.
.
.
"Nona. Bangunlah sekarang."
Aku mendengar seseorang berbisik di atas ku.
Meskipun aku tertidur lelap, aku bisa bangun walau sekecil apapun kehadiran seseorang itu.
Aku menolak untuk percaya pada apa yang terjadi pada ku yang membuat ku terjaga sepanjang malam, berharap ini semua hanya mimpi. Aku berharap begitu keras untuk bangun dari mimpi, dan ku pikir aku tertidur selama proses itu.
"Nona."
Suara hati-hati terdengar lagi.
'Apakah dia memanggilku?'
Dua pria dengan mata biru sudah pergi, dan dari yang kuingat, tidak ada seorang pun di ruangan ini kecuali aku sampai saat terakhir aku terbangun.
Untuk alasan itu, orang yang bisa disebut 'Nona' hanya aku sendiri.
"..."
Aku masih mengantuk ketika aku tenggelam dalam pikiran ku, dan aku tidak bisa langsung menjawab panggilan itu.
Beberapa saat kemudian ketika aku mendengar suara gemerisik dari belakang.
Aku agak bangun dari tidur sekarang. Aku baru akan memberikan kekuatanku pada tubuhku untuk bangkit dari tempat tidur.
Rasa sakit seperti kilat terasa di lengan ku dari luar selimut.
"Ackk!"
Mataku secara otomatis terbuka.
Aku berteriak ketika bangkit dari sana, menendang selimut. Selanjutnya, aku menarik lengan bajuku.
Untuk memeriksa lenganku yang sakit.
'I, ini...'
Aku terkejut melihat daging yang ditunjukkan di bawah lengan piyama berwarna biru muda, membuat ku ternganga.
Lengan tipis ditutupi dengan bekas luka biru memar dari jarum.
Jika itu bukan daging manusia tetapi semacam kain, itu akan punya banyak lubang yang terlihat di atasnya.
Ketika aku masih terkejut dengan setetes darah di salah satu lengan ku.
"Anda sudah bangun sekarang."
Suara kasual yang tidak peduli datang dari samping tempat tidur.
Aku menoleh ke sana dan melihat wanita berambut coklat dengan banyak bintik hitam diwajahnya. Dia adalah pelayan.
Dalam ilustrasi, setiap pelayan tidak punya gambaran wajah dan semuanya memakai baju pelayan yang sama.
Termasuk wanita yang berdiri di depanku itu.
Aku tidak tau di mana dia menyembunyikan jarum yang dia tusuk padaku tadi, tapi tidak ada apapun ditangannya.

Dia mengamatiku dengan wajah mencela dan sedikit kepuasan.
'Ada apa dengannya, melakukan hal seperti ini kepada orang yang tidak pernah berbuat apapun!'
Aku membuka mulutku dengan keinginan membentaknya.
"...!"
Namun, tidak sepatah katapun keluar dari mulutku tidak peduli seberapa keras aku mencoba.
'Kenapa tidak ada apapun yang membantuku dalam situasi ini? Sialan!'
Ketika aku hanya menatapnya tanpa sepatah kata, pelayan itu bersikap seperti tidak ada apapun yang terjadi.
"Saya telah menyiapkan air mandi untuk anda di kamar mandi jadi pergi dan mandilah terlebih dahulu nona."
Senyum iblis terpancar di wajahnya saat dia mulai merapikan kasur. Dia tampaknya biasa melakukan hal ini kepada tubuh ini.
Aku masih terduduk, menggigit bibir bawahku, tapi dipaksa memasuki kamar mandi karena dorongan pelayan itu.
Dia memberi tahu ku ia menyiapkan air mandi, tapi hanya ada satu ember berisi air dingin dalam kamar mandi kosong itu.
Itu adalah air dingin yang membeku seperti air es yang membuat ku mengigil hanya dengan mencelupkan ujung jariku.
'Aku tidak mengharapkan pelayanan yang membantuku mandi tapi ini, ini sangat ekstrim.'
Ada beberapa cerita tentang bagaimana penjahat mendapatkan perlakuan yang paling buruk yang pernah ada, tapi tidak ada yang menjelaskan sedetail ini.
Aku sekali lagi, dipaksa menyadari kenyataan yang menyesakkan ini.
Bahwa aku tepatnya sudah memasuki dunia game itu.
Aku menaikkan lengan bajuku untuk melihat lagi bekas luka dengan darah mengering yang menutupinya, dan ketika aku melihatnya, air mataku menetes.
'Apa ini. Tidak ada yang seperti ini ditunjukkan dalam gam...'
Tiba², sebuah gambar melintas di pikiranku sebagai pengingat.
Itu adalah ilustrasi penjahat dengan gaun bahu terbuka.
Berbeda dengan ilustrasi lain yang tidak memiliki kesalahan terkecil di dalamnya, pada ilustrasi penjahat punya beberapa titik kecil yang tergambar di satu lengan bawahnya.
'Gila. Aku pikir itu adalah tanda lahir yang sebenarnya!'
Jika tidak, maka, mungkin itu adalah suatu hal penting yang akan disebutkan dalam salah satu cerita yang gagal aku buka....
Siapa yang tahu itu adalah jejak yang membuktikan semua penyiksaan.
Meskipun ini sulit dipercaya, sekali lagi aku terkejut betapa detailnya cerita itu disusun.
"Nona. Sarapan sudah disiapkan. Apakah anda sudah selesai? "
Pelayan itu mendesak dari sisi lain pintu kamar mandi.
'Ugh, dia benar² tidak sesuai dengan ku.'
Aku merasa kesal tetapi tanpa pilihan, aku mencelupkan tanganku ke dalam air dingin yang membeku itu lagi.
Bagi ku yang menderita lebih buruk selama bertahun² dari bajingan saudara tiriku, ini bahkan tidak menggelikan.
Lagipula aku adalah penjahatnya, jadi saat aku berada di sana, aku ingin membuat bekas suntikan pada pelacur itu seperti yang dia lakukan padaku, tapi aku harus memberikan lebih banyak waktu ku untuk menyelidiki semuanya terlebih dahulu.
Karena sayangnya, aku dalam keadaan di mana aku bahkan tidak bisa berbicara dengan bebas tentang apa yang ingin aku ucapkan.
Saat aku melangkah keluar dari kamar mandi, mengeringkan wajahku dengan handuk, aku bisa melihat meja semua siap dengan beberapa makanan di atasnya seperti yang dikatakan pelayan itu.
Sepertinya aku bahkan harus makan di kamar. Mungkin karena aku dihukum oleh putra pertama Duke.
"Duduklah, nona."
Aku ditarik oleh tangan pelayan dan duduk di kursi dekat meja. Namun, begitu aku melakukannya, aku tidak bisa melakukan apa pun selain mengerutkan dahi.
Makanan yang disiapkan sebagai makanan manusia tidak terlihat bisa dimakan sama sekali.

Di piring ada sepotong roti berjamur biru dan di mangkuk ada semacam sup abu-abu tebal dengan padatan yang tidak terdefinisi.
"Cepat dan makanlah. Saya tahu Anda lapar. "
Pelayan itu tersenyum lebar ketika dia mendesak ku untuk makan. Aku mengepalkan gigiku dan memelototinya.

Layar kotak putih muncul tepat di depan mataku.
1. (Membalik meja) Apa ini? Kamu gila?! Bawakan aku koki sekarang! Sekarang juga!
2. (Sorong garpu di mulut pelayan) kau menyuruh ku makan ini yang bahkan anjing tidak akan mau makan? Lalu bagaimana kalau kau melakukannya dulu!
3. (Makan.)
Aku sudah mengalami 'ɢaʍɛ օʋɛʀ' dua kali di adegan ini.
Ketika aku memilih 1, setiap pekerja menghampiri Duke, bertindak menyedihkan dan malang untuk mengadukan tindakan merepotkan si penjahat.
Putra Duke yang mengurung si penjahat mendengar tentang hal ini dan jadi sangat marah sehingga ia melarang siapa pun menawarkan setetes air kepada ku selama hari² masa kurungan ku.
Jadi aku mati kelaparan.
Pada giliran ku berikutnya, aku memilih 2.
Kemudian putra Duke yang kebetulan lewat, melompat untuk memisahkan penjahat dari pelayan.
Selama proses itu, penjahat yang didorong dengan kasar, jatuh, dan garpu yang jatuh padanya kemudian menusuk lehernya.
Benar² cara mati yang konyol.
'Pada akhirnya, hanya ada satu untuk dipilih.'
Adegan ini mungkin merupakan episode yang menyimpan cerita tentang hubungan antara penjahat yang menjadi heroine dan pekerja di sini yang bekerja di mansion untuk waktu yang lama.
Namun, aku yang tidak ingin melihat adegan di mana heroine itu dianiaya sejak awal, hanya melewatkan episode ke yang berikutnya setelah mati dua kali.
Itu karena ada puluhan episode, aku harus membuka kunci walaupun itu bukan yang satu ini.
Namun sekarang, di depan mataku, tidak ada tombol 'ҡɛʍɮaʟɨ' yang akan membawaku ke halaman yang memungkinkanku untuk memilih episode.
'Sial...... .'
Aku dengan sedih memelototi pelayan yang berdiri di sampingku ketika aku dengan tidak berdaya mengklik nomor 3.
Begitu aku melakukannya, seolah² seseorang sedang mengendalikan tubuhku, aku mulai bergerak secara otomatis tanpa keinginan ku.

Tanganku memegang sendok dan mengambil sesendok sup busuk.
Keinginan ku untuk tidak mau makan ini mungkin telah mempengaruhi gerakan ku ketika tanganku dengan sendok mulai bergetar saat menuju mulut ku.
Tetesan cairan abu-abu jatuh di atas meja.
Tidak peduli seberapa kuat keinginan ku, aku tidak bisa menghentikan tubuhku untuk bergerak sendiri.
Pada akhirnya, sesendok sup dimasukkan ke mulutku yang terbuka dengan paksa.

"Ugh."
Sensasi hangat cairan abu-abu itu terasa di lidahku. Pada saat yang sama, rasa mengerikan itu terasa.
Ini bukan makanan. Itu adalah rasa dari cangkir organik yang direbus.
Tubuh ku terus bertindak sendiri karena dengan paksa menelan air sampah yang telah masuk ke mulut ku, ke tenggorokan ku.
"Aakhh!!"
Pelayan yang menyaksikan, terengah², seolah² dia tidak berharap aku benar² memakannya.
'Urgh, aku merasa ingin muntah!'
Aku tersumbat. Aku berusaha keras untuk melupakan perasaan yang aku rasakan saat ini.
'Aku kira sekali saja sudah cukup.'
Aku tidak akan mati hanya dengan mengonsumsi sesendok sampah organik.
Aku menghela nafas lega karena aku sudah selamat dari satu episode.
Itu kesalahpahaman ku.
Tanganku yang memegang sendok tidak berhenti.
'Apa yang dilakukannya! Apa!'
Bahkan sesudahnya, aku harus terus mendorong roti biru berjamur dan sup kelabu ke dalam mulutku.
Itu bukan karena keinginanku.
Wajah pelayan itu memucat saat melihatku dengan paksa memakan makanan yang sudah basi itu.
Tubuhku yang mengulangi gerakan gila itu berhenti ketika putra Duke itu datang.
"Apa yang kau lakukan?"
"Tu, tuan muda Reynold!"
Pelayan itu jadi panik ketika tiba² muncul sosok.
"Urgh, ugh!"
Aku, di sisi lain, tidak punya waktu untuk fokus pada hal itu. Aku harus menutup mulutku dengan kedua tangan ku dengn cepat.
Aku sangat tercekik. Aku merasa seolah² semua yang ku konsumsi hari ini akan keluar kapan saja sekarang.
'Mengapa aku harus mengalami hal-hal ini?'
Aku sudah cukup mengalami hal² ini bahkan sebelum memasuki permainan ini.
Berapa kali aku harus menderita dari semua rasa sakit yang diberikan oleh dua bajingan yang di rumah seperti neraka itu.
Tetapi aku harus mengalami hal² ini lagi bahkan di dunia fiksi ini?
"Uhh, ugh......"
Seutas salvia keluar dari mulutku, keluar dari telapak tanganku.
Aku merasa diri ku tercabik karena situasi yang tidak adil dan jijik ini.
Aku mengerang seperti orang yang baru saja minum racun. Melihat itu, si rambut merah muda mendekatiku dengan ekspresi kaget di wajahnya.
"Hei, apa kamu bai....."
Dia berhenti bicara. Dia masih membeku dengan lebih banyak syok yang terlihat di wajahnya saat dia melihat apa yang ada di atas meja.
"Ini......"
Roti biru berjamur, sup busuk.
Berantakan. Tidak ada yang bisa menebak bahwa ini disajikan untuk seorang nona dari keluarga Duke. Bahkan orang biasa tidak akan makan sampah ini untuk sarapan.
Melihat setengah dari makanan itu hilang dan adik tirinya yang pucat menutupi mulutnya.
Wajah si rambut merah muda yang memalingkan wajahnya untuk melihat kembali ke pelayan, berubah menjadi kerutan mengerikan.

"Hei, apa yang baru saja kau berikan padanya?"
"Tu, tuan muda! I, ini, itu...."
Pembantu itu jadi pucat karena aura yang mematikan dan mulai menggigil ketakutan.
'Dia pasti tidak pernah menebak.'
Bagaimana seorang ekstra yang baru saja lewat, bisa menebak bahwa nona palsu yang selalu membuat keributan akan memakan makanan busuk, sengaja disiapkan, tanpa keluhan.
Rambut merah muda itu membentak pelayan yang tidak menjawab dengan benar itu.
"Ini penghinaan yang lebih dari cukup untuk berani mengejek keluarga kami! Seorang pelayan seperti kau, melakukan hal² ini kepada orang yang dia layani.....!"
"Tuan muda! Itu, itu salah paham! Tuan muda!"
"Pergilah! Keluar dari kamar ini!"
"Tu, tuan muda!"
"Aku akan dengan baik hati menjelaskan semua ini kepada ayah dan kakak ku. Apakah ada seseorang di luar sana? Kepala pelayan!"
_____
Translate kuh..
Komen nya ya gaes, perlu itu!
👇🏻👇🏻👇🏻
Komentar
Posting Komentar