Langsung ke konten utama

Chapter 07

 
.
.
.
Kreaakk-. 


Aku merasakan tatapan tajam di belakangku sejak aku memutar gagang pintu dan sampai ketika aku keluar ke aula.

Aku merasakan emosi yang menyegarkan menyadari bahwa dia memberikan reaksi yang berbeda dari ketika aku memasuki ruangan sebelumnya. 

Namun, aku memutuskan untuk tidak mempermasalahkan hal itu. 

Duke itu bukan karakter yang ku butuhkan untuk ditingkatkan minatnya, dan dia adalah eksistensi yang tidak akan berurusan ku sampai akhir pada saat datangnya upacara kedewasaan. 

Clack, aku dengan lembut menutup pintu di belakangku dan berbalik darinya. 

Kemudian. 

"Aku yakin aku audah menyuruhmu hidup seperti tikus tanpa menimbulkan keributan." 

"{{(°△°; "}}!!"

Suara dingin yang kencang memasuki telingaku. 

Aku berbalik karena terkejut.



Di sana, di aula tempat bayangan mengambil alih, berdiri sosok dalam posisi yang tidak menyenangkan. 

Dalam gelap aku bisa melihat huruf² yang ditulis bersinar untuk menunjukkan [ʍɨռat 0%]. 

Rambut hitam yang nyaris tak terlihat, dan mata biru es. 

Itu adalah putra pertama keluarga Duke, Derrick. 

"Emily." 

"...." 

"Seorang pelayan setia yang bekerja untuk keluarga ini selama hampir 10 tahun." 

Tak, Tak. Derrick berjalan keluar dari bayang². 

Pria yang datang melewati aula besar dalam sedetik tiba di depan ku dalam waktu singkat. 

Dia menatapku dengan aura tajam terpancar di matanya. Seolah² dia melihat beberapa sampah. 

Aku tidak melakukan kesalahan, tetapi aku harus meringkuk dari kebencian dan jijik yang ku dapatkan darinya. 

"Tidak ada yang ingin menjadi pelayan pribadimu meskipun kami sudah mengatakan kami akan membayar ekstra. Dari semua pelayan itu, dia satu²nya pelayan yang menawarkan diri untuk melayani Mu. " 

"...." 

"Dan kurasa hari ini adalah akhir dari itu. Karena kamu jadi gila dan mengusir satu²nya pelayan pribadimu, tidak sadar diri. " 

Aku merasakan ketidakadilan muncul dalam diri ku dari kata² Derrick. 

Kapan aku jadi gila untuk mengusirnya? Orang yang lebih gila dari ku itu adalah kepala merah muda itu. 

'Dan akulah yang hampir diusir dari kehidupan, makan makanan busuk itu!'

Aku ingin berteriak karena jengkelnya situasi ini. 

Yang membuat ku berhenti melakukannya adalah [ʍɨռat 0%] di atas kepala Derrick. 

'Tahan. Jika lebih jauh dari itu, aku akan mati.'

Aku menghirup dan menghembuskan napas beberapa kali dan menjadi tenang. 

'Minat 0%. 0% ...' 

Aku sudah lelah setelah berbicara dengan sang duke. 

Juga, karena aku hanya fokus mencoba untuk meng-'օʄʄ'-kan pilihan, aku tidak banyak ingat tentang apa yang terjadi dalam adegan ini di permainan. 

Itu sebabnya aku memutuskan untuk menggunakan bantuan dari sistem. 

'Pilihan ON!'

Ha! Ku tebak dia pasti melayani Anda di malam hari di tempat tidur, yakan? 

Mungkin dia diusir karena dia telah melakukan sesuatu yang layak untuk diusir. 

(Menatap tanpa mengucapkan sepatah kata pun.)

Memindai pilihan, aku bergegas dan berteriak secara mental.


'Pilihan MATI! MATI!' 

____
<sʏstɛʍ> aքaҡaɦ aռɖa ɨռɢɨռ [օʄʄ] քɨʟɨɦaռռʏa?

[ɨʏa. / tɨɖaҡ.] 

Aku buru-buru menekan [ɨʏa.]. 

Jika aku memilih salah satu dari 3 itu, aku akan menuju ke neraka. 

Waktu sepertinya telah berlalu sangat lama karena aku melakukan semua itu, jadi tatapan Derrick menjadi lebih dingin. 

"Ha. Sepertinya kata-kataku tidak seperti kata² lagi bagimu." 

Tatapannya begitu tajam sehingga dia bahkan tampak seperti akan membunuhku. 

Aku membuka mulut tanpa pilihan. 

"Saya minta maaf untuk keributan ini." 

Berapa kali aku harus mengemis seperti ini meskipun aku tidak melakukan kesalahan? 

Aku juga orang yang memiliki sesuatu yang ku sebut harga diri, jadi aku merasa jijik dan buruk karena menundukkan kepala seperti budak. 

Namun ini tidak ada artinya jika tujuannya adalah untuk hidup. 

Selain itu, orang² ini tidak nyata tetapi hanya beberapa karakter palsu dari permainan. 

Cewek murahan itu menusukku dan meninggalkan bekas luka di sini, ayah! Oppa! 

Tentu saja, cewek seperti tikus bertindak seperti pengemis.

Aku memohon pengampunan berkali² sebelum aku pergi untuk hidup sendiri di kehidupan ku sebelumnya. 

Ini adalah situasi yang sama pada waktu itu. 

Dalam kehidupan ku sebelumnya, bukan karena hidup ku akan berada dalam bahaya jika aku tidak mengemis ampunan seperti dalam game ini. 

Namun aku masih sangat muda waktu itu sehingga setiap situasi tampak membunuh bagiku.

Itu sebabnya aku hidup mengemis di lantai sampai² tanganku tampak seperti kaki. 

Membandingkan hal itu dengan ini, ini bukanlah sesuatu yang menurutku tidak adil. Penelope memang membuat keributan besar tidak seperti yang ku lakukan. 

Aku tidak tahu apakah itu karena pengalaman ku dalam kehidupan ku sebelumnya yang meminta maaf seumur hidupku untuk hidup tampaknya sangat mudah bagi ku. 

'Ini kemiripan yang menjengkelkan.'

Aku membuka mulut ku, memikirkan waktu dalam kehidupan ku yang lalu. 

"Seperti yang anda katakan, saya tidak tahu tempat saya sampai sekarang." 


"...Apa?" 

"Itu salah saya karena saya tidak bisa menangani situasi dengan baik sejak awal, jadi anda tidak perlu memecatnya. Saya baru saja dalam perjalanan kembali ke kamar saya setelah meminta maaf kepada ayah." 

Mendengar kata-kataku, ekspresi Derrick berubah menjadi aneh.

Mata birunya yang sedikit lebih lebar menyegarkan untuk dilihat. Itu adalah reaksi yang mirip dengan reaksi sang duke. 

Aku membuka mulut ku. Mengulang dialog² ini tidak terlalu sulit karena aku sudah mengatakan ucapan² ini beberapa kali. 

"Saya akan menjalani hidup dengan tenang mulai sekarang sehingga anda bahkan tidak akan memedulikan apa pun. Jadi tolong maafkan saya sekali ini. " 

Aku menundukkan kepalaku. 


'Apakah aku terlalu tak bernyawa saat berbicara?'

Aku menyadari betapa tidak jujur ​​nada suara ku sehingga mulai membuat ku khawatir sekarang. 

Tapi dia tidak akan memotong leher saudarinya entah dari mana meskipun itu dalam permainan yang kejam. 

Aku menunggu jawaban dengan pikiran ringan, memercayai pikiranku bahwa ini bukan situasi yang melibatkan pangeran mahkota yang kejam dan psikopat. 

Aku ingin ini berakhir cepat dan kembali ke kamar. 

Bahkan berdiri sekarang adalah siksaan. 

Sekarang aku berpikir tentang hal itu, tubuh ku tidak dalam kondisi terbaik karena kejadian di pagi hari dengan pelayan, dan aku tidak makan apa pun setelah itu. 

Derrick berbicara setelah lebih dari 5 menit tidak seperti keinginan ku untuk situasi ini berakhir dengan cepat. 

"...sekali ini." 

"...." 

"Aku akan memaafkanmu sekali ini saja." 

Tanpa memberi ku kesempatan untuk mengucapkan terima kasih, dia menambahkan, 

"Namun, perlu diingat bahwa ini akan menjadi yang terakhir kalinya aku akan memaafkanmu berperilaku seperti itu." 

Itu adalah jawaban yang lebih tidak menyenangkan daripada jawaban sang duke.

Aku merasa lega bahwa itu bukan jawaban yang berhubungan dengan kematian seperti yang ku perkirakan. 

Tapi tidak ada ucapan terima kasih yang keluar dari mulutku, tidak peduli bagaimana aku berusaha memaksakannya. 

'Ya ya. Ini hanya untuk keselamatanku.' 

Aku membungkukkan punggungku ke depan dan membungkuk dengan perasaan menjijikkan seperti bagaimana yang kulakukan pada bajingan pertama dalam hidupku sebelumnya. 

Setelah itu, aku segera berbalik untuk kembali ke kamar ku. 

Kemudian. 

"Aduh....." 

Kepalaku mulai sakit saat aku merasa pusing dan mual. Pandangan ku buram. 

Aku tidak tahu kalau ini adalah rasa lega yang mendadak datang kepada ku dari kenyataan bahwa ku tidak mati, tetapi semua kekuatan meninggalkan kaki ku. 

Aku segera kehilangan keseimbangan dan tersandung. 

'Aku jatuh...!' 

Aku semakin dekat ke lantai. 

Tak-. Seseorang dengan kasar meraih ke satu bahuku.


"Hei." 

Saya merasakan kekuatan menarik ku kembali. 

Aku menoleh dan melihat bola mata biru menyala tepat di depan mataku. Derrick menangkap ku karena jatuh. 

"Aku dengar kamu makan makanan busuk." 

Aku merasakan mentalitasku berbalik ke arahku ketika aku mendengar suara tanpa emosinya. 

Dia bertanya ketika aku hanya menatapnya dengan terkejut. 

"Tidakkah kamu perlu dokter?" 

Pikiranku yang rumit terselesaikan dalam sekejap. 

'Dia tahu.'

Dia tahu itu bukan kesalahan Penelope. 

Dia tahu tetapi dia masih mencoba untuk mendorong semua tanggung jawab kepada ku, dan bahkan kesalahan pelayan. 

'Jika aku tidak meminta ampunan, dia mungkin akan melompat untuk membunuhku tanpa ragu².'

Aku merasa seperti baru saja dibuang dengan air es. 

"Tidak, tuan muda pertama."

Tak-, aku melepaskan tanganku. Itu adalah gerakan tak sadar yang datang dari insting keberlangsungan hidupku. 

Namun segera setelah itu, aku menyesalinya. Dia mungkin akan merasa tidak enak, jadi aku memaksakan senyum di wajahku. 

"Saya sudah memberitahu anda sebelumnya bahwa saya akan melakukan yang terbaik agar anda tidak kepikiran sama sekali." 

Jadi pikirkan urusanmu sendiri. 

"Permisi." 

Aku dengan sopan membungkuk sekali lagi dan dengan cepat pergi. 

Aku akan terlihat konyol karena ku berjalan menyusuri lorong begitu cepat sehingga mungkin tampak seolah² aku sedang melarikan diri dari sesuatu. 

Namun itu benar. Aku takut jika dia menghunus pedangnya. 

Aku tidak bisa memperhatikannya karena bergegas menyusuri lorong menuju tangga.

Raut wajah lelaki yang tertinggal di belakangku. 

* * * 

"......Tuan muda pertama, heh." 

Derrick dengan tak diduga² mengulangi apa yang Penelope ucapkan sebelum dia pergi.

Anak itu bahkan tidak bisa memanggil Duke dengan 'ayah', tapi selalu memanggil saudaranya dengan 'oppa'.

Gambaran wajah pucatnya ketika dia menangkapnya saat jatuh tidak bisa hilang dari pikirannya.

Mata biru itu menyala sebentar saat dia melihat Penelope pergi seperti dia hendak melarikan diri.

Tetapi segera, ia berbalik pergi seperti dia tidak tertarik.


[ʍɨռat 5%]

Diatas kepalanya berkilauan tulisan yang ditulis putih yang gagal Penelope perhatikan.

_____
Minna!! Maaf membuat kalian menunggu, updatenya lama yaa ✺◟😄◞✺
Sibuk lebaran siih (๑Ő௰Ő๑)

Selamat hari raya idul fitri bagi yang beragama islam
✧*。٩(ˊᗜˋ*)و✧*。
Maaf lahir batin yaa( ̄ε ̄ʃƪ)

Komen dulu sebelum lanjut
👇🏻👇🏻👇🏻


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 210

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Setelah melihat sosok kecil yang muncul entah dari mana, Vinter berhenti bernapas. Dia buru-buru menarik ujung tongkatnya. Kwaaang-! Dan sihir serangan itu melewati Yvonne dengan jarak yang sedikit lagi akan mengenainya, dan sihir itu menghantam dinding dan menyebabkan suara dan getaran yang besar. Namun, berkat sihir yang melapisi bangunan ini, dindingnya tidak berlubang. "Ugh......!" Sihir yang menyapu kantor itu dengan cepat membuat asap. Dan di antara asap itu, ada seorang wanita dan seorang anak kecil yang mengenakan topeng singa terungkap. "Sudah kubilang aku pasti akan menghancurkannya." Yvonne tertawa terbahak-bahak. Vinter pun mengerutkan kening dan memasang ekspresi yang terlihat putus asa. "Raon!" Dia adalah seorang anak yang sangat berharga karena dia pintar. Tapi mata Raon, terlihat dari celah topeng s...

Chapter 182

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Vinter menatapku dengan mata yang melotot dan memaksaku untuk segera menjawab. Tidak, mungkin itu hanya alasanku. "Itu..." Saya ragu-ragu untuk waktu yang lama, sambil membuka bibir saya dan menutupnya lagi begitu terus selama beberapa saat. Tidaklah jelas untuk mengatakan bahwa masalah kepercayaan adalah jawaban yang benar. Dia mengira saya akan membunuh Yvonne, tetapi dia malah berusaha untuk menyembunyikan kejahatan saya. 'Tidak. Kamu memperlakukanku seperti penjahat ganas ketika kekacauan itu terjadi, bagaimana itu disebut sebagai kepercayaan?' atau 'Tidak. Terakhir kali saat kamu membuat keributan itu, kamu memperlakukanku seperti penjahat kejam, mungkin ini masalah kepercayaan?' Setelah perjuangan yang panjang, saya menjawab dia yang terus memandang saya. "Yah...kedengarannya seperti karaktermu." "...

Chapter 101

. . . 'Apa itu?' Secara reflektif ke jendela sistem yang melayang, tatapan ku naik ke atas kepala eclis. Dan aku membuka mataku. '.... Sudah hilang!' Kalimat itu [Minat 77%], yang baru saja berkilau dengan jelas di kepalanya diubah menjadi [periksa ketertarikannya]. Selain itu, bar ukuran yang diisi dengan warna putih telah berubah menjadi merah gelap. Tapi sebelum aku bisa mengenali apa yang telah terjadi, sebuah tulisan baru muncul. ____ <SYSTEM>  Warna ditampilkan pada bar pengukur tempat ketertarikan. ____ <SYSTEM>  DALAM RANGKA UNYUK MEMERIKSA KETERTARIKANNYA, BUATLAH KONTAK FISIK DENGAN TARGET. –––– "Elise...." Sambil melihat ke jendela sistem dengan mata gemetar, aku berhasil berbicara. Suara yang kencang keluar seolah² sedang tercekik. "Berikan padaku, aku akan meletakkannya untuk mu." Sudut² mulutku yang gemetar terangkat dengan susah payah dan memerintahkan. Eclis perlahan melepas tangan yang ia kenakan di bibirnya. - Traaak.  K...