Langsung ke konten utama

Chapter 04

 '𝕤𝕖𝕕𝕚𝕙 𝕚𝕥𝕦 𝕜𝕖𝕥𝕚𝕜𝕒 𝕓𝕒𝕟𝕪𝕒𝕜 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕞𝕒𝕞𝕡𝕚𝕣 𝕥𝕒𝕡𝕚 𝕘𝕒𝕜 𝕒𝕕𝕒 𝕪𝕒𝕟𝕘 komen!!!'
o(╥﹏╥)o

.
.
Si rambut merah muda itu berteriak ke pintu.

Tidak terlalu lama setelah itu, kepala pelayan bersama beberapa pekerja tiba² masuk dari pintu.

"Tuan muda kedua! Ada masalah apa!?"

"Pelacur ini, bawa dia keluar dan kunci dia di penjara."

"Tu, tuan muda! Maafkan saya! Tuan muda! Tuan muda!"


Pelayan yang sudah mengganggu ku sejak tadi pagi, dibawa keluar hanya dengan satu isyarat si kepala merah muda.

Aku tidak bisa melakukan apa² karna sudah sibuk mengurus tubuhku.

Aku dengan tidak bertenaga bersender kemeja dengan satu tangan masih menutupi mulutku. Si rambut merah muda mengangkat tangannya ke arahku.

"Hey, kamu baik² saja?"

"...."

"Jadi kenapa kamu hanya duduk diam disana, memakan benda itu dari awal? Kamu seharusnya berteriak dan membalikkan meja, buat keributan seperti yang biasa kamu lakukan, bodoh."

Dari pada mengajakku ribut, dia sebenarnya mencoba menghiburku.

Dia persis seperti karakter rambut merah muda didalam game.

'Jika aku tidak memakannya, aku akan mati dengan garpu yang kau tancapkan padaku.'

Aku jadi jengkel.

Aku sangat ingin membalas perkataannya, tapi tanpa pilihan ucapan yang diberikan, aku tidak bisa bersuara.

'Hah, ini sudah selesai... Yakan?'

Aku bisa memenangkan pertarungan dengan pelayan itu berkat bantuan dari orang yang tidak dikira itu.

Namun aku tidak sedikitpun bersyukur atas hal itu.

Akankah hanya pelayan itu saja yang audah pernah membully si penjahat?

'Tidak'


Pelayan pribadi itu hanya salah satu dari mereka, sepertinya semua orang dari mansion menghina si penjahat, semuanya punya pemikiran yang sama terhadapnya.

Berandalan itu agaknya mengabaikan semuanya seperti tidak ada apapun yang terjadi setelah melihat penjahat yang berantakan. Karena itu adalah perlakuan paling dasar untuk si penjahat.

Ini belum terlalu lama sejak aku bangun tidur, tapi aku sudah merasa kelelahan sekali.

"Hey, kamu terlihat sangat kacau sekarang. Apa kamu perlu dipanggilkan dokter?"


Si rambut merah muda nampaknya terganggu karna aku tidak menjawabnya, karna dia mengatakan kata yang ku yakini diucapkan setengah hati.

Pemandangan dia membungkuk dan memeriksa wajahku dengan tangannya yang lembut lewat tangan ku, sebenarnya terlihat seperti dia mengkhawatirkan ku.

Kemudian, kotak putih, sebuah grafik muncul di depan ku lagi.

1. Jangan pikirkan aku.

2. Siapa kau sok peduli? Keluar dari kamarku!

3. Jangan bersikap baik, itu menjijikkan.

Sangat tidak menyenangkan karena aku harus membuat pilihan lain yang sepenuh hati bahkan di situasi seperti ini, untuk bisa hidup.

Aku memilih yang paling tidak menyinggung dari ketiga pilihan gila yang sudah disiapkan oleh developer ini.

"Jangan pikirkan, aku..."

Itu adalah ucapan yang cocok dengan apa yang ku rasakan saat ini, jadi aku ingin mengatakannya dengan sepenuh hatiku.

Namun, aku tengah sibuk menahan rasa muntahku, jadi suaraku terdengar lemah.

"Kamu...."

Si rambut merah muda yang mengerti maksudku, mengernyit.

Walau hanya beberapa saat.

Sekalinya aku menoleh kepada nya lagi, wajahnya berubah dingin dan tanpa emosi seperti biasanya sampai ke titik yang membuatku merinding.

Mungkin aku melihat sesuatu, aku tidak sedang dalam keadaan yang baik untuk mengamati apapun dengan baik. 

"Yah, bukan urusanku apapun yang kamu lakukan. Bahkan ketika kamu makan apapun yang disajikan atau jatuh sakit seperti pengemis."
A
Pria yang tadi membungkuk untuk memeriksa kondisiku mulai berbicara ucapan yang tidak seorangpun ingin mendengarnya.

"Tidak ada seorang dokter pun dalam rumah keluarga Eckart yang mau menghabiskan waktu berharga mereka untuk mu."

Diatas kepala si rambut merah muda, berkilau beberapa huruf.


[ҡɛtɛʀtaʀɨҡaռ -3%]

Nilai ketertarikannya meningkat.

Kemarin masih -10%, 7% adalah jumlah yang besar mengingat bagaimana sulitnya hanya menaikkan 2% ketertarikan, atau bahkan sepersen saja pada mode hard ini.

'Jika aku tau ketertarikannya naik sebanyak ini, aku akan menyelesaikan chapter ini terlebih dahulu...'

Namun, aku tidak senang. Aku bahkan tidak tertarik dengan ketertarikannya yang meningkat.

Negatif, masih tetap negatif.

* * *

Aku mengangkat tubuhku setelah mengosongkan beberapa benda menjijikkan dari tubuhku.

Aku berkumur di wastafel dan terlihat di cermin wajah pucat seorang perempuan yang cantik.


"Penelope."

Suara yang tidak mau keluar disaat aku dalam masalah tadi kini keluar dengan sendiri nya saat aku sendirian.

Ketika aku berbicara, perempuan didalam cermin berbicara pada waktu bersamaan.

Mata hijau toska besar bersinar seperti permata zamrud.

Rambut corak merah muda yang kuat cocok dengan warna bunga Azalea.

Wanita cantik yang menawan dengan rambut yang diminati, yang terlibat pada setiap gerakan ku.

Tidak peduli bagaimanapun aku melihatnya, itu bukan wajahku.

"Penelope Eckart. Eckart.... Haa,"

'Eckart' adalah nama keluarga dari satu²nya keluarga Duke di 'Kekaisaran Inka' ini.

Aku sudah mati beberapa kali di chapter yang terakhir, yang mana pada dasarnya adalah permulaan dari mode hard, dimana anak pertama Duke mengurungku.

Itu karena aku memilih kalimat yang cocok dengan karakter si penjahat, simpelnya, kalimat yang sembrono.

Sebuah keberuntungan karena aku sudah mencobanya beberapa kali setelah mati sekali di chapter ini, jika tidak....

Aku menghela nafas panjang karena fikiran itu.

"Haah....cantik? Sangat, sangat cantik, paling tidak aku luar biasa cantik."

Aku pikir dia sudah cantik lewat ilustrasinya, tapi karena aku sendri, melihat wajah Penelope, kecantikan yang dia miliki adalah sesuatu yang tidak akan pernah ada di dunia nyata.

Jika sebelum aku keluar dari rumah itu, aku mungkin akan bersemangat dan memuji kecantikan Penelope.

Aku mungkin juga sebenarnya akan menerima situasi yang tidak bisa dipercaya ini dengan sepenuh hati.

'Memikirkan bahwa hidup ini adalah hadiah dari tuhan untukku yang menyedihkan...'

Namun aku berhasil bertahan dan akhirnya melarikan diri dari rumah itu. 

Aku diterima di universitas terkenal yang diketahui semua orang. 

Ada sebuah rumah di mana aku bisa benar² bersantai walaupun rumah itu kecil dan kotor. 

Tidak ada yang tersisa selain hal-hal yang akan membantu perjalananku menuju masa depan yang paling cerah setelah aku meninggalkan kedua bajingan itu. 

Apa yang ingin ku katakan adalah bahwa kehidupan Penelope yang setiap kesalahan paling kecil membawa ku ke kematian, tidak lebih baik. Abaikan saja. Jauh lebih buruk. 

Ini akan jadi masalah yang berbeda jika setidaknya aku adalah heroine dari mode normal yang setiap keputusannya membawanya ke jalur berbunga. 

"...Tapi kenapa?" 

Tetapi mengapa, bagi saya, yang ba.ru.sa.ja. berhasil melarikan diri dari rumah neraka itu. 

"Kenapa!" 


Brraakk-! 

Aku menjerit, menghantam wastafel. Wajah cantik gadis itu yang terpantul di cermin menunjukkan ekspresi mengerikan.

Rupanya terlihat tampak lebih marah dari pada sedih, tentu saja membuatnya tampak seperti penjahat terhebat salam game.

"Hah......." 

Aku menghela nafas dalam-dalam dan menyisir rambutku untuk membalikkannya. Aku memikirkan hal-hal tentang Penelope. 

Penelope Eckart. Seorang penjahat dari suatu game, heroine dari mode sulit. 

Penelope sebenarnya adalah orang biasa tanpa nama keluarga. 

[քɛռɛʟօքɛ ʏaռɢ tʊʍɮʊɦ ɖaʀɨ satʊ tɛʍքat ҡɛ tɛʍքat ʟaɨռ ɮɛʀsaʍa ɨɮʊռʏa ʏaռɢ ʍaʟaռɢ, ʍɛռaʀɨҡ ʍɨռat saռɢ ɖʊҡɛ ʏaռɢ ɖɛռɢaռ քʊtʊs asa ʍɛռċaʀɨ քʊtʀɨռʏa ʏaռɢ ɦɨʟaռɢ.

ҡɛtɨҡa ɨɮʊռʏa ʏaռɢ ʍɛռɖɛʀɨta քɛռʏaҡɨt, ʍɛռɨռɢɢaʟ, ɖɨa sʊɖaɦ ɖɨaɖօքsɨ օʟɛɦ ҡɛʟʊaʀɢa ɖʊҡɛ ɛċҡaʀt.]

Hanya ada satu alasan dia bisa berubah menjadi nona dari keluarga Duke. 

Berkat penampilannya yang cocok dengan putri duke yang hilang. 

Rambut merah muda yang diwarisi oleh duchess yang sudah mati, dan mata biru jernih yang melambangkan keluarga Eckart. 

Aku memikirkan putra kedua duke yang baru saja ku lihat belum lama ini. 

Rambutnya berwarna merah muda yang indah. 

Namun warna rambut wanita di cermin lebih mengarah ke warna api daripada merah muda. 

Dan mata berwarna toska yang sedikit berbeda dari anggota keluarga lainnya. 

"Dia seharusnya terus menemukan putrinya, mengapa dia harus mengambil anak secara acak?" 

Ketika Penelope tumbuh, dia tidak terlihat seperti putrinya lagi. Duke segera kehilangan minat untuknya dan menguncinya dari pandangannya. 


Yang tersisa bagi Penelope yang kehilangan minat sang Duke adalah dua saudara tirinya dan pelecehan para pekerja. 

"Ini sangat mirip dengan hidupku sampai terasa tidak menyenangkan......" 

Kehidupan Penelope dan perlakuan yang didapatnya sangat mirip seperti milikku. 

Itu adalah sesuatu yang tidak ku perhatikan ketika aku memainkannya sebagai permainan. 

Tiba-tiba aku mulai merasa sedih. 

'Nona palsu.'

Setiap pekerja yang bekerja di rumah besar ini memanggil Penelope, palsu. 

Penelope sendiri sangat cantik, tetapi di mata orang lain, dia hanyalah tiruan yang bahkan tidak terlihat seperti aslinya. 

Mungkin ceritanya mengalir berbeda jika dia bersikap lucu terhadap orang lain, tetapi kepribadiannya sangat buruk meskipun dia hanya seorang gadis yang secara kebetulan memasuki keluarga itu. 

Kembali ke prolog cerita, dijelaskan 'Dia selalu waspada terhadap semua orang seperti landak dengan jarum yang berdiri, dan selalu menimbulkan masalah di mana pun dia pergi todak peduli bagaimana pun situasinya.'

"Aku bertanya-tanya mengapa pilihan dialog²nya adalah sesuatu yang pasti akan menyebabkan keributan." 

Aku menganggukkan kepalaku, akhirnya mengerti mengapa semua pilihan yang harus kupilih adalah pilihan yang gila. 

Penelope sebenarnya adalah penjahat yang tampak kuat hanya dengan namanya. 

Tidak seperti betapa naifnya heroine mode normal, dia terlihat sangat kuat dan tajam. 

Tapi aku sedikit mengerti Penelope. 

Hanya hari ini. Tidak, hanya beberapa jam. Aku sudah mengalami perlakuan yang didapatnya hanya selama beberapa jam, namun aki pikir sudah cukup bagi ku untuk memahami bagaimana kehidupnya. 

'Meskipun dia disebut palsu.' 

Bagaimana bisa mereka membangunkannya, menusuknya dengan jarum? Meski begitu, dia seorang gadis yang dijemput oleh Duke sendiri. 

Bahkan seorang pelayan pun tidak akan membangunkan pelayan lainnya dengan cara itu. 

Dulu ketika dia berusia 12 tshun ketika Penelope diadopsi oleh keluarga Duke. 

Jika dia sudah dilecehkan sejak hari itu dan seterusnya..... 

Tidak ada banyak hal yang bisa dilakukan anak kecil terhadap orang dewasa yang bahkan tidak mau mendengarkan kata²nya tidak peduli seberapa keras dia berteriak. 

"Apakah ini bukti yang berusaha membuktikan bahwa dia adalah penjahat yang ditakdirkan?" 

Tidak ada yang bisa mengubah fakta bahwa dia dilecehkan sepanjang waktu bahkan sampai hari ini. 

Tidak ada karakter yang paling berbelaskasih terhadap Penelope, dan gerakan yang membunuh Penelope dari dalam sangat kasar dan gila. 

"Aku merasa sedikit kasihan padanya." 

Aku mengangkat tangan dan membelai pipi lembut Penelope yang rapuh. 

Sosok dengan warna rambut merah muda yang kuat tercermin di cermin tampak sedih. 

Namun, aku menyingkirkan perasaan kasihan terhadap yang lain. 

"Ha, siapa yang menyesal tentang siapa." 

Bukan waktunya untuk memikirkan hal lain dengan tenang. 

Aku adalah Penelope sekarang. 

Itu berarti bahwa aku bisa mati di tangan karakter ML kapan saja seperti yang dilakukan Penelope dalam permainan. 

Rasa takut yang ku rasakan ketika aku mengingatkan diriku akan hal itu. 




_____
Next gak???
Komen dlu ya gaes!( ̄ε ̄ʃƪ)
👇🏻👇🏻👇🏻


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chapter 210

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Setelah melihat sosok kecil yang muncul entah dari mana, Vinter berhenti bernapas. Dia buru-buru menarik ujung tongkatnya. Kwaaang-! Dan sihir serangan itu melewati Yvonne dengan jarak yang sedikit lagi akan mengenainya, dan sihir itu menghantam dinding dan menyebabkan suara dan getaran yang besar. Namun, berkat sihir yang melapisi bangunan ini, dindingnya tidak berlubang. "Ugh......!" Sihir yang menyapu kantor itu dengan cepat membuat asap. Dan di antara asap itu, ada seorang wanita dan seorang anak kecil yang mengenakan topeng singa terungkap. "Sudah kubilang aku pasti akan menghancurkannya." Yvonne tertawa terbahak-bahak. Vinter pun mengerutkan kening dan memasang ekspresi yang terlihat putus asa. "Raon!" Dia adalah seorang anak yang sangat berharga karena dia pintar. Tapi mata Raon, terlihat dari celah topeng s...

Chapter 182

 Selamat membaca kakak!! Oh ya, untuk chapter ini dan seterusnya, di tl oleh kak fresella dengan nama wp @Fresella**** Terimakasih kak! ❤ . . . Vinter menatapku dengan mata yang melotot dan memaksaku untuk segera menjawab. Tidak, mungkin itu hanya alasanku. "Itu..." Saya ragu-ragu untuk waktu yang lama, sambil membuka bibir saya dan menutupnya lagi begitu terus selama beberapa saat. Tidaklah jelas untuk mengatakan bahwa masalah kepercayaan adalah jawaban yang benar. Dia mengira saya akan membunuh Yvonne, tetapi dia malah berusaha untuk menyembunyikan kejahatan saya. 'Tidak. Kamu memperlakukanku seperti penjahat ganas ketika kekacauan itu terjadi, bagaimana itu disebut sebagai kepercayaan?' atau 'Tidak. Terakhir kali saat kamu membuat keributan itu, kamu memperlakukanku seperti penjahat kejam, mungkin ini masalah kepercayaan?' Setelah perjuangan yang panjang, saya menjawab dia yang terus memandang saya. "Yah...kedengarannya seperti karaktermu." "...

Chapter 101

. . . 'Apa itu?' Secara reflektif ke jendela sistem yang melayang, tatapan ku naik ke atas kepala eclis. Dan aku membuka mataku. '.... Sudah hilang!' Kalimat itu [Minat 77%], yang baru saja berkilau dengan jelas di kepalanya diubah menjadi [periksa ketertarikannya]. Selain itu, bar ukuran yang diisi dengan warna putih telah berubah menjadi merah gelap. Tapi sebelum aku bisa mengenali apa yang telah terjadi, sebuah tulisan baru muncul. ____ <SYSTEM>  Warna ditampilkan pada bar pengukur tempat ketertarikan. ____ <SYSTEM>  DALAM RANGKA UNYUK MEMERIKSA KETERTARIKANNYA, BUATLAH KONTAK FISIK DENGAN TARGET. –––– "Elise...." Sambil melihat ke jendela sistem dengan mata gemetar, aku berhasil berbicara. Suara yang kencang keluar seolah² sedang tercekik. "Berikan padaku, aku akan meletakkannya untuk mu." Sudut² mulutku yang gemetar terangkat dengan susah payah dan memerintahkan. Eclis perlahan melepas tangan yang ia kenakan di bibirnya. - Traaak.  K...