mendengar kata²ku yang tidak mungkin didengar oleh orang lain.

_____
NB:
~Gong-nyuh: Ini adalah kata Korea untuk Bangsawan / Putri Duke. Itu berarti hal yang sama dengan 'nyonya rumah/anak' (anak kandung) tetapi gong-nyuh bersifat informal dan hanya untuk putri Duke sementara seorang Nona/Lady adalah formal dan untuk semua wanita bangsawan.

~Jika Anda tidak memiliki nama belakang, mereka cenderung menjadi orang biasa (rakyat jelata), tetapi jika mereka punya (nama belakang), mereka biasanya bangsawan.

Ada yang lebih tau?? Komen aja ya, hehe

Lanjuutt???
Komen dlu yaaa ୧😂୨
👇🏻👇🏻👇🏻


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 210

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Setelah melihat sosok kecil yang muncul entah dari mana, Vinter berhenti bernapas. Dia buru-buru menarik ujung tongkatnya. Kwaaang-! Dan sihir serangan itu melewati Yvonne dengan jarak yang sedikit lagi akan mengenainya, dan sihir itu menghantam dinding dan menyebabkan suara dan getaran yang besar. Namun, berkat sihir yang melapisi bangunan ini, dindingnya tidak berlubang. "Ugh......!" Sihir yang menyapu kantor itu dengan cepat membuat asap. Dan di antara asap itu, ada seorang wanita dan seorang anak kecil yang mengenakan topeng singa terungkap. "Sudah kubilang aku pasti akan menghancurkannya." Yvonne tertawa terbahak-bahak. Vinter pun mengerutkan kening dan memasang ekspresi yang terlihat putus asa. "Raon!" Dia adalah seorang anak yang sangat berharga karena dia pintar. Tapi mata Raon, terlihat dari celah topeng s...

Chapter 182

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Vinter menatapku dengan mata yang melotot dan memaksaku untuk segera menjawab. Tidak, mungkin itu hanya alasanku. "Itu..." Saya ragu-ragu untuk waktu yang lama, sambil membuka bibir saya dan menutupnya lagi begitu terus selama beberapa saat. Tidaklah jelas untuk mengatakan bahwa masalah kepercayaan adalah jawaban yang benar. Dia mengira saya akan membunuh Yvonne, tetapi dia malah berusaha untuk menyembunyikan kejahatan saya. 'Tidak. Kamu memperlakukanku seperti penjahat ganas ketika kekacauan itu terjadi, bagaimana itu disebut sebagai kepercayaan?' atau 'Tidak. Terakhir kali saat kamu membuat keributan itu, kamu memperlakukanku seperti penjahat kejam, mungkin ini masalah kepercayaan?' Setelah perjuangan yang panjang, saya menjawab dia yang terus memandang saya. "Yah...kedengarannya seperti karaktermu." "...

Chapter 101

. . . 'Apa itu?' Secara reflektif ke jendela sistem yang melayang, tatapan ku naik ke atas kepala eclis. Dan aku membuka mataku. '.... Sudah hilang!' Kalimat itu [Minat 77%], yang baru saja berkilau dengan jelas di kepalanya diubah menjadi [periksa ketertarikannya]. Selain itu, bar ukuran yang diisi dengan warna putih telah berubah menjadi merah gelap. Tapi sebelum aku bisa mengenali apa yang telah terjadi, sebuah tulisan baru muncul. ____ <SYSTEM>  Warna ditampilkan pada bar pengukur tempat ketertarikan. ____ <SYSTEM>  DALAM RANGKA UNYUK MEMERIKSA KETERTARIKANNYA, BUATLAH KONTAK FISIK DENGAN TARGET. –––– "Elise...." Sambil melihat ke jendela sistem dengan mata gemetar, aku berhasil berbicara. Suara yang kencang keluar seolah² sedang tercekik. "Berikan padaku, aku akan meletakkannya untuk mu." Sudut² mulutku yang gemetar terangkat dengan susah payah dan memerintahkan. Eclis perlahan melepas tangan yang ia kenakan di bibirnya. - Traaak.  K...